Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Cuti Sehari Selamanya Menginspirasi

1 September 2016   23:53 Diperbarui: 2 September 2016   00:28 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(beberapa momen yang tertangkap oleh kamera relawan fotografer. Keceriaan, semangat dan motivasi tampak jelas di wajah mereka)

Tidak kehabisan akal dengan dalih membakar semangat, saya mencoba untuk membuat kondisi kelas kembali kondusif, ajakan untuk duduk dengan manis ala guru guru saya di SDN Wates 6 Mojokerto pun menyeruak di benak. Tanpa pikir panjang saya mengajak mereka untuk duduk tertib dan manis dan siapa yang paling tertib akan mendapat piagam cita cita tersebut lebih awal, dan berhasil…..

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Setelah mendapatkan pigam cita cita sayapun mengajak mereka untuk foto bersama, dan seketika itu pula kembali suasana menjadi semakin tak terkendali. Ada yang naik diatas meja, ada yang naik diatas kursi ada yang naik diatas temannya dan ada pula yang naik diatas saya. Hahahaha…..dan menurut saya itu sungguh sangat….. menyenangkaaaaaannnn!!!! Hahahaha..

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Berbagai mimpi berbagai macam cita cita menyeruak di tulisan mereka, yang semulanya ada yang ingin jadi dokter ada yang berubah menjadi presiden namun lucunya tak ada satupun yang ingin jadi wakil presiden. Dokter, polisi, tentara, guru, arsitek, pemain sepak bola masih menjadi favorit mereka, daaaaann hanya satu orang yang mengangkat tangan ketika saya bertanya siapa yang mau jadi pegawai bank. Lumayan berhasil karena diawal tidak ada sama sekali yang mengangkat tangan ketika saya memberi pertanyaan yang sama.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Setelah menyelesaikan jam terakhir bermain di kelas, saya mengajak mereka menuju ke lapangan sekolah untuk bergabung dengan seluruh murid kelas 4,5,6 dan seluruh rombel kami siang itu. Bisa dibayangkan waktu menunjukan sekitar pukul 11 siang, matahari sedang gagah gagahnya dan murid murid SDN Jajar tunggal 1 sedang semangat semangatnya woooowww…..butuh kerja ekstra keras untuk menertibkan mereka supaya mau bergantian menggantungkan daun cita cita di ranting ranting pohon impian.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Setelah berjibaku dengan pohon impian,seluruh relawan mengajak mereka untuk berkumpul di lapangan dan melaksanakan penutupan kegiatan di hari itu. Silahkan saja dibayangkan betapa “nikmat”nya bercengkerama dengan mereka dan mengatur mereka untuk mau mengikuti instruksi dari kami. Kak radit siang itu menjadi penanggung jawab merangkap mc merangkap role model untuk melaksanakan game terakhir hari itu. Kami mengajak mereka untuk membuat satu lingkaran besar mengelilingi lapangan. Akhirnya setelah melalui keringat yang membentuk butiran jagung dan menghiasi sekujur tubuh kami berhasil.

Mas radit mulai memberi instruksi untuk melakukan games yang diberi nama ‘Tugu Pahlawan”. Mungkin rekan rekan sudah sering mendengar permainan ini, jika memang belum pernah tau dan pengen tau monggo silahkan hubungi mas radit saja, karena kalau saya menjelaskan permainan ini butuh sekitar 10 paragraf lagi. Hhahahhaa. Nah silahkan disimak momen momen keseruan games ini.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Seruuu kan?? Selain bermain game tugu pahlawan, mereka berinisiatif menghibur kami dengan menyanyikan yel yel sekolah mereka, isinya positif sekali kalo saya tidak salah tangkap intinya tentang mencintai lingkungan, menanam pohon, menjaga kebersihan dan buang sampah pada tempatnya. Pesan yang sejalan dengan materi yang sempat saya singgung di kelas kelas yang saya masuki. Ya kepedulian, antusias dan kreatifitas menjadi tema saya hari ini, karena dengan ketiga hal tersebut bukan tidak mungkin kita menjadi pribadi yang lebih baik, semua masalah sikap, yes absolutely “attitude is the most important thing”.

Kami mengakhir hari ini dengan foto bersama, kebanyakan dari mereka juga menyempatkan diri untuk bertegur sapa dengan kami, tak henti hentinya mengucapkan terima kasih, dan sebagian dari mereka juga meminta nomer telepon pribadi kami. Tentu dengan senang hati kami memberikannya. Dan yang membuat kami cukup tercengang adalah mereka meminta id dari sosial media kami, entah itu intagram atau facebook. Yak kami terbangun dari tidur dan sadar bahwa kami sedang berada di surabaya dan sosial media sudah menjangkit ke berbagai generasi di kota ini.

(beberapa momen yang tertangkap oleh kamera relawan fotografer. Keceriaan, semangat dan motivasi tampak jelas di wajah mereka)
(beberapa momen yang tertangkap oleh kamera relawan fotografer. Keceriaan, semangat dan motivasi tampak jelas di wajah mereka)
(beberapa momen yang tertangkap oleh kamera relawan fotografer. Keceriaan, semangat dan motivasi tampak jelas di wajah mereka)
(beberapa momen yang tertangkap oleh kamera relawan fotografer. Keceriaan, semangat dan motivasi tampak jelas di wajah mereka)
(beberapa momen yang tertangkap oleh kamera relawan fotografer. Keceriaan, semangat dan motivasi tampak jelas di wajah mereka)
(beberapa momen yang tertangkap oleh kamera relawan fotografer. Keceriaan, semangat dan motivasi tampak jelas di wajah mereka)
(Momen foto bersama rombongan belajar dengan seluruh murid SDN Jajar Tunggal 1 Kelas 4,5 dan 6)
(Momen foto bersama rombongan belajar dengan seluruh murid SDN Jajar Tunggal 1 Kelas 4,5 dan 6)
Merdeka, Menginspirasi, Memberi Arti. Begitu tautan yang didengungkan Kelas Inspirasi Surabaya 4. Sungguh program turunan dari Indonesia Mengajar cetusan Pak Anies Baswedan ini membuat banyak hati tergerak, saya tidak pernah membayangkan gerakan ini menjadi begitu besar dan begitu masif di negeri ini. Banyak relawan saling berlomba untuk mendapatkan kesempatan ini walau hanya sehari, begitu pula dengan saya. 

Kegagalan menjadi relawan di KI Lumajang 2 tahun lalu dan kegagalan itu kembali terulang di KI Lamongan setaun yang lalu tidak menyurutkan kerinduan saya. Bermodal nekat dan sedikit pengalaman mengajar yang saya peroleh dari FKIP Bhs Inggris Unika Widya Mandala tercinta membuat saya pantang pulang sebelum mengajar. Hahahahaha.

Mungkin tulisan ini cukup mewakili curahan hati saya yang berbinar binar hari itu, terimakasih yang tak terhingga saya haturkan untuk rekan rekan relawan yang luar biasa, dan di hari itu pula kalian saya anggap keluarga baru saya. Kalian hebat kalian gila kalian luar biasa kalian benar benar menginspirasi! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun