Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Nelayanku Sayang, Nelayanku Malang: Di Balik Glorifikasi Pembongkaran Pagar Laut

23 Januari 2025   15:02 Diperbarui: 23 Januari 2025   18:32 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nelayan mendorong perahu saat akan melaut di Pantai Nambangan, Surabaya (Foto: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)

Angka kemiskinan sangat tinggi mencapai 43,13 persen; Sebanyak 12 persen adalah nelayan buruh (nelayan yang bekerja pada nelayan juragan yang memiliki kapal); upah yang diterima nelayan buruh jauh di bawah upah minimum kota (UMK); dan ketergantungan nelayan terhadap alam sangat tinggi.

Kondisi tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian Najib dan kawan-kawan bertajuk, "Masyarakat pesisir di Desa Kuranji Dalang Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat" (Najib et al, 2024).

Penelitian lainnya datang dari Deshinta Vibriyanti, dimana hasil empirik menunjukkan bahwa kondisi pendidikan nelayan di Kota Tegal, Jawa Tengah yang rendah menyebabkan nelayan memiliki hambatan dalam mengakses berbagai program-program pemberdayaan dari pemerintah (Vibriyanti, 2014).

Disertasi tahun 2020 dari Gita Mulyasari, UGM yang meneliti tentang kemiskinan nelayan di wilayah pesisir Jawa Tengah dan Bengkulu menemukan fakta-fakta:

1. Jenis dinding tempat tinggal nelayan terbuat dari kayu berkualitas rendah, dinding rumah tidak diplester, tingkat pendidikan rendah, dan sulitnya untuk mendapatkan akses air bersih.

2. Indikator kerentanan penghidupan meliputi penurunan tangkapan, pendapatan nelayan, biaya operasional, rumah tangga miskin, pendapatan di luar sektor perikanan, ukuran kapal, dan kapasitas tangkapan.

3. Nelayan memiliki pemahaman yang terbatas tentang perubahan iklim.

4. Terdapat hubungan antara pemahaman perubahan iklim terhadap kemiskinan dan kerentanan penghidupan nelayan baik di pesisir Jawa Tengah maupun di pesisir Bengkulu.

5. Nelayan di pesisir Jawa Tengah dan Bengkulu memiliki tingkat adaptasi yang rendah terhadap perubahan iklim.

6. Kehidupan nelayan yang miskin dan keterbatasan sumber daya, menyebabkan rendahnya tingkat adaptasi nelayan.

Terbaru. Karena meningkatnya aktifitas di wilayah pesisir dan laut, ditemukan logam berat Timbal (Pb) dan dan Tembaga (Cu) pada organisme seperti Udang putih, Rajungan, Kerang bulu, dan Gastropoda yang ditangkap di perairan Tegal dan Semarang (Suryono & Indardjo, 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun