Markicu.
Mari Kita Curhat. Â :)
"Ini cuma curhat saja. Tentang kita, penulis-penulis kuliner di Kompasiana. Khususnya  yang sudah terlibat di Komunitas Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana.Â
Kompasianer yang belum join, ga soal kalau baca. Ngarep malah. Ngarep join dan kita bisa bersinergi. Perluas jaringan penulis kuliner. Iya. Ini sekaligus ajakan hihii.
Rasanya lamaaa banget gak bikin acara offline bareng teman-teman #KPKers dalam komunitas kulinerku, KPK Kompasiana. Kecuali karena era pandemi, juga karena aku sebagai admin sedang konsentrasi hal lain. Â
Btw sebelum aku lanjutin, boleh simak dulu  akun KPK Kompasiana DISINIÂ
Silakan join jika minat ke social media GRUP KPK Kompasiana. Klik saja ya.
Facebook -- Instagram dan Twitter.
Mulai tahun 2023 ini seiring kondisi traumatic pandemi yang makin membaik, aku bergairah kembali. Masa dimana kita harus berjarak dengan orang lain. Rasanya Homo Socius seperti terbunuh saat pandemi.
Gemes rasanya pengen ngumpul-ngumpul, ngariung ketemu #KPKers, kulineran dengan sahabat-sahabat penulis #Kompasianer di Kompasiana. Kangen menggelar KPKGrebek, signature event KPK yang eksis sejak 2014 ailam. Sudah 9 tahun ya.
Bukan hanya sekadar ngumpul tapi juga mengemban amanah sebagai penulis yang menyebarkan informasi khususnya kuliner ke publik. Sesuai konsen dari KPK, adalah turut berpartisipasi, mengambil peran mengangkat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bidang kuliner.
Berbuat sesuatu hal baik bagi masyarakat luas. Dan itu tentu tak semakin baik jika dilakukan bersinergi dalam semangat berkomunitas. Memperluas pergaulan, pertemanan sekaligus membuka akses-akses baru jaringan.
Di sisi lain, secara pribadi, aku sebagai penulis kuliner berkesempatan mendokumentasikan dan turut merawat kelestarian khasanah kuliner nusantara melalui tulisan.
Tentu melalui ajang berkomunitas KPK, semakin mempermudah memperoleh konten-konten kuliner. Baik itu untuk konten tulisan maupun audio visual. Â Seiring dengan berkembangnya tren visual di berbagai platform media social, seperti Instagram, tiktok dan lain-lain.
Aku sangat berharap, Â aku dan teman-teman #KPKers KPK memiliki semangat. Semangat seperti awal dulu menulis.
KPK Momen, Titik Balik
Tanggungjawab mengomandani KPK itu, yang menggerakkanku untuk mendobrak "mati suri" KPK dari kegiatan di masa sebelumnya.
Bukan kebetulan, datangnya momen Tahun Baru China atau Imlek 2023 yang jatuh pada 25 Januari 2023. Momen yang jadi titik balik KPK Reborn. Gelar event offline perdana di tahun ini. KPK Momen lahir. Dengan konsep, kegiatan KPK berkaitan dengan momen-momen nasional maupun lokal.
Pilihannya? Sesuai momen Imlek, maka tentu berkaitan dengan kuiner bernuansa budaya kuliner  momen Imlek.
Kebiasaanku setiap Imlek adalah hunting foto di vihara-vihara. Seperti Vihara Kim Tek Ie atau Jin De Yuan atau Vihara Dharma Bhakti, sebuah vihara tertua di Petak 9 Glodok, Jakarta Barat. Juga Toa Se Bio Glodok, Boen Tek Bio di Tangerang. Dhanagun Bogor, Budha Tidur di Bofor dan lain-lain.
Vihara Budha Tidur Desa Tonjong, Tajur Halang jadi pilihanku. Salah satu alasannya karena masih di area Bogor, wilayah domisiliku 1,5 tahun belakangan ini. Jadi surveynya dekat. Gak repot getu. Hehehe
Ternyata ada sekitar 5 vihara di des aitu. Hmmm jadilah terpikir bikin semacam walking tour. Tentu ini sebagai bonus, sekaligus mengenal budaya Tionghoa dari perayaan Imlek di vihara. Fokus utama tetap kuliner Imlek.
Aku pilih 3 vihara yang berdekatan dengan vihara yang didirikan Suhu Ade, yakni Vihara  Budha Tidur. Ada Vihara Naca dan Sian Jin Ku Poh. Lokasinya total paling 1 km saja. Jadi gak terlalu menguras tenaga yang bikin lelah. Bonusnya lagi ada komplek pemakaman Tionghoa di antara lokasi vihara-vihara tersebut.
Tentang 3 vihara yang kusebut di atas, boleh baca di tulisanku ini ya. Hidden Gem, Vihara Tersembunyi Ada di "Desa Vihara" Ini.
Untuk kulinernya, beruntung aku gak perlu cari pelaku UMKM kuliner jauh-jauh dari lokasi. Ada Kopi Tiam di depan vihara Budha Tidur. Sebuah warung sederhana yang sudah beroperasi  sejak 10 tahun lalu.
Faktor yang unik dan kupikir layak untuk dipublikasikan adalah Kopi Tiam ini UMKM yang tumbuh diantara warga kampung dengan beragam budaya yang harmonis.
Dilihat dari lokasinya pun hidden gems, tersembunyi di kampung. Tepatnya di Kampung Jati, Tajur Halang, Bogor. Lumayan jauh dari pusat kota Bogor. Sepertinya selain pengunjung vihara, belum banyak diketahui orang.
Selain itu Kopi Tia mini menarik karena menyajikan kuliner homemade nuansa Chinnese. Â Seperti pangsit, bakpao, bakmi dan lain-lain. Â Jangan salah, bakpaonya lumayan dikenal. Tentu saja cita rasanya disesuaikan lidah kebanyakan dan halal. Â Cocoklah.
Kopi Tiam 89 UMKM Oriental
Senang berkenalan dengan Cici Elis, pemilik Kopi Tiam dengan embel-embel 89 sebagai angka hoki/ keberuntungan.
Ci Elis ini yang menggawangi sajian kuliner yang dijajakan di Kopi Tiam ini.
Ci Elis, keturunan ke 5 dari generasi kakek buyutnya yang merupakan penduduk dari Kampung Jati, Desa  Tonjong.
Soal kuliner di momen Imlek, Ci Elis cukup menarik. Cerita dari kebiasaan dalam keluarganya merayakan Imlek. Bahwa makanan-makanan yang disuguhkan saat momen Imlek itu bermakna filosofis.
Seperti kue keranjang. Yang kenyal dan lengket melambangkan rasa persaudaraan yang makin erat.
Juga sajian buah-buahan saat sembahyang di vihara. Banyak maknanya, seperti melambangkan rezeki, keberhasilan. Dan banyak lagi.
Cerita tentang kuliner Imlek di Kopi Tiam 89, bisa dibaca di tulisan teman-teman peserta acara KPK Momen Imlek 2023 Bogor ya. Silakan kepoin akun KPK Kompasiana DI SINI.
Getu deh. Kututup dulu cerita ini. Semoga kitab isa semakin bergairah berperan bagi literasi kuliner kita sekaligus mendokumentasikan kuliner khasanah negeri agar tetap lestari. Tentu melalui tulisan-tulisan kita.
Hatur nuhun. Xie xie. Semoga sukses.
Rachmat PY
Instagram
@bozzmadyang
@rachmatpy
@rahabganendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H