Nganjuk -- Â Tembang dolanan menjadi salah satu peran penting untuk pelestarian budaya Jawa di Indonesia. Sasaran utama dari mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) khususnya jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang sedang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Kelompok 53 di Desa Bajulan, Kabupaten Nganjuk, yakni siswa dan siswi SDN 1 Bajulan.
Tujuan sosialisasi dan edukasi tembang dolanan di SDN 1 Bajulan untuk membentuk dan mengenalkan budaya Jawa. Disisi lain, harapan dari kami (mahasiswi KKN-T jurusan Bahasa dan Sastra Jawa) siswa siswi tersebut bisa membuat lagu sendiri untuk Desa Bajulan. Agar Desa Bajulan tidak hanya terkenal dengan "Desa Wisata", tetapi juga terkenal dengan lagu yang bertemakan desa Bajulan karya anak- anak Desa Bajulan sendiri.
Pada kegiatan sosialisasi edukasi ini, media yang digunakan yakni LCD dan video interaktif. Sehingga terkesan menarik perhatian siswa dan siswi untuk selalu fokus ke dalam materi yang diberikan. Pengenalan pertama dengan menjelaskan dan memberikan pengertian apa yang dimaksud dengan tembang dolanan. Karena, sebelum pelaksanaan sosialisasi edukasi tembang dolanan pada siswa dan siswi SDN 1 Bajulan, kami selaku mahasiswi KKN-T merasa kurang terbentuknya jiwa cinta budaya lokal. Atas dasar tersebut kami memberikan sosialisasi edukasi secara mendasar dengan memperkenalkan tembang dolanan.
Kemudian pengenalan kedua dengan mengajak siswa dan siswi untuk menyanyikan beberapa lagu daerah yang nantinya akan dinyanyikan bersama- sama terlebih dahulu. Setelah dinyanyikan bersama- sama, dari kami (mahasiswi KKN-T jurusan Bahasa dan Sastra Jawa) mengajukan pertanyaan "sapa sing gelem nembang neng ngarep kanggo nyontohake ing kanca- kancane?". Vera, menjadi salah satu siswi yang memberanikan diri untuk bernyanyi di depan teman- temannya.
Penilaian dari kacamata kami (mahasiswi KKN-T jurusan Bahasa dan Sastra Jawa) siswa dan siswi sangat antusias dalam berpartisipasi menyanyikan sebuah lagu daerah. Salah satu lagu daerah yang dinyanyikan yakni, Suwe Ora Jamu diciptakan oleh R.C. Hardjosubroto yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebelumnya, salah satu tenaga pendidikan yang pada saat itu memberikan izin yakni Ibu Wiji Astutik selaku Kepala Sekolah SDN 1 Bajulan sangat mendukung adanya "Sosialisasi Edukasi Tembang Dolanan", dengan begitu membuat lancarnya acara yang sudah kami (mahasiswi KKN-T jurusan Bahasa dan Sastra Jawa) rancang jauh- jauh hari. Beliau mengatakan bahwa "Iya, boleh Mbak.  Kebetulan kami juga kekuranga tenaga pendidik disini" ujar Ibu Wiji ketika kami (mahasiswi KKN-T jurusan Bahasa dan Sastra Jawa) meminta izin untuk mengadakan sosialisasi  edukasi di SDN 1 Bajulan di ruang kantor, Senin (27/3/2023). Respon yang diberikan Bu Wiji membuat kami (mahasiswi KKN-T jurusan Bahasa dan Sastra Jawa) semakin bersemangat dalam memberikan ilmu yang sebelumnya sudah kami dapat baik dari kampus dan dari luar kampus.
Walaupun sosialisasi edukasi ini hanya dilakukan dalam seminggu tiga kali, yang dilaksanakan pada tanggal selasa (28 Maret 23), rabu (29 Maret 23), dan berakhir di hari sabtu (1 April 23) tidak menggugurkan perizinan dari pihak Ibu Wiji dan tenaga pendidik lainnya dalam pelaksanaan kegiatan kami (mahasiswi KKN-T jurusan Bahasa dan Sastra Jawa). Justru dari pihak Ibu Wiji dan tenaga pendidik lainnya sangat senang karena sedikit banyaknya siswa dan siswi yang berada di SDN 1 Bajulan mengenal dan merasa teredukasi mengenai tembang dolanan dengan serius namun santai.
Apresiasi untuk beberapa anak yang sudah memberanikan diri dan aktif di kelas, kami (mahasiswi KKN-T jurusan Bahasa dan Sastra Jawa) memberikan makanan ringan. Kemudian untuk yang lebih aktif akan diberikan satu paket alat tulis pada saat di akhir pertemuan.
(rap)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H