Sejarah panjang baju koko sebagai pilihan busana berlebaran, membawa "gen" yang membuat baju koko semakin identic dengan busana muslim.
Benaerkah busana Muslim yang dipakai pria di hari raya tak sevariatif busana Muslimah dengan ragam modelnya? Â
Jawabannya tentu bervariasi. Mungkin terkait dengan sisi estetika perempuanyang cenderung lebih ditonjolkan, termasuk dalam soal berbusana.
Busana pria muslim menurutku, lebih simple saja dan gak ribet. Biasa umumnya busana muslim pria adalah baju koko. Dipadu padan dengan bawahan apapun cocok. Mau celana panjang atau sarung, oke.
Baju kok model klasik, sebenarnya juga makin kaya dengan sentuhan inovatif dari sisi modelnya. Modelnya semakin beragam. Dengan warna yang tidak monoton ke warna terang, putih.
Lebih jauh lagi, menurutku, baju koko, tak lekang dimakan jaman. Dari masa ke masa selalu sesuai dan bisa menjadi sumber inspirasi bagi pria muslim sebagai busana di hari raya.
Apalagi baju Koko memang identik dengan kaum muslim. Â Diterima dengan mudah dari kalangan usia berapapun. Dari strata social manapun. Tinggal pilih modelnya saja. Sesuai era kekinian.
Model baju memag berkembang sesuai jamannya. Namun garis-garis klasik baju koko tak pernah hilang dengan "gen" masa lalunya.
Aku jadi tertarik untuk menengok kembaliasal usul baju koko ini. Â
Menelusuri sejarahnya baju Koko telah ada sejak abad ke 17 lalu.
Dan wajib dicatat, baju koko cikal bakalnya adalah busana budaya Tionghoa. Modelnya berciri khas Tionghoa. Terlihat sampai jaman sekarang ini. Kalau peneliti sejarah JJ Rizal menyebutkan baju koko berasal dari tui-khim, pakaian sehari-hari pria Tionghoa. Kalau warga Betawi menyebutnya baju tikim.
Pada abad 17 itu, warga Tionghoa datang ke Batavia, didatangkan VOC untuk membangun kota.
Pada perkembangannya baju kok menjadi identitas masyarakat muslim.
Sebutan baju koko sendiri, ada sebuah kisah yang mungkin bisa jadi sumbernya.
Konon masa itu, kalau ada warga pribumi yang pakai baju koko, dibilang pakai baju engkoh-engkoh'. Berkembang menjadi singkatan baju koko.
Sementara kisah lain menyebutkan bahwa busana budaya Jawa  yang dikenal dengan baju tradisional Surjan,  dipercaya menjadi "pencetus" kelahiran baju koko di Indonesia. Â
Baju surjan ini biasa dipakai dalam  acara resmi seperti upacara adat Jawa, dan dilengkapi aksesori blangkon sebagai penutup kepala.
Ciri khas baju Surjan, motifnya berupa garis-garis yang membentang secara vertikal, dengan warna cokelat muda atau cokelat tua.
Kalau baju koko ciri khasnya berkerah tegak dengan lengan panjang mirip jas Jawa. Konon, baju ini mendapat  sentuhan  "desain" dari Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga memodifikasi baju itu menjadi baju takwa berlengan panjang. Disebut baju takwa karena sering dipakai saat ada acara keagamaan.
Menarik menapak tilas sejarah baju koko. Namun sejarah yang berkembang sepertinya cenderung menyebutkan bahwa asal usul baju koko adalah dari budaya busana Tionghoa.
Akulturasi budaya memang seing terjadi dari jaman ke jaman, termasuk dalam hal busana.
Apapun sejarahnya rasanya, baju koko semakin identik dengan busana muslim. Dan para pria muslim, dengan mudah menjadikan baju koko sebagai baju berlebaran yang nyaman.
Nyaman saat mengenakannya. Nyaman saat menikmati perkembangan inovasi modelnya. Semangat inspirasi selalu mengiringi perkembangan model baju koko.
Bagiku seeh baju koko pilihan paling mudah bagi kelengkapan busana muslim pria di Hari Raya. Dipadu padan dengan sarung, baju koko menjadi busana yang nyaman. Bukan saja untuk beribadah sholat namun juga tak kehilangan gaya masa kini.
Jika demikian, setujukan kami, kalau baju koko selalu menginspirasi sebagai busana berlebaran?
@rachmatpy
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H