Aku suka berbutu takjil, atau makanan "penyegera" puasa di Bulan Ramadan. Seru dan mengasyikkan. Di sisi lain membantu pergerakan pelaku usaha kecil yang "dadakan" tumbuh subur saat bulan suci Ramadan.Â
Fenomena baru yang hanya muncul saat Bulan Ramadan adalah, tradisi "ngabuburit" dan berburu makanan untuk takjil atau penyegera puasa.
Berburu takjil pun menjadi semacam hobi baru bagi sebagian masyarakat termasuk aku.
Mengasyikkan. Dalam kondisi lapar, dan bersiap-siap menanti bedug/ buka puasa diantara makanan dan minuman yang menggoda jiwa.
Bayangin kesegaran es kelapa muda, es dawet, es buah. Ditambah  berbagai macam camilan "warna warni dunia" yang semuanya dibandrol harga murah meriah.
Tapi tentu jangan sampai  kalap dan terlena dengan banyaknya dampak merugikan bila kita membeli takjil sembarangan.
Dampak dari makanan takjil yang kita beli. Banyak berita yang sering beredar, kalau jajanan tidak sehat banyak dijual di kaki lima. Tak menutup kemungkinan makanan takjil yang dijual saat Bulan Ramadan. Jadi kewaspadaan itu perlu dan penting banget.
Nah aku mau berbagi pengalaman hobi berburu takjil di bulan puasa Ramadan. Semak yaa, mungkin ada hal yang bermanfaat.
Pengalamanku Berburu TakjilÂ
Berburu takjil bukan hanya menyenangkan namun juga mengasyikkan. Sekaligus bisa membantu UMKM atau pedagang kaki lima khususnya, dalam mempertahankan bisnisnya. Dengan semakin terjualnya dagangan mereka, otomatis perputaran uang juga stabil dan cepat kan> Dampaknya perekonomian juga akan membaik. Apalagi selepas pandemi.