Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Sembrono di "Pintu Akherat" Kereta Api

3 Januari 2019   16:55 Diperbarui: 3 Januari 2019   17:09 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlintasan kereta api, Jl Panjang Green Garden, Jakarta Barat. (Foto Ganendra)

Setiap tau kejadian orang tersambar kereta api, aku kok jadi geram dan heran. Seperti hari ini, Kamis (3/1/2019) sekira pukul 09.45 wib, saat aku melintas di Jalan Panjang, kawasan Green Garden Jakarta Barat.

Tu ada perlintasan kereta api listrik, rute Kepa Duri -- Tangerang. Ada kerumunan. Orang ketabrak kereta api. Korban warga sekitar, meninggal di tempat. Ujung-ujungnya hujan tangis di rumah duka yang bikin gak tahan hati. Sedih. Duh!

Itu kejadian kesekian yang kulihat. Beberapa bulan lalu juga aku ngonangi, pesepeda motor kesambar kereta api di perlintasan KA Pasar Pesing. Untung selamat. Luka-luka. Meski sepeda motornya terlempar dan nyemplung ke pinggiran Kali Angke.

Juga pernah lihat bus metro mini yang ketabrak ekreta dan keseret puluhan meter di kawasan Tambora. Jakarta Utara.  Juga lihat di berita, televise, koran dan seabreg lainnya.

Terlepas dari takdir, heran aja. Pasalnya, itu kereta api pan memang udah punya jalannya sendiri. Gak bisa diganggu gugat. Kita mesti ikutin aturannya. Kalau kereta api mau lewat, pengguna jalan di perlintasan kereta api yaa ngalah. Ga bisa protes. Biarkan kereta apinya lewat duluan.

Apalagi kalau perlintasanya sudah dilengkapi palang pintu. Jadi sudah ada wanti-wanti. Saat palang pintu sudah ditutup tur ada sirene yang meraung cukup kencang. Ditambah teloletnya kereta saat akan melintas, sudah kedengaran dari kejauhan, mestinya kejadian ketabrak kereta bisa dihindari. Kecuali, kalau pengguna jalan gak mau menghindar. Kan gila ya!

Alasan jamak. Lama nunggu keretanya lewat, lagi buru-buru. Jadi pembenaran menerabas palang, ataupun nekad nyeberang rel.  

Itu gak bisa ditolerir. Kecuali mau buru-buru ke akherat haghaghag. Makanya aku kalau liat yang suka nekad nyeberang, pengen misuh-misuhi. Laa pan bikin deg-degan. Sementara teloletnya kereta udah kedengaran di kejauhan.

Sabar Dikit napa?

Kenapa ga sabar dikit lagi. Stand by antre bareng ama pengguna jalan lainnya. Sabar gak bikin miskin pan. Sabar mungkin bikin telat dikit. Mungkin telat kantor, kena potong gaji. But yaa gak sebandinglah ama nyawa semata wayang. Kita bukan kucing yang katanya punya nyawa 7 biji.

Bukan sabar namanya kalau ada batasnya. Batasin jam? Buru-buru? Lewat dari buru-buru, lenyaplah sabarmu. Tanggung resikomu.  

Soo, rasanya ga rasional saja kalau ketabrak kereta. Kalau gak faktor orang yang sembrono. Kecuali ada niat lain.

Jadi mbok ya kalo palang dah nutup, sirene dah tuing-tuing, ya jangan nekad maen terobos, meski kereta belum nampak.

Kalo udah kebelet mau nyebrang, pastikan aman. Tengok kanan kiri, kereta dah keliatan belon. Jangan langsung nylonong. Tapi catet, yang begituan sebaiknya ya janganlah dilakukan. Beresiko. Siapa tahu makbedunduk, keretanya wusss lewat.

Kalo kereta udah lewat, tunggu sampe palang dibuka, sirene berhenti. Kalo nekad dah jalan, loe bisa keembus tamparan angin kereta dong. Lagian kadang meski kereta lewat, masih ada kemunginan masih ada kereta yang lewat. Jadi tunggu ampe sirene berhenti.  

Jadi jangan sembrono di "pintu akherat" perlintasan Kereta Api.

#ngoceh

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun