Mohon tunggu...
Ramlis Harman Susanto
Ramlis Harman Susanto Mohon Tunggu... -

senang menulis, ngeblog dan memotret dengan HP :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Galau, Sekolah Harus Punya BK-Guru

12 November 2012   04:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:35 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru bukanlah sosok manusia yang sangat sempurna. Meskipun seorang guru telah menempuh berbagai macam tingkatan pendidikan, namun tak akan terlepas seorang guru dari sebuah "MASALAH". Intern maupun Ekstern sifat masalahnya akan sangat berpengaruh terhadap ke-profesionalan guru dalam mendidik siswa. Guru selama ini dipandang sebagai sosok yang perfect, penyabar dan selalu baik hati. Namun apakah semua itu benar adanya?

Tidak, banyak sekolah-sekolah di segala penjuru Indonesia ini mempunyai masalah yang sama, yaitu masalah guru yang berkelakuan tidak profesional. Apa saja kelakuan seorang guru yang tidak profesional itu? Inilah dia :


  1. Tidak cocok dengan teman seprofesi, sifat yang mudah tersinggung dan sering tidak mudah untuk dinasehati.
  2. Sering membantah pinpinan (kepala sekolah), kepala sekolah merupakan pimpinan yang harus ditaati peraturannya bukannya untuk dilanggar atau malah melawan berkelahi kepala sekolah.
  3. Tidak ramah terhadap siswa, dari seratus orang guru akan ada 2-5 orang guru yang tidak begitu ramah terhadap muridnya, parahnya lagi malah ada guru yang mengintimidasi siswa.
  4. Sifat lainnya >>


Dalam kasus seperti ini, hendaknya dinas pendidikan menyedikan tenaga BK-Guru (Bimbingan Konseling) khusus untuk guru dalam lingkungan sekolah yang dia bina. Bisa saja Seorang BK-Guru membina 3-5 sekolah dalam cakupan lingkungan setempat. Kenapa BK-Guru seharusnya ada? Karena banyak kepala sekolah yang tidak terlalu bisa mengatasi permasalahan yang muncul pada pribadi guru di sekolahnya. Ada faktor kasihan, faktor moral dan faktor kekeluargaan yang membuat kepala sekolah terlihat sedikit lemah dalam kasus ini.

Semoga dengan adanya BK-Guru kasus yang timbul antara guru sesama guru, guru dengan murid, guru dengan wali murid atau guru dengan kepala sekolah/komite sekolah dapat teratasi, dan semoga seorang BK-Guru dapat menjadi seseorang yang disegeni dalam lingkungan sekolah setelah Kepala Sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun