"Ahh mulai terasa neh, kaki," gumamku sendiri.
"Sepertinya rehat di rindang pepohonan itu teduh juga," kata batinku.
Ada spot-spot dimana ada pohon rindang. Gak banyak. Karena mayoritas adalah tanah rumput. Beberapa pengunjung lain sudah berteduh duluan.
Ya, sudah aku lanjut mengikuti langkah teman-temanku di depan.
Bagian tangga habis. Puncak Padar masih di sana. Lanjut menapaki jalanan tanah berbatu. Agak gak beraturan jadi perlu berhati-hati.
"Batu-batuan bisa bergerak kalau menginjak gak pas. Bisa tergelimcir," kata teman di depanku.
Sambil sesekali memotret. Sekalian mengatur nafas. Trekking menanjak dengan tingkat kemiringan 45 derajat ini, lumayan juga. Bermanfaat juga olahraga lari yang aku lakukan setiap weekend.Â
Meski trek lari yang selama ini kulakukan cenderung di jalanan datar Kota Bogor, minimal badan gak kaget untuk diajak nanjak bukit ini.
Ntah berapa lama aku meniti anak tangga. Yang jelas senang sampai di titik pertemuan di atas Bulit Pulau Padar. Sebenarnya belum puncak banget. Tapi di sinilah spot yang popular untuk mendokumentasikan foto atau video dengan latar belakang dua selat.
Persis seperti foto Presiden RI, Joko Widodo yang kuliat di Bandara Komodo sehari sebelumnya. Foto berlatar belakang 2 selat.memang cakep di sini.
Agak panas terasa, namun ada semilir angin perbukitan yang membantu mendinginkan badan.