Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Hobi Ramadan: Berburu Takjil! Simak Tips Aman Beli Takjil

13 April 2023   20:11 Diperbarui: 13 April 2023   20:25 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takjil Ramadan di Mangga Besar, Jakarta Pusat. Dokpri

Berburu takjil tak harus dengan membeli. Di masjid atau undangan Bukber (Buka Bersama) juga seru.

Seperti pengalamanku saat bukber di Vihara Dhanagung, Suryakencana, Bogor pada Kamis (13/4/2023). Ini momen istimewa. Bukber digelar oleh Vihara Dhanagung dan mengundang 400 anak yatim di penjuru Bogor. Mengundang pula pemuka agama Kristen, Katholik disamping Islam dan Budha.

Takjilnya kolak pisang dan ubi. Makannya ala budaya Sunda, Botram. Artinya makan beralas daun pisang dan ramai-ramai.

Bagiku bukber gni sangat berkesan.. Menunjukkan kebersamaan dalam keberagaman religi.

Menikmati takjilnya pun, rasanya bukan hanya rasa manis kuah kolak, pisang dan ubi, tapi sekaligus memberi catatan manis bagi kerukunan antar umat beragama.

Hal-hal yang Patut Diwaspadai Saat Beli Takjil

Seru dan menyenangkan berburu takjil. Tapi saran saja, untuk selalu ingat dan berwaspada saat membeli takjil. Buka napa-apa seeh, demi memperoleh makanan yang sehat.

Mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan saat  mengonsumsi takjil. Ironis kan, kalau kita sakit gegara jajan sembarangan.

Aku mencatat beberapa hal, yang patut teman-teman perhatikan saat membeli takjil.  Yang jelas, kita mesti pinter-pinter memilih makanan takjil. Prinsipnya selalu hati-hati ya.

  • Waspada terhadap tampilan makanan yang menggoda. Sebaiknya jangan beli makanan yang berwarna mencolok. Seperti warna yang menggoda. Khawatirnya menggunakan bahan pewarna yang tak semestinya.  Terus takutnya juga menggunakan pemanis buatan dan bahan pengawet.
  • Perhatikan kebersihan lokasi jualannya. kebersihan tempat secara keseluruhan maupun area penjualnya penting.
  • Waspada dengan harga yang gak wajar. Misalnya terlalu murah. Biasanya harga, berpengaruh juga ke kualitas makanan. Waspada juga dengan penjual yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Meski pandemi seperti dianggap sudah berlalu, tapi sebaiknya tetap menjaga jarak dengan penjual atau lincungi diri dengan selalu menggunakan masker.

Tips Aman dan Nyaman Membeli Takjil 

Nah, selain berwaspada saat membeli takjil, aku kasih beberapa tips aman dan nyaman berburu takjil. Simak ya.

  • Pilih makanan yang kira-kira tidak  menggunakan bahan kimia baik pewarna makanan, pemanis maupun pengawet. Warna makanan yang bagus dan cerah  patut dicurigai. Tanyakan ke penjualnya terkait komposisi makanan. Mudah-mudahan penjuanya jujur. Paling tidak kita sudah berupaya.   
  •  Pastikan lokasi penjual makanan di area yang bersih dan jauh dari tempat pembuangan sampah. Ini menyangkut soal kebersihan makanan.
  • -Perhatikan kebersihan pelayanan penjual makanannya.  Misalnya saat mengambil makanan, penjual  menggunakan alat bantu.
  •  Pastikan makanan dijual dalam wadah tertutup. Pilih makanan yang disimpan sesuai peruntukkannya. Makanan dingin dismpan di penyimpanannya yang tetap dingin. Begitupun makanan panas disimpan di penyimpanan yang tetap panas.
  • Hindari penggunaan kemasan kertas koran atau kertas bekas bekas.
  • Sebaiknya bawa wadah makanan, minuman sendiri dan tas belanja sendiri yang lebih terjamin kebersihan dan keamanannya. Lagian meminimalisir penggunaan kantong plastik. Tahu kan, bahan plastik  memiliki sifat yang lama terurai. Minimal ikut mengurangi sampah plastik. Termasuk tidak menggunakan sedotan plastik ya. Semangat "go green".
  • Selain menggnakan masker. Meski pandemi Covid-19 sudah mulai reda, namun berhati-hati di tempat banyak  orang, potensi penularan penyakit tetap ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun