Secara keseluruhan, perubahan dalam cara klub-klub polo beroperasi, serta semakin terbukanya kesempatan bagi berbagai kalangan, telah mengubah wajah olahraga ini.
Dalam banyak kasus, asosiasi polo internasional juga berkomitmen untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keterlibatan dari negara-negara yang sebelumnya tidak memiliki tradisi polo kuat.
Salah satu inisiatif yang berkembang adalah penciptaan turnamen untuk pemula dan amatir, yang membuka kesempatan bagi orang-orang dari berbagai latar belakang untuk belajar dan bersaing.
Sebagai contoh, dalam laporan oleh World Polo Foundation pada 2022, sekitar 40 persen pemain polo yang berkompetisi dalam turnamen tingkat pemula berasal dari negara-negara berkembang, yang sebelumnya tidak banyak terwakili dalam dunia polo.
Ini menunjukkan bahwa polo berkuda semakin diterima dan diminati oleh beragam kalangan.
Polo Berkuda untuk Semua
Meski awalnya memang melibatkan kalangan bangsawan dan Kerajaan, namun pandangan yang menyatakan bahwa polo hanya untuk kalangan bangsawan kini semakin usang.
Melalui perubahan dalam struktur organisasi, peluang beasiswa, dan popularitas yang berkembang di kalangan masyarakat umum, polo berkuda telah membuka pintu untuk siapa saja yang ingin berpartisipasi dalam olahraga ini, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi mereka.
Hal ini menggambarkan betapa dinamisnya dunia polo dan bagaimana olahraga ini kini lebih inklusif.
Realitas polo berkuda ini idealnya harus dikembangkan dengan tepat, agar dapat menghapus stereotip elitis dan membuka lebih banyak peluang bagi mereka yang memiliki bakat dan minat, namun tidak datang dari latar belakang bangsawan atau kaya.
Dengan artikel ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami bahwa polo berkuda bukanlah olahraga yang hanya diperuntukkan bagi kalangan tertentu, tetapi juga merupakan olahraga yang dapat diakses oleh semua orang.*