Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Masa muda aktif menggulingkan pemerintahan kapitalis-militeristik orde baru Soeharto. Bahagia sbg suami dgn tiga anak. Lulusan Terbaik Cumlaude Magister Adm. Publik Universitas Nasional. Secangkir kopi dan mendaki gunung. Fav quote: Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Resmi! Indonesia Anggota Penuh BRICS: Harapan dan Tantangan

7 Januari 2025   20:08 Diperbarui: 7 Januari 2025   20:08 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo hadiri KTT G20 di Brasil, 19/11/2024 (Sumber: setneg.go.id)

Proses ini dimulai ketika Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, secara resmi menyampaikan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia, pada 24 Oktober 2024.

Pernyataan ini menandai awal dari proses aksesi Indonesia ke dalam blok ekonomi tersebut.

2. Status Mitra

Setelah pernyataan tersebut, Indonesia ditetapkan sebagai salah satu dari sembilan negara yang disetujui untuk bergabung sebagai mitra BRICS pada Desember 2024.

Status ini memberikan Indonesia kesempatan untuk terlibat lebih aktif dalam diskusi dan kegiatan BRICS tanpa menjadi anggota penuh.

3. Dukungan dari Anggota BRICS

Selama pertemuan puncak BRICS di Johannesburg pada Agustus 2023, para pemimpin negara anggota menyetujui pencalonan Indonesia sebagai calon anggota.

Brasil, yang memegang kepresidenan BRICS pada tahun 2025, kemudian mengumumkan secara resmi penerimaan Indonesia sebagai anggota penuh setelah mencapai konsensus di antara semua anggota.

4. Keputusan Akhir

Keputusan akhir mengenai penerimaan Indonesia sebagai anggota penuh diambil berdasarkan mufakat dari semua negara anggota BRICS.

Ini menunjukkan komitmen bersama untuk memperkuat kerjasama di antara negara-negara berkembang dan mendukung reformasi lembaga-lembaga tata kelola global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun