Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hari Ini, 51 Tahun yang Lalu

15 Januari 2025   23:45 Diperbarui: 15 Januari 2025   23:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AKSI MALARI (Limabelas Januari) 1974 di sepanjang Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat (Sumber: Kompas.com)

Pada sore hari tanggal 15 Januari, demonstrasi yang awalnya damai berubah menjadi kerusuhan. Aksi itu sebenarnya merupakan lanjutan dari aksi demonstrasi yang dimulai pada 14 Januari di Bandara Halim Perdanakusuma.

Namun mahasiswa tidak dapat menerobos masuk karena penjagaan ketat oleh aparat keamanan. Pada hari berikutnya, demonstrasi berlangsung di berbagai lokasi di Jakarta, termasuk Istana Negara dan Kedutaan Besar Jepang.

Tuntutan utama para demonstran meliputi pembubaran lembaga Asisten Pribadi Presiden (Aspri), pengurangan harga kebutuhan pokok, dan pemberantasan korupsi (Kompas.id, 2019).

Provokasi oleh pihak-pihak tertentu diduga memperburuk situasi, menyebabkan pengrusakan dan pembakaran kendaraan serta bangunan. Dalam kerusuhan ini, sebelas orang tewas, ratusan lainnya terluka, dan ribuan ditangkap.

Kerusuhan meluas ke pusat perbelanjaan di Jakarta dan berakhir dengan banyaknya kerugian material serta dampak sosial yang signifikan.

Awal Mula

Peristiwa Malari, singkatan dari "Malapetaka Lima Belas Januari," terjadi pada tanggal 15 Januari 1974 dan merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia, terutama di era Orde Baru.

Peristiwa ini berawal dari kedatangan Perdana Menteri Jepang, Tanaka Kakuei, ke Indonesia, yang memicu demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa dan aktivis.

Mereka mengekspresikan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap pro-investor asing, terutama Jepang, serta menuntut perbaikan dalam hal korupsi dan harga barang yang terus meningkat.

Setelah peristiwa ini, Presiden Soeharto mengambil langkah-langkah tegas dengan mencopot beberapa pejabat tinggi militer dan intelijen yang dianggap bertanggung jawab atas kerusuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun