Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Asyiknya Camping dan Serunya Hiking ke Curug Cibeureum

1 Februari 2023   16:22 Diperbarui: 2 Februari 2023   07:48 2997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cabin di Paseban Fly Resort, Pondok Halimun Sukabumi. Dokumentasi Pribadi

Menikmati curug atau air terjun, makin asyik rasanya dengan camping atau kemah, bermalam dalam balutan suasana alam hutan tropis pegunungan. 

Hi, traveler #koteker, kali ini, aku akan certain cerita seru travelingku ke Curug Cibeureum di Sukabumi. Adakah yang pernah ke curug ini?

Jika belum, asal tahu aja, lokasinya masuk dalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Resort Selabintana, Pondok Halimun (PH), Sukabumi, Jawa Barat.

Traveling kali ini, seru karena sekaligus aku bermalam di tenda yang jaraknya sekira 3 km dari curug yang disebut-sebut air terjun tertinggi yang dapat dikunjungi para wisatawan di dalam kawasan konservasi TNGGP.

Curug Cibeureum, Sukabumi. Dokumentasi Pribadi
Curug Cibeureum, Sukabumi. Dokumentasi Pribadi

Aku traveling tak sendiri, tapi bareng kawan-kawan traveler dari Komunitas Traveler Kompasiana (Koteka). Komunitas para penulis di Kompasiana inilah yang menggelar event Koteka Trip selama 2 hari 1 malam, yakni pada 28-29 Januari 2023 lalu.

Nah acara bertajuk Koteka Trip Paseban Fly Resort itu, kecuali mengunjungi curug juga bermalamnya di area perkemahan Paseban Fly Resort, Pondok Halimun. Nah aku cerita satu-satu ya.

Mencapai Lokasi Paseban 

Berangkat pada Sabtu 28 Januari 2023 pagi dengan titik kumpul di Stasiun Bogor. Ya, kami akan memulai perjalanan menggunakan moda kereta api jarak jauh rute Bogor -Sukabumi. Tiketnya difasilitasi Koteka seharga Rp 45 ribu.  Total tiket masing-masing Koteker Rp. 90 ribu pulang-pergi. 

Jujur saja, ini kali pertama aku naik kereta ke Sukabumi. Padahal zaman dulu, tahun 2012 aku pernah bermukim selama setahun di Cidahu, kawasan tak jauh dari Cicurug, Sukabumi. Dulu wira-wiri ke Jakarta menggunakan kendaraan pribadi, padahal Stasiun Cicurug hanya sekira 20 menit saja. .

Ada 10 koteker peserta termasuk aku yang telah berkumpul di Stasiun Bogor. 1 orang lagi, yakni Kang Oni, akan menyusul siang harinya.

Sekira pukul 08.20 WIB, kereta api jarak jauh Pangrango bertolak dari Stasiun Bogor. Tujuan kami adalah stasiun akhir, Stasiun Sukabumi. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam.

Perjalanan kereta asyik juga. Tak terasa, karena aku selingi dengan ngobrol ama Nurul, yang nomor bangkunya berjejeran dengan bangkuku.

Rombongan Koteker sampai di Stasiun Sukabumi. Dokumentasi KOTEKA
Rombongan Koteker sampai di Stasiun Sukabumi. Dokumentasi KOTEKA

Lanjut dari Stasiun Sukabumi, rombongan dibagi 2 kelompok mobil. 1 mobil ikut dengan mobil jemputan dari Paseban Fly Resort. Sisanya lagi menggunakan jasa transportasi online. Aku ikut mobil jemputan.

Perjalanan sekira 45 menit. Sedikit macet di area kota Sukabumi. Setelahnya jalan menuju Paseban Fly Resort lengang, cuma beberapa titik jalanan kurang bagus. Lumayanlah sedikit terguncang-guncang. Namun tergantikan dengan pemandangan yang asri area perkebunan teh nan luas di samping jalan.

Lagian aku ikut rombongan jemputan dari Paseban yang sudah hafal dengan kontur jalanan. Pemegang kemudinya Pak Dwi yang sudah biasa melewati kondisi jalan tersebut. Jadi amanlah.

Akhirnya sampailah kami di tempat tujuan, Paseban Fly Resort. Areanya menghijau oleh hutan topis pegunungan. Luas.

Udaranya sejuk cenderung adem, dingin. Ada tanah lapang memanjang setelah pintu masuk. Mobil-mobil pribadi para pengunjung memenuhi area parkir di sepanjang jalan aspal membelah tanah lapang. Diwarnai warna oranye tenda-tenda samping kanan dan kiri yang terpasang berjajar rapi. Ternyata pada hari itu, lokasinya ramai oleh pengunjung. Maklum saja, liburan akhir pekan.

Kulihat ada bangunan estetik di kanan kiri area. 4 di sebelah kanan dan 4 di sebelah kiri. Eh itu bukan rumah warga ya, tapi itu fasilitas penginapan di Paseban Fly Resort. 

Camping Bernuansa Hutan Pegunungan

Bangunan-bangunan estetik itu merupakan fasilitas penginapan. Ada yang berdinding kaca, 2 lantai ada yang rumah ala panggung, rumah pohon.

Jadi untuk penginapan, ada rumah pohon (villa), glamping, cabin dan tenda plus fasilitas mushola, kamar mandi umum serta warung makan. Kami menempati salah satu glamping dan tenda. Glamping untuk koteker perempuan, sementara yang pria tidur di tenda.

Seperti apa seeh, fasiitas penginapannya?

Nah ini aku certain lengkap dengan tarifnya untuk gambaran saja. Tapi ini tarif, harga per Januari 2023 kemarin yaa. Bisa jadi berubah-ubah.

Tendanya muat buat kami berlima. Tenda ini disewakan untuk umum dengan harga Rp. 200 ribu per malam, termasuk matras sebagai alas. Lumayan untuk mengusir dingin. Kalau mau lebih nyaman lagi ada layanan sewa kasur seharga Rp. 50 ribu per kasur.

Nah kalau rombongan perempuan bermalam di glamping. Oke banget seeh. Muat buat banyak orang. Ada toilet, wastafel serta teras menghadap area lapangan camping. Dari teras ini bisa melihat view hutan pegunungan sekaligus penampakan halimun atau kabut yang perlahan merambat dari gunung. Cantiklah.

Soal tarif, untuk umum Rp. 600 ribu per malam dengan kapasitas maksimal 7 orang.

Glamping dan Tenda di Paseban Fly Resort, Pondok Halimun Sukabumi. Dokumentasi Pribadi
Glamping dan Tenda di Paseban Fly Resort, Pondok Halimun Sukabumi. Dokumentasi Pribadi

Cabin di Paseban Fly Resort, Pondok Halimun Sukabumi. Dokumentasi Pribadi
Cabin di Paseban Fly Resort, Pondok Halimun Sukabumi. Dokumentasi Pribadi
Sementara di seberangnya lagi ada bangunan berkaca, cabin namanya. Itu fasilitas penginapan premium. 2 lantai. 1 lantai untuk tidur, toilet dan 1 lantai lagi untuk berkumpul ala keluarga. Ada sofanya.

Kapasitas di sini dibatasi maksimal 5 orang saja. Tarif untuk umum Rp. 500 ribu per malam. Asyik nampaknya di sini.

Sementara ada satu cabin dengan tarif Rp 400 ribu yang berdinding kayu, bukan kaca. Kapasitas juga buat maksimal 5 orang.

Mejeng di tenda aahhh. Foto Malica. 
Mejeng di tenda aahhh. Foto Malica. 
Aku seeh suka bermalam di tenda. Mengingatkan kembali, romantisme zaman masih pelajar ikut Pramuka. Hehehee.

Menikmati dingin malam dengan api unggun untuk menghangatkan badan. Rasanya waktu berputar kembali pada masa camping di Sekipan, Tawangmangu, berpuluh tahun lewat.

Malam itu aku terlelap di tenda. Berlima. Diiringi nyanyian syahdu lagu-lagu romantis dari belakang tenda. Lagu yang dilantunkan rombongan lain yang bermalam di Paseban.

Tendanya lumayan juga, tak tembus angin maupun air. Jadi gak dingin-dingin amat. Saking lelah dan ngantuk, gak terasa sudah pagi. Bergegas mandi di fasilitas kamar mandi umum. Antre satu orang. Aku lalu bersiap berangkat ke agenda berikutnya.... hiking ke Curug Ciubeureum.

Hiking ke Curug Ciubeureum 

Minggu, 29 Januari 2023 pagi, kami sudah berkumpul di area parkir sebelah lapangan. Bersiap memulai perjalanan ke curug terdekat dari bumi perkemahan kami yakni  Curug Cibeureum yang lokasinya berada pada ketinggian 1.300 meter dari permukaan laut (mdpl).

Buat tahu saja untuk mencapai Curug Cibeureum harus ditempuh dengan jalan kaki. Namanya juga melewati hutan. Jaraknya sekitar 3 km. Boleh lihat dulu videoku menuju curug di bawah ini.


Betewe, soal jarak ini, saat kembali dari curug, aku sempat hitung menggunakan aplikasi di smartphone. Cuma hitungnya dari pos 3 sampai area tenda. Lupa gak kuaktifin dari curug. Jaraknya 2, 2 km. Jadi ditambah sampai pos 3, kuperkirakan total jarak berkisar 3 km.

Jarak segitu kami tempuh lebih dari 1,5 jam. Lama ya?

Jangan salah. Treknya lumayan euuy. Naik turun. Banyak naiknya saat berangkat. Kalau baliknya paling satu jam. Rute menyusuri jalan setapak, melintasi hutan hujan tropis pegunungan dataran tinggi.

Ada total 3 pos pemberhentian untuk istirahat. Kami bersama pemandu, Kang Mamat sebagai penunjuk jalan. Gawat kalau tidak bareng pemandu, bisa nyasar. Soalnya ada beberapa jalan yang arahnya ke lain tujuan. Seperti di simpang pos 1.

Pos 1 menuju Curug Cibeureum, Sukabumi. Dokumentasi KOTEKA
Pos 1 menuju Curug Cibeureum, Sukabumi. Dokumentasi KOTEKA
Karena saat berangkat medannya naik terus, butuh tenaga ekstra dan atur nafas. Jalanan setapak bebatuan. Sudah agak rapi. Beberapa titik saja yang masih lumayan curam.

Bahkan abelum lama ada area yang longsor. Curug pun sempat ditutup untuk umum. Untung saja, saat kami di sana, sudah kelar diperbaiki dengan membangun jembatan besi. Jadi bolehlah dilintasi menuju curug.

Jembatan menuju Curug Cibeureum, Sukabumi. Dokumentasi KOTEKA
Jembatan menuju Curug Cibeureum, Sukabumi. Dokumentasi KOTEKA
Menggunakan tongat kayu ada bagusnya. Soalnya jalanan agak licin. Apalagi trek setelah pos 3. Wah ini trek paling heroik seeh menurutku. Tikungan, tanjakan tajam. Batu-batu pijakan yang licin serta melintasi rimbunan semak-semak.

Aku sempat terpeleset saat balek dari curug. Batu sekepal yang kuinjak, bergerak. Jatuh deh. Untung jatuhnya  di atas tanah, agak miring.

Waspada juga terhadap pacet atau lintah. Aku termasuk salah satu dari koteker yang dicium maut pacet haha. 4 ekor pulak. Ketahuan saat di pos 2. Ukurannya sekitar 1,2 cm. Kubiarin aja, dengan niat kubersihkan saat tiba di curug.

"Gapapa, ntar lepas sendiri," kata Kang Mamat.

Pacet di kakiku| Dokumentasi pribadi.
Pacet di kakiku| Dokumentasi pribadi.

Iya lepas sendiri, tapi sudah kenyang darah dia hahaa. Ternyata saat tiba di curug, si makhluk vampire itu belum lepas. Tambah gendut pulak. Akhirnya kusentil, lepas. Kubasuh air.

Beberapa saat darah masih keluar. Kang Mamat menempelkan tembakau rokoknya. Menempel dengan potongan salonpas, yang dibagi 4 buah. Biar darah berhenti ngalir. Makasih akang yang ternyata sigap dan siap sedia dengan persediaan penawar  darurat ala P3K. 

Kata teman Kang Mamat ditetesin hand sanitizer juga bisa lepas sendiri. Yang jelas jangan panik aja yaa. Ga apa-apa. 

Aku seeh ngrasain, gak terasa apa-apa. Nyeri juga enggak. Gatal dikit aja. Namun gak kuhirau. Konsentrasiku lebih fokus mendokumentasikan keindahan Curug Cibeureum. Jadi lupa deh ama bekas gigitan ayang pacet.

Tinggi Curug Cibeureum sekitar mencapai 60 meter. Diyakini merupakan air terjun tertinggi yang dapat dikunjungi para wisatawan di dalam kawasan konservasi TNGGP.

Airnya jernih. Mengalir cukup deras. Untung gak deras banget. Jadi masih aman mendekat. Hawanya lumayan dingin, maklum saja di ketinggian 1.300 meter mdpl.

Namun begitu, aku yang bersinglet dan bercelana pendek masih santai aja seeh. Gak kedinginan. Sejuk malahan terasa. Hahaha. Mungkin karena berkeringat setelah 1,5 jam hiking menuju curug.

Oke sekian cerita perjalananku bareng Koteka Trip. Bagi teman-teman yang tertarik ke sini, siapin saja sedikit latihan fisik, biar gak kaku dan tentunya akan lebih seru kalau camping bermalam di area Paseban Fly Resort.

Curug Cibeureum, Sukabumi. Dokumentasi Pribadi
Curug Cibeureum, Sukabumi. Dokumentasi Pribadi

Oh iya, info penting neh, untuk masuk ke obyek wisata Curug Cibeureum ini, para pengunjung harus membayar tiket yang sudah termasuk asuransi. Untuk berjaga-jaga saja akan kemungkinan yang tak diharapkan. Cuma Rp. 20 ribu saja.

Satu lagi, sebagai pecinta alam, kita harus turut menjaga, merawat alam dari sampah-sampah ya. Jangan membuang sampahmu di hutan. Kantongin sampahmu. Cukup mantan saja yang dibuang eh. Kita harus jadi traveler, pecinta alam yang bertanggung jawab kan ya.

 Jangan membunuh sesuatu kecuali waktu.
Jangan mengambil sesuatu kecuali foto. 
Jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak.

Happy traveling!

Rachmat PY
Instagram @rachmatpy
@rahabganendra

KOTEKA
KOTEKA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun