Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Katanya Pejalan Cinta Alam, Tapi Kok "Nyampah"?

17 April 2023   22:17 Diperbarui: 17 April 2023   22:18 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiking ke Curug Cibeureum Sukabumi, pada 29 Januari 2023. (Dokpri)

Jika pemahaman tentang bahayanya sampah terutama sampah plastik bagi kelestarian alam sudah kita meiliki, maka sikap kita kepada alam akan menyayangi dalam bentuk perilaku seperti tidak merusak alam.

Contoh tidak membuang sampah sembarangan saat hiking, trekking di alam bebas. Sampah plastic yang sulit terurai akan mengganggu unsur hara penyubur tanaman, yang dibutuhkan sebagai makanan bagi pepohonan di alam bebas.

2. Kita harus memahami memiliki tanggungjawab moral sebagai bagian dari ekosistem kehidupan bersama alam sekitar.

Tanggungjawab moral itu mampu menumbuhkan sikap dan perilaku yang bertanggungjawab terhadap alam.

*Menumbuhkan sikap barin, malu jika seenaknya mersak alam seperti membuang sampah sembarangan. Sikap ini selanjutnya bisa tumbuh menjadi budaya malu yang memotivasi untuk menjaga perilaku yang merusak alam.

Misalnya, saat melakukan hiking ke Curug Cibeureum, aku akan malu jika ketahuan meninggalkan sampah di lokai, sementara aturan yang sudah disampaikan, melarangnya.
*Menumbuhkan sikap batin rasa bersalah karena perilaku yang negative kita terhadapa alam, berkontribusi destruktif bagi kelestarian alam.

Misalnya, aku akan merasa bersalah karena perilaku sebotol kemasan plastic yang aku buang di hutan, Bersama-sama dengan sampah palstik lainnya, di masa mendatang akan menimbulkan resiko bagi kesuburan tanah dan kerusakan alam.

  • Pemahaman yang cukup tentang dampak destruktif sampah terutama sampah plastik,  memicu perilaku yang inisiatif untuk turut menjaga alam.
  • Aku membawa Kembali, sampah yang aku hasilkan saat hiking ke Curug Cibeureum. Botol air mineral yang aku bawa, aku masukkan tas sekembalinya dari curug. Selanjutnya kubuang di tempat sampah saat tiba di basecamp di Paseban Fly Resort, Sukabumi.
  • Aku akan membawa perbekalan yang memadai dengan membawa barang kebutuhan saja secukupnya. Makanan, minuman sesuai taksiran yang dibutuhkan. Sehingga bisa meminimalisir sampah.
  • Aku akan memberitahu teman seperjalanan, bahkan kalau perlu menegur saat melihat ada teman seperjalanan yang membuang sampah sembarangan.
  • Aku sebisa mungkin membawa sampah yang kutemui di sepanjang perjalanan hiking ke curug. Tas bisa memuat sampah yang ditemukan.
  • Membawa kantong untuk jaga-jaga kalau menemukan sampah selama perjalanan hiking, perlu guna sedapat mungkin menampung sampah untuk dibawa ke basecamp dan dibuang di tempat sesuai peruntukkannya.
  • Jika tak cukup mampu membawa sampah-samah yang ditemukan, aku kumpulkan sampah dalam satu tumpukan. Biar gak bertebaran. Saat hiking ke Curug Cibeureum, aku membantu Kang Mamat mengumpulkan sampah plastik. Selanjutnya bisa memberitahu petugas atau penjaga, untuk mengurusnya.
  • Selebihnya kita bisa berimprovisasi di lokasi, sika papa yang bis akita ambil saat menemukan sampah atau semacamnya yang berpotensu merusak ekosistem hutan.

Tentu banyak yang bis akita lakukan untuk turut menjaga kelestarian hutan. Pemahaman yang benar akan menmbuhkan  kesadaran dan perilaku yang konstruktif bagi terjaganya alam dari sikap destruktif kita.

Dan itu harus dimulai dari diri sendiri.

Sadarilah, bahwa alam yang maha luas ini bukanlah tempat pembuangan sampah. Jaga jangan sampai paras indah alam, rusak oleh tangan-tangan kita yang bandel, membuang sampah sembarangan.

Mari kita jaga dan rawat destinasi wisata di Indonesia. Menjaganya adalah tanggungjawab Bersama, bukan hanya Kang Mamat pemansu dan teman-teman seprofesinya saja. Tapi kita masuk di dalamna. Setuju?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun