Anak-anak aktif belajar budaya musik angklung serta menari. Ada juga taman baca dan akses WIFI, TV yang disediakan untuk warga. Plus bertanam hdroponik seperti kangkung.
 Kulinernya? Tenang ada cireng dan emping jengkol. Empung jengkol ini dibikin oleh ibu-ibu warga Kampung Labirin. Emping jengkol dikemas beragam ukuran dan dijual mulai dari kemasan Rp. 5000.
Di penghujung kampung Labirin ada rafting Kali Ciliwung. Kalinya cukup lebar dengan arus yang lumayan deras, apalagi saat Bogor sering hujan. Kedalamannya ada yang sekitar sampai dada orang dewasa. Tapi dijamin aman sama pendampingnya deh. RUtenya pendek saja, dari Kampung Labirin sampai bawah Jembatan Otista sebelum masuk aliran sungai ke Kebun Raya.
4. Kampung Mulyaharja
Lokasi kampung ini di RT 05/RW 01, Mulyaharja, Bogor Selatan, Kota Bogor. Kalau dari pusat kota Bogor sekira 10an km.
Nama tempat wisata ini bernama Agro Eduwisata Organik {AEWO} Mulyaharja atau Kampung Tematik Mulyaharja  Menawarkan keindahan pemandangan sawah berlatar belakang gunung.
Area persawahan minapadi itu, dilengkapi dengan jalur berbahan kayu sepanjang 200 meter. Di tengah persawahan ada saung-saung tempat makan dan menikmati keindahan sawah. Instagramable banget pokoknya.
Tempat ini sekaligus merupakan lokasi  wisata edukasi (bertani). Jadi sangat cocok  untuk  anak-anak sekarang guna menumbuhkan kesadaran bercocok tanamnya.
Kulinernya pun beragam. Semua tradisional ala Sunda. Ada paket-paket makanan yang tersedia, seperti nasi liwet komplit dengan lauk pauk dan lalapan. Bisa dipesan berkelompok ataupun perorangan.
 5. Kampung Perca
Nah lokasi kampung ini ada di Kawasan Tajur. Kawasan yang beken dengan produk tas. Di sini aku dan rombogan Koteka mampir ke rumah milik Ibu Titik Wahyono, selaku Ketua Kompepar Kampung Perca.