Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pneumonia, Rokok, dan Jiwa Balita yang Terenggut

29 Agustus 2019   04:48 Diperbarui: 29 Agustus 2019   17:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu poster yang menggambarkan bahaya rokok pada anak di area acara. (Foto Ganendra)

Lalu apa sehh penyakit Pneumonia  itu?  

Pneumonia adalah infeksi akut sistem pernapasan bawah yang disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme mikro lainnya dari salah satu atau kedua belah jaringan paru-paru. Kantong udara atau alveoli pada paru-paru yang seharusnya berisi udara menjadi berisi cairan atau nanah. Akibatnya penderita mengalami nafas cepat napas, batuk berdahak, demam dan menggigil, karena kekurangan oksigen dan bisa mengakibatkan kematian.

Pneumonia sering disebut juga sebagai penyakit multifaktorial yang mengakibatkan sesak hingga kematian pada balita. Gejala yang paling mudah ditemui pada balita yang terkena pnemonia ringan, adalah sesak nafas atau gangguan dalam pengambilan oksigen dari paru-paru hingga demam serta adanya peningkatan suhu tubuh.

Sementara penyebabnya ada beberapa factor, salah satunya adalah asap rokok. Balita merokok? Tentu bukan. Itu karena balita menjadi perokok pasif. Akibat perokok aktif di sekitarnya seperti ayahnya yang perokok.

Salah satu poster yang menggambarkan bahaya rokok pada anak di area acara. (Foto Ganendra)
Salah satu poster yang menggambarkan bahaya rokok pada anak di area acara. (Foto Ganendra)
Tanpa bermaksud mendeskreditkan perokok, aku sendiri mantan perokok. Maksudnya dulu pernah menjadi perokok aktif. Namun sudah berhenti merokok karena alas an kesehatan. Sering batuk dan dada sesak, waktu itu.

Menurut Dr. Wiendra Waworuntu, banyak anak-anak penderita pneumonia yang ternyata disebabkan oleh kebiasaan orang tuanya yang kerap merokok di dalam rumah atau di sekitar anak.

Poster di area acara. (Foto Ganendra)
Poster di area acara. (Foto Ganendra)
Sebenarnya, pneumonia dipicu oleh virus, jamur atau bakteri. Namun, akibat dari banyaknya orang tua yang merokok di sekitar anaknya, maka pneumonia pada anak kini bisa dipicu oleh kebiasaan buruk ini. Itu gegara asap rokok yang melekat pada pakaian dan badan orng tua yang dapat memicu timbulnya penyakit pneumonia pada balita. 

Artinya balita dapat menjadi perokok pasif yang mengakibatkan sering   mengalami batuk, pilek berulang akibat terpapar racun rokok. Ya, bahayanya bukan dari asap yang keluar dari mulut perokok, namun asap rokok yang menempel di tubuh perokok.

Salah satu aktivitas dia cara Save The Children. (Foto Ganendra)
Salah satu aktivitas dia cara Save The Children. (Foto Ganendra)
STOP Pneumonia
Oleh karena itulah,s alah satu pencegahan pneumonia, sangat membutuhkan peran ayah dan peran ibu. Seorang ayah dapat membantu mencegah pneumonia dimulai dari cara sederhana. Jika ayah adalah perokok pasif, tentu saja berupaya menghindarkan asap rokok menempel di tubuh dan pakaiannya. Jika sulit, pilihannya ya hentikan kebiasaan merokok.

Cara lainnya adalah dengan metode STOP Pneumonia seperti dianjurkan oleh  Dr. Wiendra Waworuntu. STOP itu kependekan dari: Pertama adalah dengan pemberian ASI Eksklusif serta pemberian MPASI di dua tahun pertama kehidupan anak.

Kedua, tuntaskan vaksin pada anak untuk menjaga kekebalan tubuhnya. Ketiga, obati anak jika mengalami penurunan kondisi selama berhari-hari. Keempat, pastikan kecukupan gizi saat anak sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun