Pembuktian pada diri, inilah yang sedang kulakoni. Ada sedikit kepanikan,takut mereka tidak mengerti apa yang kusampaikan ,tapi penuh semangat dan berbagai macam pikiran teradukbercampur jadi satu. Disaat kondisi yang diinginkan tak seperti kenyataan nya. Aku yang masih tertatih untuk berjalan, dihadapkan pada umur yang semakin bertambah, mengharuskan ku untuk lebih giat belajar berlari. Berlari menuju finish yang masih samar-samar. Tapi kuyakin diakhir perjalanan itu ada asa yang begitu indah.
Bertemu malaikat kecil yang apa adanya, polos tanpa rasa dosa. Seakan diri ini kembali membuka lembaran usang yang sudah lama tak kulihat. Meraba kembali helai demi helai tatanan kehidupan lalu. Aku tersentak, tiba-tiba masa itu kutemukan disudut memori yang hampir berkarat pintunya, kunci nya pun kutemukan. Perlahan-lahan kubuka pintu itu, lalu kuputuskan untuk melihat jauh kedalam. Apa yang kutemukan, ruangannya berdebu. Pengap seolah hampa udara.
Kini tugasku adalah bagaimana membersihkannya, menata kembali perabotannya agar orang yang ingin masuk ikut berbahagia. Yah..aku harus mulai memasuki istana mereka, bertemu dengan mereka dan mengajak mereka ke gubuk ku. Aku ingin mereka tau ini lah aku, duniaku, dan aku ingin menghabiskan sisa hidupku ini bersama mereka. Agar mereka bisa bertahan disaat aku tak lagi disisi mereka. Mereka bisa lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H