Penyebab lainnya adalah kurangnya inovasi dan investasi. Pemda cenderung kurang berinovasi dalam mencari sumber pendanaan alternatif untuk mendukung keberlanjutan transportasi publik.
Akumulasi dari faktor-faktor penyebab krisis tersebut tentu akan membawa dampak yang tidak sepele. Krisis transportasi publik, jika dibiarkan tanpa ada upaya serius untuk mencari jalan keluarnya dapat berubah menjadi krisis sosial yang berkepanjangan.
Dampak Krisis
Setiap daerah tentu akan memiliki dampak yang beragam, tergantung dari kompleksitas persoalan. Misal di Jakarta, tentu dampaknya akan berbeda dengan daerah lain yang lebih sedikit jumlah penduduknya.
Namun secara umum dampak yang dapat dirasakan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya Kemacetan: Dengan berkurangnya layanan transportasi publik, masyarakat cenderung beralih ke kendaraan pribadi, yang memperburuk kemacetan di kota-kota besar.
2. Biaya Transportasi Meningkat: Pengurangan layanan BTS membuat masyarakat harus mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk transportasi, sering kali mencapai beberapa kali lipat dari sebelumnya.
3. Dampak Lingkungan: Peningkatan penggunaan kendaraan pribadi juga berdampak pada polusi udara dan konsumsi bahan bakar minyak subsidi yang lebih tinggi.
Solusi untuk Mengatasi Krisis
Setiap tawaran solusi, apapun bentuknya, seyogyanya disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Tidak bisa digeneralisasi. Ada Solusi yang mungkin efektif di satu tempat, namuun kurang efisien. Begitu juga sebaliknya.
Berikut di bawah ini, penulis mencoba membagikan beberapa ide dari berbagai sumber yang mungkin dapat memantik diskusi solutif bagi pemerintah. Tentu ide ini juga harus disesuaikan dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.