Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Penari Asal Jepang, Menari Tarian Keraton di Pura Mangkunegaran Solo

1 Mei 2023   22:46 Diperbarui: 10 Mei 2023   06:39 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah penjelasan Mas Agung, aku mondar mandir di area dalam Pendopo Ageng yang berukuran 3.500 meter persegi itu, mengambil gambar.

Para penari itu menarik perhatianku. Aku memotret dan merekam video dari berbagai sisi.

Ada penari perempuan dan pria. Memakai topeng. Gemulai mengikuti gendhing gamelan yang lembut. Rancak saat adegan "berkelahi" mengikuti pukulan bersemangat penggendang.

Pengunjung sedang memotret tarian di Pura Mangkunegaran. DOKPRI
Pengunjung sedang memotret tarian di Pura Mangkunegaran. DOKPRI

Ritmenya mengikuti irama adegan. Nuansanya megah. Di bawah lampu gantung artistik ala Eropa.

Di sebalah kiri, para pemain gamelan dengan berbusana beskap, merajut gendhing. Di sebelah kiri dalam dan kanan, ada seperangkat gamelan yang tidak dimainkan. Ditutup kain.

Sementara para pengunjung yang dibagi per 10 orang/ pemandu wisata, menyaksikan tarian di area pendopo yang disebut-sebut mampu menampung lima sampai sepuluh ribu orang itu.

Pendopo Ageng ini kaya ornamen-ornamen arsitektur Jawa seperti tiang/ saka berbentuk persegi. Tiang-tiang kayu ini menyangga atap joglo. Konon kayu diambil dari pepohonan yang tumbuh di Alas Kethu, hutan yang dahulu dimiliki Mangkunagaran, di perbukitan Wonogiri.  

Tari di Pura Mangkunegaran. DOKPRI
Tari di Pura Mangkunegaran. DOKPRI

Di lingkup ornamen ragam hias Jawa lainnya, para penari menyajikan sebuah kisah dalam seni tari.

"Salah satu penarinya, orang asal Jepang," jelas Mas Agung.

Kami sesekali duduk bersimpuh di lantai marmer dari Italia, medengar penjelasan pemandu wisata yang sudah puluhan tahun memandu wisata itu.

Gayanya yang kocak dan grapyak (ramah) khas "wong Solo", membuat suadana segar dan akrab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun