Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jangan Panik Digigit Pacet

7 Februari 2023   14:21 Diperbarui: 12 Februari 2023   18:46 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pacet di Curug Cibeureum Sukabumi. Foto Dok KOTEKA

Bagi orang yang belum pernah digigit pacet bisa jadi akan deg-degan. Khawatir akan efeknya. Kadang juga bingung, gimana cara terbaik menanganinya. 

Pasca digigit 4 pacet saat hiking ke Curug Cibeureum, Sukabumi munggu lalu, aku terpikir untuk menuliskan artikel ini. Sekadar berbagi pengalaman saja.  Siapa tahu ada manfaatnya hehehe. 

Menuju ke Curug Cibeureum, perlu melintasi jalanan di dalam hutan tropis di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Kondisi lembab dan basah di jalur menuju curug tertinggi yang bisa didatangi wisatawan di taman nasional ini.  Maklum curug berada pada ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut (mdpl).   

Jalanan setapak tanah dan berbatu. Melintasi semak di antara pohon-pohon keras. Menyeberang aliran sungai mellaui beberapa jembatan kecil. 

Kondisi yang cocok untuk habitat hewan mungil penghisap darah, pacet.  Gak heran banyak pacet hidup di sini. Silakan menonton videoku ini, sebagai gambaran tentang medan menuju Curug Cibeureum. 


Digigit 4  Pacet

Sebenarnya digigit pacet bukan pengalaman kali pertamaku. Dulu banget ssering camping dan hiking. Salah satunya camping di Sekipan, Tawangmangu, Karanganyar. Biasanya camping sampai semingguan. 

Itu sebabnya, aku gak terlalu heboh-heboh amat saat, Minggu 29 Januari 2023 lalu digigit 4 ekor vampire penghisap darah itu. Paling tidak aku bisa lebih tenang menyikapinya. 

Beragam reaksi saat digigit pacet, ditunjukkan teman-teman seperjalananku #koteker dari komunitas traveler Kompasiana (Koteka). Ada yang geli, mungkin juga jijik dan sebagainya.   

Sebelumnya sudah diingatkan akan adanya hewan mungil seperti cacing ini. Tapi agak ngeh juga seeh. Ya, gimana getu, soalnya teramat jarang ketemu pacet.  Lagian penampilannya kayak ulat getu hahaha.

Tentu saja, digigit pacet sebaiknya jangan diabaikan begitu saja. Minimal ada penanganan awal. 

Kata Kang Mamat, pemandu dari Paseban Fly Resort tempat kami menginap malam sebelumnya, pacet akan melepas gigitannya setelah kenyang.  

Itu pula yang membuatku, awalnya  membiarkan 4 ekor pacet menempel di betis. 2 ekor menggigit betis kiri. Sisanya betis kanan. Dengan maksud, biar lepas sendiri.

Ternyata saat sampai di Curug Cibeureum, pacet belum lepas, akhirnya, kulepasin sendiri. Badannya udah gendut. Jijay juga akhirnya hahaa.

Pacet di Curug Cibeureum Sukabumi. Foto Dok KOTEKA
Pacet di Curug Cibeureum Sukabumi. Foto Dok KOTEKA

Oiya, pacet  mirip dengan lintah. Bedanya pacet biasanya  menempel di daun, batang pepohonan dan batu. Kalau lintah habitatnya  di air atau tempat lembab seperti lintah. Persamaannya sama-sama menghisap darah binatang lain. Juga kulit manusia dan menghisap darah kita.

Setelah gigitan pacet lepas, meninggalkan luka kecil di betisku. Darah mengalir. Sulit berhenti karena pacet memiliki zat bernama hirudin. Zat ini membuat darah tidak membeku sehingga darah terus mengalir. Ini yang perlu ditangani.

Tapi jangan khawatir, pacet menghisap darah dari luar dan tidak akan masuk menembus kulit.

Tips Atasi Gigitan Pacet

Lalu gimana penanganannya?
Sekalian kubagi pengalaman sekaligus cari info deh, di situs kesehatan.

1. Lepaskan Gigitan

Ada pemandu perjalanan yang menyarankan menggunakan  hand sanitizer untuk melepaskan gigitan pacet.

Pacet juga anti dengan minyak kayu putih, obat anti nyamuk ataupun lotion anti  serangga.

Atau cara mudah dengan menaburkan  garam di daerah yang digigit pacet.

2. Bersihkan Luka

Bersihkan bekas gigitan dengan air dan sabun. Usai aku lepas gigitan pacet, darah mengalir dari luka bekas gigitannya.  Beruntung air aliran curug, dingin sehingga sedikit banyak membantu menghentikan aliran darah.

3. Tekan di Bekas Luka

Aku menekannya dengan jari, setelah membersihkan dengan air dingin dari aliran air Curug Cibeureum. Gunakan jari atau kalau ada menggunakan kain yang bersih.  Boleh juga dikompres menggunakan kain dan air dingin. Ini juga berfungsi mengatasi pembengkakan luka.

Cerita lain, Kang Mamat menempelkan tembakau dari rokoknya. Tembakau rokok diremas-remas lalu diusap ke luka. Selanjutnya ditempel dengan salonpas. Lumayan  akhirnya beberapa saat, darah berhenti mengalir.

4.  Periksa Dokter

Aku tak merasakan gejala berlebihan usai digigit pacet. Jadi aku piker aku baik-baik saja.

Kondisi ini tentu berbeda bagi tiap orang. Bila terjadi infeksi pada luka, seperti bernanah ataupun mual, nyeri, bahkan menyebabkan pingsan perlu ditangani lebih tepat. Bawa ke rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan selanjutnya.

Yang penting saat mengalami ciuman maut dari pacet ini, kita berusaha tetap tenang dan jangan panik ya.

Pastinya jangan pernah kapok untuk hiking di alam bebas. Ingat selalu bawa perlengkapan obat-obatan P3K ya.

Happy traveling!

Rachmat PY

Instagram @rachmatpy & @rahabganendra

Baca juga Artikel Terkait  

"Asyiknya Camping dan Serunya Hiking ke Curug Cibeureum" 

5 Tips, Hiking Aman ke Curug Cibeureum, Sukabumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun