Mayoritas orang pasti setuju, kalau ditanya tentang bakso, tak bisa dilepaskan dari stereotipe, bakso Wonogiri.
Jika ditanya, tentang Wonogiri, sebuah kabupaten di Jawa Tengah, orang mayoritas akan menjawab, Waduk Gajah Mungkur, jamu dan bakso.
Wajar saja, Wonogiri identik dengan kuliner bakso. Sampai ada adagium, yang berbunyi, "Belum lengkap rasanya kalau ke Wonogiri belum menikmati semangkok bakso khas Wonogiri."
Hal tersebut mengingat bakso Wonogiri banyak dijual di belahan daerah di nusantara. Penjual bakso rerata dari Wonogiri. Coba ingat, betapa mudahnya ketemu penjual bakso Wonogiri di Jakarta. Â
Bahkan aku pernah ketemu dengan penjual bakso Wonogiri di Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Â Sebuah pulau yang berdekatan dengan Singapura.
Yang jelas, brand bakso Wonogiri, mudah ditemukan dengan bertebaran penjual kaki lima, warung, sampai resto. Kamu pasti tidak asing dengan brand bakso Lapangan Tembak? Atau brand bakso Titoti?
Brand bakso Lapangan Tembak sangat popiler. Pemiliknya diketahui adalah  seorang warga asli Desa Sendangijo, Kecamatan Selogiri, bernama Ki Ageng Widyanto Suryo Buwono. Â
Sementara pemilik Bakso Titoti bernama Slamet Triyanto yang berasal dari  Kecamatan Ngadirojo, Wonogiri. Bakso Titoti cukup legendaris yang kini memiliki 18 cabang diantaranya ada di  Jakarta seperti Kebon Jeruk, Sumur Batu, Pasar Minggu dan masih banyak lagi. Â
Bakso Lapangan Tembak dan Bakso Titoti hanya salah satu dari sekian banak brand dan penjual bakso Wonogiri yang bertebaran di penjuru nusantara.
Kedua brand bakso asal Wonogiri itu, sangat legendaris dan menginspirasi pedagang bakso Wonogiri mengikuti jejak kesuksesannya.