***
Balek ke cerita Imlek tahun ini. Memang beda, perayaannya, maklum saja masih di masa pandemi Covid 19. Apalagi status di Jakarta dan Bogor adalah PPKM level 3. Jadi dibatasi pengunjungnya dan keramaiannya. Protokol Kesehatan jelas diterapkan di vihara. Seperti menggunakan masker, cuci tangan maupun scan aplikasi PeduliLindungi sebelum masuk vihara.
Imlek tahun ini, kali pertama aku mengunjungi Vihara Dhanagun, yakni . Dua tahun belakangan aku "Imlekan" di vihara  Kim Tek Ie atau Vihara Dharma Bhakti di Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat. Keriuhan Imlek terasa sekali bedanya sejak pandemi melanda.
Vihara bernuansa merah khas Imlek, lampion bergantungan, nyala lilin beragam ukuran dimana-mana. Kesibukan di area vihara kulihat beragam. Ada pengunjung yang bersembahyang. Ada petugas vihara yang terlihat membantu pengunjung seperti menyiapkan lilin, dupa, bersih-bersih dan lain sebagainya.
Tugas Wito terlihat sepele, namun tidak sepele. Dia bertugas bersih-bersih, membantu pengunjung yang akan bersembahyang,
berdoa, seperti saat Cici-cici yang kuceritakan di atas.
Di momen Imlek tentu tanggungjawab Wito bertambah, seiring kesibukan vihara. Stand by dari pagi hingga sore bahkan malam hari dilakukan dengan suka hati. Pria asli Jawa ini bahkan sudah 15 tahun dipercaya menjaga dan "merawat" vihara Dhanagun.
"Senang saja bisa bekerja dan membantu di sini," kata Wito.
"Keluarga juga senang-senang saja saya  bekerja di sini," katanya. Â