Mohon tunggu...
Rahayu Irhami
Rahayu Irhami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar membaca, memahami, menganalisis, menulis, mengajar, menyampaikan dan mempraktikkan

Tema: pendidikan, pendidikan Islam, parenting, parenting islami, sosial kemanusiaan, keagamaan, psikologi anak-dewasa, psikologi perspektif Islam, orangtua, keluarga, hobi, olahraga, pengetahuan umum. Sedang belajar bahasa asing dan kepenulisan artikel serta buku non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

To Be A Productive Person. Why Not?

21 September 2021   00:49 Diperbarui: 21 September 2021   01:04 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia pendidikan dan karier sangat memperhatikan orang yang produktif. Kita juga ingin dilirik karena menjadi orang yang produktif bukan? Kita coba melatih diri untuk menjadi pribadi yang positif ya teman-teman.

Sayangnya, ada fakta yang mengatakan bahwa manusia itu cenderung memiliki sifat kelembaman yang biasanya diawali dengan ciri-ciri seseorang akan sering mengatakan "ya sudah lah begini saja". Nah, kalau sudah begitu, kita perlu waspada nih. Jangan sampai kita terlalu terbiasa dengan kondisi lembam itu.

Orang kalau menuruti sifat kelembaman akan cenderung tidak mau meng-upgrade diri, mencapai banyak hal, dan merasa berat saat menjalani proses menuju mimpi. Kalau sudah begitu, apakah bisa seseorang dikatakan sebagai productive person?

Teman-teman pasti sudah tau bukan? Jika produktif itu menjadi salah satu softskill seseorang yang up to date dan sangat dibutuhkan karena perkembangan zaman yang seperti roket --lajunya sangat cepat-. Baik di dunia persekolahan, perkuliahan, magang, hingga berpengaruh juga pada perkembangan karir seseorang.

Mengapa softskill begitu diperhatikan dalam berbagai lini kehidupan? Ya, karena melatih softskill itu perlu proses yang panjang dan sedikit dipaksakan.

Banyak instansi yang lebih melirik seseorang yang punya softskill keren dibandingkan dengan hardskill yang segudang.

Hal itu bisa dibuktikan dengan adanya program training setiap seseorang diterima di suatu instansi atau perusahaan. Yah, mereka tahu bahwa melatih hardskill akan lebih mudah dibandingkan harus melatih softskill yang proses pembentukannya tidaklah sebentar.

Jadi, coba paksakan sedikit ya teman-teman. Ayo bersama-sama menguatkan diri untuk melawan sifat kelembaman dalam diri kita supaya kita bisa selalu meng-uprgade diri ke arah yang lebih baik.

Sudah siap untuk berlelah-lelah untuk punya  softskill produktif? Semoga mendapatkan pencapaian yang okey ya.

Aku mau sedikit sharing ke teman-teman bahwa point-point why yang aku tuliskan di artikel ini, terinspirasi dari pemaparan bapak Muhammad Safi'i El-Bantanie dalam sebuah workshop online.

Aku merasa akan lebih mudah untuk melatih hardskill and softskill jika sudah menemukan why nya. So... teman-teman bisa pakai tips ini ya supaya tetap konsisten melatih diri dan ketika merasa gagal, kita akan mudah bangkit lagi dengan mengingat why yang sudah kita camkan dalam diri sebelum memulai proses latihan dan pembiasaan hardskill atau softskill itu.

Now, Why Would Be A Productive Person?

Time is limited

Berkaca pada perkataan Hasan Al-Banna, "kewajiban lebih banyak daripada waktu yang kita miliki". Waktu itu terbatas, padahal peluang kebermanfaatan begitu luas dan tak terhitung.

Time can't go back

Coba deh, challenge diri dan perbanyak kebermanfaatan. Itu bisa jadi tips untuk membuka jalan pencapaian yang lain dan memperluas network yang supportifand positif. Coba cek ya, pencapaian apa sih yang sudah teman-teman raih? Dari semua aspek: baik religiusitas, akademik maupun yang lainnya.

Time can't be bought

Orang sekaya apapun, tidak akan bisa dan mampu membeli waktu seseorang. Semuanya rata, sama jatahnya. 24 jam per hari, tidak kurang dan tidak lebih. Nah udah tau nih, kalau waktu itu nggak bisa dibeli. Lalu, kenapa kita masih sering menyia-nyiakan waktu? So... kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Time is investment

Waktu hidup di dunia menjadi ladang kita berinvestasi demi keamanan kehidupan di akhirat kelak. Jangan lupa untuk berinvestasi sebanyak mungkin dengan menjadi pribadi yang bertakwa sebagai modal kita menghadap Allah tabaraka wa ta'ala. Time is fasilitas yang Allah berikan untuk kita, so...gunakan itu dengan sebaik-baiknya, supaya Allah ridha kepada kita dan kita bisa dapat tiket untuk tinggal di surga-Nya.

Introspeksi diri dan meng-upgrade diri kita menjadi bentuk rasa syukur seorang hamba kepada Allah tabaraka wa ta'ala yang telah menciptakan kita dalam bentuk yang sempurna. Karunia Allah itu luas teman, tetaplah bersemangat menggali potensi dan selalu meng-upgradenya.

Say no to "aku tidak bisa", "aku tidak mampu", "aku tidak memiliki potensi". Because, Allah pasti memberikan kelebihan dan kekurangan kepada semua hamba-Nya. So...tugas kita adalah mengemban misi untuk menemukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun