Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Hobi Ramadan: Berburu Takjil! Simak Tips Aman Beli Takjil

13 April 2023   20:11 Diperbarui: 13 April 2023   20:25 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku suka berbutu takjil, atau makanan "penyegera" puasa di Bulan Ramadan. Seru dan mengasyikkan. Di sisi lain membantu pergerakan pelaku usaha kecil yang "dadakan" tumbuh subur saat bulan suci Ramadan. 

Fenomena baru yang hanya muncul saat Bulan Ramadan adalah, tradisi "ngabuburit" dan berburu makanan untuk takjil atau penyegera puasa.

Berburu takjil pun menjadi semacam hobi baru bagi sebagian masyarakat termasuk aku.

Mengasyikkan. Dalam kondisi lapar, dan bersiap-siap menanti bedug/ buka puasa diantara makanan dan minuman yang menggoda jiwa.

Bayangin kesegaran es kelapa muda, es dawet, es buah. Ditambah  berbagai macam camilan "warna warni dunia" yang semuanya dibandrol harga murah meriah.

Tapi tentu jangan sampai  kalap dan terlena dengan banyaknya dampak merugikan bila kita membeli takjil sembarangan.

Dampak dari makanan takjil yang kita beli. Banyak berita yang sering beredar, kalau jajanan tidak sehat banyak dijual di kaki lima. Tak menutup kemungkinan makanan takjil yang dijual saat Bulan Ramadan. Jadi kewaspadaan itu perlu dan penting banget.

Nah aku mau berbagi pengalaman hobi berburu takjil di bulan puasa Ramadan. Semak yaa, mungkin ada hal yang bermanfaat.

Pengalamanku Berburu Takjil 

Berburu takjil bukan hanya menyenangkan namun juga mengasyikkan. Sekaligus bisa membantu UMKM atau pedagang kaki lima khususnya, dalam mempertahankan bisnisnya. Dengan semakin terjualnya dagangan mereka, otomatis perputaran uang juga stabil dan cepat kan> Dampaknya perekonomian juga akan membaik. Apalagi selepas pandemi.

Nah aku mau sharing pengalaman berburu takjil selama Bulan Ramadan ini.

Yang paling heroik adalah saat berburu takjil ke Kawasan Mangga Besar, Jakarta Pusat. Takjil yang viral di media social, milik Pak Tri atau Pak Kumis.

Asal tahu saja, Pak Tri jualan takjil hanya selama Ramadan saja. Dan itu sudah dilakukannya lebih dari 30 tahun! Hebat ya.

Kenapa heroik? Penuh pengorbanan. Secara aku tinggal di Bogor. Namun karena penasaran, aku "jabanin" ke Jakarta menggunakan Commuterline/ KRL.

Lumayan jauh. Sekitar 1,5 jam perjalanan menggunakan KRL. Lagian lokasi penjual takjilnya dekat Stasiun Mangga Besar.

Coba tonton video Reels Instagramku di bawah ini. Biar tahu aja betapa penuh perjuangan untuk membeli paket takjilnya hehehe.

Gimana. Seruuuu kan?

Nah aku certain sedikit soal takjil viral ini. Aku tahunya bukan dari media social seeh. Tapi justru saat aku lewat di Jalan Mangga Besar itu. Ada ramai-ramai orang-orang mengerubungi sesuatu. Kirain ada kecelakaan. Karena penjualnya gak keliatan, ketutup kerumunan hehee.

Esoknya aku kembali ke sana. Aku sampai di lokasi sekitar jam 14.00 wib. Pak Tri belum datang. Kabarnya datang jam 15.00 wib.

Tapi herannya, meski gerobak takjil Pak Tri belum ada, orang-orang sudah antre. Ambil nomor antrean. Gila emang. Aku dapet nomor 17.

Apa aja takjilnya?
Takjilnya aneka kolak dengan ragam isian. Ada biji salak, pisang, ketela, labu, singkong, pacar china, dan sagu ranggi.

Harganya flat Rp. 15 ribu. Harus tunai ya. Bebas memilih isiannya, bisa "mix" apa aja.

Menurutku harga segitu  worth it lah. Ga rugi. Lumayan dapet satu kantong dengan aneka isian kolak. Rasanya manis "medhok" karena semua kuahnya kental.

Nah kalau mau berburu takjil ini, saran aja, datang lebih awal. Biar dapet antrean depan. Tapi kalau mau datang sorean boleh aja, cuman beresiko kehabisan. Soalnya 2 jam, takjil ini habis.

Sebaiknya bawa wadah makanan sendiri. Karena kan makannya nunggu waktu berbuka. Lebih baik daripada kantong plastik. Tuh takjil masih panas semua. Itung-itung peduli  go green getu.

Aku juga suka berburu takjil di Bogor. Secara ktempat ngabuburit berburu takjil  di Bogor banyak.

Salah satunya di Bundaran Taman Yasmin. Lokasi ini cukup terkenal. Setiap Ramadan selalu ada. Banyak makanan yang dijual model kaki lima tapi dipusatkan satu tempat.

Jajanan takjilnya beragam. Ada aneka minuman buah, kolak, es kepal, dan banyak lagi. Ada juga sate, lontong sayur, corndog, cilok crispy, aneka kue, pusing  dan lain-lain.

Boleh tonton video Reels Instagramku ini untuk liat, menggodanya takjil di Taman Yasmin.


Aku tertarik dengan kulner khas Bogor yang sudah langka, "Cungkring." Makanan ini terbuat dari kikil sapi dengan bumbu kacang.  Ditusuk-tusuk seperti sate. Rasanya pedas, manis, gurih. Harganya Rp. 2500 / tusuk.

Cungkring kuliner khas Bogor di Taman Yasmin. Dokpri.
Cungkring kuliner khas Bogor di Taman Yasmin. Dokpri.

Aku juga beli kuliner khas Padang Pariaman, "Sala Lauak". Terbuat dari tepung beras dicampur ikan teri. Dibentuk bulatan-bulatan kecil. Lalu digoreng. Rasanya Harganya murah, Rp. 1000/ biji.

Berburu takjil tak harus dengan membeli. Di masjid atau undangan Bukber (Buka Bersama) juga seru.

Seperti pengalamanku saat bukber di Vihara Dhanagung, Suryakencana, Bogor pada Kamis (13/4/2023). Ini momen istimewa. Bukber digelar oleh Vihara Dhanagung dan mengundang 400 anak yatim di penjuru Bogor. Mengundang pula pemuka agama Kristen, Katholik disamping Islam dan Budha.

Takjilnya kolak pisang dan ubi. Makannya ala budaya Sunda, Botram. Artinya makan beralas daun pisang dan ramai-ramai.

Bagiku bukber gni sangat berkesan.. Menunjukkan kebersamaan dalam keberagaman religi.

Menikmati takjilnya pun, rasanya bukan hanya rasa manis kuah kolak, pisang dan ubi, tapi sekaligus memberi catatan manis bagi kerukunan antar umat beragama.

Hal-hal yang Patut Diwaspadai Saat Beli Takjil

Seru dan menyenangkan berburu takjil. Tapi saran saja, untuk selalu ingat dan berwaspada saat membeli takjil. Buka napa-apa seeh, demi memperoleh makanan yang sehat.

Mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan saat  mengonsumsi takjil. Ironis kan, kalau kita sakit gegara jajan sembarangan.

Aku mencatat beberapa hal, yang patut teman-teman perhatikan saat membeli takjil.  Yang jelas, kita mesti pinter-pinter memilih makanan takjil. Prinsipnya selalu hati-hati ya.

  • Waspada terhadap tampilan makanan yang menggoda. Sebaiknya jangan beli makanan yang berwarna mencolok. Seperti warna yang menggoda. Khawatirnya menggunakan bahan pewarna yang tak semestinya.  Terus takutnya juga menggunakan pemanis buatan dan bahan pengawet.
  • Perhatikan kebersihan lokasi jualannya. kebersihan tempat secara keseluruhan maupun area penjualnya penting.
  • Waspada dengan harga yang gak wajar. Misalnya terlalu murah. Biasanya harga, berpengaruh juga ke kualitas makanan. Waspada juga dengan penjual yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Meski pandemi seperti dianggap sudah berlalu, tapi sebaiknya tetap menjaga jarak dengan penjual atau lincungi diri dengan selalu menggunakan masker.

Tips Aman dan Nyaman Membeli Takjil 

Nah, selain berwaspada saat membeli takjil, aku kasih beberapa tips aman dan nyaman berburu takjil. Simak ya.

  • Pilih makanan yang kira-kira tidak  menggunakan bahan kimia baik pewarna makanan, pemanis maupun pengawet. Warna makanan yang bagus dan cerah  patut dicurigai. Tanyakan ke penjualnya terkait komposisi makanan. Mudah-mudahan penjuanya jujur. Paling tidak kita sudah berupaya.   
  •  Pastikan lokasi penjual makanan di area yang bersih dan jauh dari tempat pembuangan sampah. Ini menyangkut soal kebersihan makanan.
  • -Perhatikan kebersihan pelayanan penjual makanannya.  Misalnya saat mengambil makanan, penjual  menggunakan alat bantu.
  •  Pastikan makanan dijual dalam wadah tertutup. Pilih makanan yang disimpan sesuai peruntukkannya. Makanan dingin dismpan di penyimpanannya yang tetap dingin. Begitupun makanan panas disimpan di penyimpanan yang tetap panas.
  • Hindari penggunaan kemasan kertas koran atau kertas bekas bekas.
  • Sebaiknya bawa wadah makanan, minuman sendiri dan tas belanja sendiri yang lebih terjamin kebersihan dan keamanannya. Lagian meminimalisir penggunaan kantong plastik. Tahu kan, bahan plastik  memiliki sifat yang lama terurai. Minimal ikut mengurangi sampah plastik. Termasuk tidak menggunakan sedotan plastik ya. Semangat "go green".
  • Selain menggnakan masker. Meski pandemi Covid-19 sudah mulai reda, namun berhati-hati di tempat banyak  orang, potensi penularan penyakit tetap ada.

Nah demikian hobiku yang kujalani tiap Bulan Ramadan. Berburu takjil bukan hanya menyenangkan untuk diri sendiri namun juga para pelaku UMKM dan penjual takjil dadakan.

Semoga tulisan dengan kiat atau tips berburu takjil yang aman dan nyaman di atas, bermanfaat.

Jadi mari, semangat berburu takjil, mumpung Ramadan masih menyisakan  beberapa hari lagi.

Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan. Cuzzz!

rachmatpy  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun