Mohon tunggu...
Gusti Rahayu
Gusti Rahayu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku adalah orang Padang asli yang sekarang lagi belajar di Sekolah Guru Ekselensia Indonesia Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa Parung Bogor. sekarang lagi mencoba belajar jadi guru yang mampu memberi motivasi bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Semua Orang Mau Jadi Guru, Lalu Guru Jadi Apa?

18 November 2013   10:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:01 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingatkah anda cita-cita saat duduk di bangku Sekolah Dasar? Ketika ditanya oleh Bapak atau Ibu guru kita waktu SD dulu? Berbagai harapan dan keinginan yang muncul saat itu. Ada yang mau jadi dokter, polisi, pemain bola dan guru. Ya guru, dianggap profesi yangsangat hebat, guru tau semuanya, guru dianggap dewa yang tahu segalanya.Maka berpaculah orang-orang mau jadi guru.

Tamat sma banyak yang mengambil jurusan keguruan. Berbagai macam pilihan bidang studi keguruan dipilih saat Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Dari yang eksakta, ekonomi dan sosial, tak lain dan tak bukan adalah memilih studikeguruan baik guru SD, SMP, dan SMA. Maka sarjana keguruan pun semakin banyak dan semakin sempitnya lahan pekerjaan sebagai guru. Bahkan yang dari non keguruan pun rela menambah kuliah lagi seperti Akta IV untuk berlomba-lomba menjadi guru. Sarjana non keguruan bisa dengan mudah masuk ke dunia sekolah, seperti sekolah swasta yang berstatus IT, karena sekolah tersebut tidak mencatok guru dari kependidikan ataupun Akta IV saja tetapi banyak yang berlatar belakang sebagai sarjana non keguruan. Sarjana non keguruan pun banyak yang melamar kerja sebagai guru les privat. Di dunia pendidikan saat ini, banyak sarjana keguruan mulai mengepakkan sayapnya dengan mencari tenaga honorer, berbagai macam cara dilakukan untuk bisa menjadi tenaga honorer di sebuah sekolah. Dengan harapan menjadi tenaga honorer dalam beberapa tahun, mudah-mudahan bisa masuk database dan bisa menjadi pegawai tetap.

Upaya pemerintah pun untuk memajukan dunia pendidikan pun tidak sedikit, dimulai dari pembukaan PNS tiap tahun, kenaikan gaji yang tidak sedikit, berbagai macam tunjangan-tunjangan, tunjangan sertifikasi, dan begitu banyak tambahan-tambahan nominal yang masuk ke saku pegawai. Belum lagi jika guru tersebut naik pangkat, sudah terbayang berapa banyak harga yang dikeluarkan pemerintah demi majunya derjat pendidikan di Indonesia dan untuk kesejahteraan pegawai untuk lebih bersemangat untuk mentransfer ilmu yang dipelajari dibangku kuliah kepada calon pemimpin-pemimpin bangsa yang haus akan ilmu agar bisa menapaki masa depan yang lebih baik. Apabila guru tersebut mengabdi di perbatasan Indonesia. Gaji guru diperbatasan pun ditambahkan dengan berbagai tambahan tunjangan, seperti tunjangan daerah terpencil, tunjangan daerah perbatasan, fasilitas laptop dan kendaraan gratis. Semua itu tidak bukan dilakukan untuk memberi semangat dan menjadikan guru lebih berkompeten dalam bidangnya.

Dilihat dari profesi sebagai guru, jam bekerja hanya sampai jam makan siang, apalagi sebagai guru SD. Apabila telah sampai pada jadwal liburan, otmatis sebagai guru akan libur juga.  Oleh karena itu semakin banyak para sarjana ingin menjadi guru, tetapi hal itu malah semakin baik, dikarenakan anak-anak yang haus akan ilmu semakin terbantu dalam mewujudkan cita-cita mereka.

Suatu pertanyaan akhirnya timbul dibenak saya. Jika semua orang ingin jadi guru, baik sarjana keguruan maupun sarjana non keguruan, lalu guru jadi apa??? Ternyata jawabannya sangat mudah. Guru pun akan jadi BANYAK.Hehehe..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun