Gua ini, penampakan luarnya paling bagus. Tak dihiasi kepala harimau. Tapi masih alami, apa adanya. Tapi menurut Edo, jalurnya susah di dalam gua. Karena besar kecilnya celah. Jadi bagi yang menyusuri gua ini harus jongkok, bahkan merayap.
Keren sebenarnya ya. Namun butuh persiapan kalau mau menyusurinya. Berhubung tak siap peralatan, fisik dan mental, kami hanya sampai mulut gua saja. Hehee. Kali lain deh.
Komplek Gua Gudawang mestinya menarik untuk dikunjungi. Dengan area yang asri juga keindahan dinding gua, stalagtit dan stalagmit serta aliran sungai bawah tanah, mestinya menjadi pesona yang berbeda dari tempat wisata lainnya.
Kalau dihitung jarak tempuh dari Jakarta juga masih bisa dilakukan kunjungan wisata dalam sehari saja. Gak perlu menginap. Kalau mau menginap bisa dilakukan di Bogor. Rute jalannya sudah lumayan manusiawi untuk ditempuh. Hanya perlu kesabaran terkait kemacetan.
Butuh perhatian pemerintah Bogor untuk meningkatkan perform Gua Gudawang agar makin banyak kunjungan. Masih ada 9 gua lainnya yang belum dimaksimalkan. Goa Sipaheng, Goa Cimenteng, Goa Ciaul, Goa Cigaraan, Goa Cikondang, Goa Leguk Picung, Goa Ciparat, Goa Sigoong, dan Cielong. Belum bisa dikunjungi. Mestinya wisata 12 gua menjadi daya tarik tersendiri.
Butuh kasih sayang dari pengunjung yang sudah datang ke lokasi. Tidak merusak meski sebatas corat coret yang merusak keaslian gua. Menjaga dan merawat agar tempat ini terjaga kealamiannya. Setuju? Â
[Video] Menyusuri Gua Gudawang, Gua Para PetapaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H