Mohon tunggu...
Di Timur Fajar
Di Timur Fajar Mohon Tunggu... -

Titip salam dari pemilik lapak ini: Aku andaikan mereka dan mereka andaikan aku. Cobalah berempati: merasakan berada pada posisi mereka, maka akan banyak yang bisa kita mengerti dan pahami tentang mereka, tentang kesalahan mereka. Karena kenyataan tidak pernah salah. Tuhan menghadiahi kita akal, bahwa ada kausalitas dalam setiap persoalan. Maka pandai-pandailah menguraikannya." (Rahayu Winette) Jadilah diri sendiri namun tak ada salahnya Anda(i) coba berempati dalam posisi orang lain. (Di Timur Fajar)

Selanjutnya

Tutup

Humor

158). "Apalagi Saya"

18 Mei 2011   22:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:29 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

[caption id="attachment_108668" align="aligncenter" width="300" caption="Sedangkan dengan dia Dea kalah/menang apalagi saya (google gambar malas cari yang lain)"][/caption]

..Bukan bermaksud membanggakan diri (bangga juga sih emang bikin kenyang?) saya suka bercanda memanfaatkan kepintaran Dea dalam beberapa hal. Itu ketika saya kalau ditantang seseorang main tennis meja(waktu itu), adu kecepatan rubik kemarin, dan sekarang kalau ada yang mencoba kemampuan saya bermain catur.

..Untuk ketiga hal itu, misalnya main catur; saya tawarkan dulu kepada orang tersebut:

..“Lawan dulu anak saya Dea, baru mau coba dengan bapaknya!”

..Gampang saja, hanya ada dua jawaban setelah itu. Pertama kalau dia kalah, maksudnya orang itu; Deanya menang. Saya tinggal berucap:

..“Sedangkan dengan anak saya kalah apalagi dengan bapaknya!?”

..Kedua, yang ini sedihnya; ketahuan dah belang saya. Karena kalau dia menang, Deanya kalah; ucapannya hampir sama, cuma:

..“Sedangkan Dea kalah, apalagi saya!”

..By : Cucak

NB: Saya cuma gantian Dea. Di lain waktu Deanya yang suka memamerkan hasil kepintaran bapaknya(pintar nih yee, padahal bawaannya suka telmi). Itu ketika ada pembeli yang berdecak kagum, bagaimana pintu kios sini bisa terbuka secara otomatis dengan trik sederhana. Satu sentakan senar, pintunya terbuka. Lantas sebuah blek berdentang di belakang, pertanda pintu terbuka kalau sampai lupa ditutup. Gitu deh, cucakruwanya. Bye.

Eh, lupa menarik satu sentakan senar yang lain buat menutup pintu tadi; biar blek tadi berhenti berbunyi. Bising jadinya. Soalnya saat ini lagi dengar topic tuyul dari Ustad Nur Maulana(Trans TV). Nah, sempurna sudah kicau cucaknya. Hahihuhehohahaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun