Mohon tunggu...
Rahadian AlyaAulia
Rahadian AlyaAulia Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa Universitas Komputer Indonesia

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pilu! Ibu Empat Anak Meninggal Saat Menyetrika, Begini Ceritanya

9 Februari 2023   20:53 Diperbarui: 9 Februari 2023   20:56 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poto rumah korban (poto : Rahadian Alya )

Apa yang biasanya orang lakukan dalam keadaan malas mencuci atau pun menyetrika ? tentunya orang -- orang biasanya menyewa jasa laundry karena harganya yang terjangkau dan efesien waktu. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kecelakaan kerja sering terjadi, begitu juga hal nya dengan salah satu laundry yang ada di jalan Hj. Juanda Bandung, yang dimana salah satu pekerja meninggal di akibatkan ledakan gas saat sedang menyetrika.

Menurut saksi setempat kejadian tersebut dikarenakan adanya kelalaian pekerja, yang dimana saat sebelum kejadian karyawan di shift malam sudah menyimpan tabung gas di dalam kamar mandi yang kemungkinan tabung itu sudah bocor, saat pagi hari dimana korban bekerja, ia tidak mengetahui hal tersebut yang sehingga korban langsung mengerjakan pekerjaannya seperti menyelakan pengering dan menyetrika, yang dimana adanya percikan api sehingga menyebabkan ledakan.

Menurut beberapa warga setempat peristiwa ini terjadi pada hari Kamis, 12 /01/23. Kejadian ini di mula saat para warga melihat adanya kobaran api keluar dari pintu laundry di sambung oleh korban yang berlari keluar sambil meminta tolong meminjamkan kamar mandi untuk menyirami tubuhnya yang masih terbakar kobaran api. Saat keluar keadaan korban masih bisa berjalan namun bagian mata dan mulut sudah menyatu dan bagian badan yang dimana bajunya sudah menempel dengan kulit dikarenakan terkenanya kobarin api, akhirnya korban dilarikan ke rumah sakit RSHS untuk segara diberikan pengobatan.

Diberitahukan bahwa di hari pertama korban masih bisa di ajak berbicara dengan bahasa tubuh, dikarenakan mata dan mulutnya sudah tidak bisa terbuka dan kulitnya sudah mengeras di akibatkan luka bakar sehingga suntikan infus susah masuk, maka tindakan akhir untuk pemasukan nutrisi di berikan kepada korban melalui kerongkongan. Dengan keadaan luka kabar Sebanyak 80% ini dokter menyarankan untuk segera mengamputasi bagian tangan dan kaki dikarenakan sudah tidak adanya kemungkinan untuk sembuh.

Namun, keluarganya meminta untuk tidak melakukan hal tersebut, ditakutkan bahwa korban akan merasa malu dan sedih.

Namun sangat di sayangkan pada hari Rabu, 18/01/23, korban bernama Nita Lusiawati (38 tahun) meninggal dunia diakibatkan luka bakar sebanyak 80%, dan meninggalkan 4 orang anak, tiga di antaranya masih balita dan satu sudah SMA, beliau membiayai hidup anaknya seorang diri dikarenakan sudah bercerai dengan mantan suaminya.

Menurut Bu Ade (49 tahun) ia berpandangan bahwa terjadinya kejadian ini dikarenakan 2 unsur yaitu tidak sengaja dan adanya kelalaian. "Kalo kata Ibu mah adanya kelalaian, kenapa harus naro gas bocor di dalam kamar mandi? Kenapa gak kasih tau karyawan lain, seandainya ada pemberitahuan pasti gak akan terjadi hal yang gak enak kaya gini." Ujarnya

Menurut Pak Indra Wardana (36 tahun ) salah satu donator dari organisasi setempat, menurut pendapatnya berkaitan dengan Laundry tersebut" Lebih hati - hati dalam menggunakan alat laundry nya, harus di chek secara rutin, lebih ke harus adanya rutinitas service." Ujarnya (02/02/23)

Menurut Pak Yusan (43 tahun) dilihat dari kejadian ini kita sebagai manusia harus berhati -- hati. " Harus lebih memerhatikan karyawan dan alat -- alat yang digunakan apa masih layak atau tidak, harus di chek agar tidak ada kecelakaan karyawan seperti ini karena kan menyangkut nyawa seseorang." Ujarnya (03/02/23).

Menurut Pak Asep (46 tahun ) selaku tetangga korban, keluarga serta anaknya, masih dalam keadaan trauma dengan kejadian yang di alami oleh Nita . "Saya mah ikut prihatin karena keluarganya dalam keadaan tidak mampu, ikut merasa kehilangan juga di tambah saya prihatin sama anak -- anaknya karena masih kecil -- kecil, ada yang belum sekolah dan ada yang masih SD ada juga yang udah SMA" Ujarnya (02/02/23)

Begitu juga menurut pendapat Ibu Siti Sadiah (37 tahun), menurut pandangan nya berkaitan dengan hal ini yaitu, "Saya merasa miris gitu, kenapa ga ada keamanan, kasihan anak - anaknya untuk biaya sehari -- hari nya gak ada yang nanggung."

Dengan terjadinya kejadian tersebut owner laundry bertanggung jawab dengan membayarkan biaya rumah sakit serta pemakaman korban, begitu juga para warga Bangbayang yaitu tempat korban tinggal berbondong -- bondong memberikan sumbangan berupa uang tunai senilai satu juta Sembilan ratus empat puluh tujuh ribu rupiah , dari organisasi setempat nilai dua juta tujuh ratus tiga puluh ribu rupiah dan sumbangan setelah korban meninggal senilai empat juta rupiah.

Yang diharapkan semoga hal ini bisa membantu keluarga korban dalam menafkahi anak -- anak yang di tinggalkan.

Kejadian kecelakaan kerja seperti ini memang tidak bisa dipungkiri dapat terjadi, mau itu karena kelalaian pekerja atau pun kelalaian dari perusahaan, hal ini bisa menjadi salah satu pembelajaran bahwa kita selalu harus berhati -- hati dan teliti dalam melakukan setiap kegiatan, dilihat dari situasi yang terjadi yaitu menyimpan gas bocor dan tidak memberi informasi kepada karyawan yang lain menjadi salah satu hal yang yang patut disayangkan, karena hal tersebut ada rasa penyesalan terhadap diri dan kepada keluarga korban yang ditinggalkan oleh orang yang mereka sayang.

Maka dari itu mau itu bekerja atau pun hal lain, kita harus tetap siaga karena dalam pekerjaan tentunya hal ini berkaitan dengan nyawa seseorang, dengan kita yang berhati -- hati dan teliti secara tidak langsung kita juga menjaga diri kita dan orang lain. Sehingga diharapkan kejadian menyedihkan seperti ini tidaklah terjadi kembali di waktu yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun