Mohon tunggu...
Rahadi
Rahadi Mohon Tunggu... Guru - Ikhlas Sabar Tawakal

Rahadi pekerjaan guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Koin untuk Irfan

23 Oktober 2021   08:43 Diperbarui: 23 Oktober 2021   08:44 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah bel istirahat berbunyi, Nisa buru-buru memanggil timnya. "Ayo teman-teman, kita hitung bersama uang sumbangannya," ajak Nisa. "Sini, aku yang hitung," sahut Roni sambil merebut kaleng yang dipegang Ratmi. "Roni, gak boleh begitu. Kita hitung bareng-bareng," tangkas Nisa.

Kemudian, Nisa bersama timnya menghitung hasilnya bersama-sama. "Alhamdulilah dapat tiga ratus lima puluh dua ribu, "teriak Ratmi. "Alhamdulilah, terus bagaimana teman-teman? "sahut Nisa. "Ya, kita laporkan dulu ke kepala sekolah, "sambung Tono. "Yuk, mumpung belum masuk, kita menghadap kepala sekolah," ajak Nisa.

Nisa bersama temannya langsung menghadap kepala sekolah. Bapak kepala sekolah terlihat senang dengan aksi mereka. Bapak kepala sekolah dan guru-guru juga ikut memberikan bantuan.Atas saran bapak kepala sekolah aksi pengumpulan koin untuk Irfan diteruskan ke masyarakat sekitar sekolah. Benar juga, masyarakat lingkungan sekolah juga mau memberikan bantuan untuk Irfan.

Setelah jam sekolah selesai, Nisa dan temannnya melanjutkan aksinya ke masyarakat sekitar sekolah. Dengan semangat empat anak itu mendatangi warga dari rumah ke rumah tanpa kenal lelah.

"Teman-teman, kayanya sudah semua rumah sudah kita datangi, mari kita istirahat dulu, "kata Nisa kepada teman-temannya. "Benar, teman-teman, sambil kita hitung uang ini, "timpal Ratmi.

Keempat anak kelas tiga itu menghitung perolehan uang yang akan disumbangkan kepada temannya. "Wah, kita dapat banyak uang. Ini di aku ada seratus lima puluh ribu, "ungkap Roni. "Di aku, seratus ribu," sahut Tono. "Ayo, kita gabungkan semuanya. Ratmi coba dihitung semuanya!" perintah Nisa. "Oke, seratus lima puluh, ditambah seratus, ditambah di aku, seratus dua puluh, ditambah yang dari Nisa dua ratus ribu. Jadi semua lima ratus tujuh puluh ribu, "sahut Ratmi. "Alhamdulilah.., " teriak keempat anak serempak. "Jadi kalau ditambahkan uang yang dari temen kita tadi tiga ratus lima puluh dua ribu, semuanya ada sembilan ratus dua puluh dua ribu rupiah, "ungkap Nisa. "Alhamdulillah," sahut teman-teman Nisa. "Baik teman-teman. Uangnya disimpan Ratmi dulu. Besok kita laporkan ke kepala sekolah. Sekarang kita pulang dulu ya, "kata Nisa.

Keempat anak itu, pulang ke rumah masing-masing. Dalam hati mereka merasa senang mendapat pengalamn baru yang tidak akan terlupakan.

Keesokan paginya di sekolah, Nisa bersama teman-temannya menghadap kepala sekolah mereka melaporkan jumlah uang yang sudah terkumpul. Terlihat wajah kepala sekolah sangat gembira.

Nisa dan teman-teman minta ijin untuk melanjutkan aksinya ke sekolah tetangga. Bapak kepala sekolah mengizinkan. Setelah diizinkan, Nisa bersama timnya mendatangi sekolah terdekat. Ada tiga sekolah yang kami datangi. Alhamdulilah, kepala sekolah tetangga memberikan izin. Nisa bersama teman-teman mengedarkan kaleng koin untuk Irfan dari kelas ke kelas. Makin banyak uang yang terkumpul. Setelah selesai semua Nisa bersama teman-teman melaporkan hasil pengumpulan uang kepala sekolah dan gurunya. Hasilnya semuanya mencapai satu juta sembilan ratus rupiah. Kepala sekolah dan para guru merasa senang dan bangga kepada Nisa dan teman-temannya.

" Kalian sudah melaksanakan aksi yang bagus. Inilah nilai kasih sayang. Kalian sudah melaksanakan nilai kasih sayang sesama teman. Dunia akan damai bila semua orang memiliki rasa kasih sayang seperti kalian," kata kepala sekolah.

Kata-kata kepala sekolah tadi rasanya menyiram rasa capai Nisa dan teman-temannya. Kata terakhir bapak kepala sekolah yang masih terngiang terus adalah kalimat dunia akan damai bila semua orang mempunyai nilai kasih sayang seperti kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun