Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Bike Sharing" Gowes Humanis dengan Sepeda dari Limbah Kayu

28 November 2018   04:24 Diperbarui: 28 November 2018   10:28 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat Kayuh terpasang di stang sepeda kayu produk Kayuh. (Foto Ganendra)

Bersepeda? Siapa yang gak punya kenangan masa kecil bersepeda. Dari mulai belajar naik, jatuh, bangun lalu mencoba lagi. Setelah bisa setiap hari ke sana ke mari menggunakan sepeda. Serunya lagi, bisa tukeran sepeda, juga  bisa berbagi dengan kawan sepermainan yang tak memiliki sepeda. Berbagi giliran bersepeda dengan kawan yang tak punya sepeda. Humanis.

Bagaimana kalau semangat dalam kenangan itu dihadirkan di antara kita lagi? "Berbagi sepeda" dengan banyak orang. Menumbuhkan kesadaran berbagi, disiplin dalam pergaulan sosial, yang mengembalikan sisi baik kita pada sejati sisi manusia.

Semakin lebih dan berbeda dengan sarana sepeda mengusung 'semangat' ramah lingkungan. Sepeda yang diciptakan dari bahan yang hampir tak bernilai lagi, menjadi sebuah karya yang bernilai estetis. Sepeda yang ramah lingkungan, terbuat dari limbah kayu, kita sebagai pengguna akan mendapat pengalaman yang berbeda.

Sepeda kayu produk Kayuh. (Foto Istimewa)
Sepeda kayu produk Kayuh. (Foto Istimewa)
 "Bike Sharing" Ramah Lingkungan yang Humanis

Bike sharing mungkin sudah pernah dengar, soalnya kalau di luar negeri sudah umum ditemui, seperti di Eropa maupun Singapura.

Konsep bike sharing lazim di perkotaan. Memungkinkan setiap orang bisa menggunakan sepeda yang tersedia, kemana saja. Siapa saja bisa menggunakannya, namun dengan system yang diaplikasikan menggunakan teknologi. Memadukan kecanggihan hardware dan sofware.

Nah, di Indonesia "bike sharing" bakalan dihadirkan. Namun berbeda dengan di negara lain, soalnya bike sharing akan dilakukan  dengan menggunakan sepeda kayu yang ramah lingkungan. Itu belum pernah ada.  Ya, aku juga belum pernah dengar. Hehee

"Kayuh Bike" nama branding yang mempelopori ajang bike sharing dengan menggunakan sepeda dari olahan limbah kayu karet. Rencananya "Kayuh" menggelar bike sharing pada 16 Desember 2018 mendatang. Itu akan menjadi sebuah  sejarah dalam catatan dunia, menjadi kali pertama bike sharing dengan sepeda kayu.

Adalah Maulidan Isbar, Co-Founder Kayuh yang menjadi salah satu sosok dibalik gagasan Kayuh Bike  bike sharing ala  "Kayuh Bike"  itu.

"Pengen hadirkan konsep bike sharing yang  ramah lingkungan, dengan unit sepeda dari sumber daya alam, limbah kayu yang tak terpakai," jelas Maulidan Isbar, Co-Founder Kayuh saat aku ngobrol dengannya di ajang Republik Internet of Things (RIoT) di Senayan City, Sabtu 24 November 2018 lalu.

Maulidan Isbar, Co-Founder Kayuh. (Foto Istimewa)
Maulidan Isbar, Co-Founder Kayuh. (Foto Istimewa)
Gagasan yang sebelumnya dirintis seiring berkembangnya sepeda kayu yang diproduksi di Depok, Jawa Barat itu.

Tujuan lainnya, setelah memproduksi sepeda kayu, lalu bagaimana dapat dinikmati masyarakat dengan tanpa beban biaya. Menghadirkan sistem bike sharing yang humanis bagi  masyarakat. Tanpa biaya, sehingga masyarakat sebagai pengguna tidak merasa dibebani.  Lalu bagaimana pembiayaannya ya?

Menurut Maulidan, di situlah  perlu dibangun kerja sama dengan pemerintah daerah atau pemerintah kotanya. Bayangin dengan kemampuan tracking akan menjadi penting untuk iklan. Iklan bergerak setiap hari, gak diam seperti baliho di pinggiran jalan. Iklan bisa di tempel di station sepeda  maupun di sepedanya sendiri. Keren khan?   

Kerjasama dengan Pemkot. (Sumber Kayuh Bike)
Kerjasama dengan Pemkot. (Sumber Kayuh Bike)
Kerjasama dengan Pemkot. (Sumber Kayuh Bike)
Kerjasama dengan Pemkot. (Sumber Kayuh Bike)
Nah dengan kesempatan berbagi di bike sharing, masyarakat sebagai pengguna bisa memperoleh pengalaman banyak hal. Misalnya saja bagaimana kecanggihan hardware dan software bertemu dengan baik saat sepeda kayunya disinkronisasi dengan aplikasi.

"Kita mengedepankan user experience. Ketika mereka donlot aplikasi, lalu mereka menggunakannya akan ada experience," jelas Maulidan.  

Alat Kayuh terpasang di stang sepeda kayu produk Kayuh. (Foto Ganendra)
Alat Kayuh terpasang di stang sepeda kayu produk Kayuh. (Foto Ganendra)
Penasaran dengan operasional sepeda kayu itu, aku sempat meng-gowes-nya di area acara RIoT. Namanya juga sepeda, sekilas sama saja. Hal yang membedakannya, ya itu tadi dihubungkan ke aplikasi di smartphone. "Kayuh" di-support oleh Dycodex, penyedia software-nya sehingga memungkinkan bisa diperasikan menjadi  bike sharing.

Jadi  sepeda kayu itu di-lock dengan sistem aplikasi. Pengguna saat mau menggunakan sepeda, pertama kali harus mengunduh  aplikasi "Kayuh" di smartphone dulu.  Mengisi username, data pribadi sesuai Kartu Tanda Penduduk,  nomor  telpon dan lain-lain.  Eh saat ini belum bisa diunduh yaa, ntar saat ajang bike sharing pada 16 Desember 2018 di Bogor, baru bisa. Hehee.

Sepeda kayu harus scan Qr dengan aplikasi untuk membuka lock. (Foto Ganendra)
Sepeda kayu harus scan Qr dengan aplikasi untuk membuka lock. (Foto Ganendra)
Sepeda kayu dengan Kayuh Apps. (Sumber Kayuh Bike)
Sepeda kayu dengan Kayuh Apps. (Sumber Kayuh Bike)
Data-data itu penting agar nantinya kalau misalnya terjadi pencurian sepeda, bisa diketahui lewat data-data yang terekam.  Itulah yang memungkinkan sepeda diparkir dimana saja. Di tempat-tempat ramai, kafe dan semacamnya.

Setelah mengunduh dan menginstalnya, baru bisa digunakan untuk membuka lock di alat yang dipasang di stang "Kayuh", sepeda kayu. Lakukan scan QR, lock terbuka, baru sepeda bisa dioperasikan.

"Pakai ini bisa terlacak, sepeda ada dimana, digunakan siapa, berapa lama, dari mana ke mana," jelas  Taupik Ismail, Business Development, PT Dycodex Teknologi Nusantara di area RIoT. Ya, aplikasi memberikan informasi tracking selama sepeda digunakan.

Tracking di aplikasi Kayuh. (Foto Ganendra)
Tracking di aplikasi Kayuh. (Foto Ganendra)
Menyapa Pak Rudiantara. (Foto Ganendra)
Menyapa Pak Rudiantara. (Foto Ganendra)
Alat Kayuh. (Sumber Kayuh Bike)
Alat Kayuh. (Sumber Kayuh Bike)
Terkait lama penggunaan bisa di-setting, bisa 30 menit, sejam atau lainnya.  Ya kalau ramai penggunanya, setting waktu gak lama juga kale yah, biar kesempatan "sharing" bisa digunakan banyak orang. Di sinilah perlu ada kedisplinan waktu. Jika lewat waktu bisa saja dikenai denda yang fungsinya sebenarnya hanya sebagai punishment untuk mendorong pengguna menghormati pengguna lainnya.

Nah soal alat "Kayuh" itu menggunakan energi solar cell yang disimpan dalam baterai. Daya tahan baterai, untuk bikesharing idealnya tahan satu hari, tapi aktualnya cuma bisa 3-4 jam aja. Pasalnya  digunakan terus, dan pengiriman data terus dilakukan. Jelas dengan energy surya, semakin membuat "Kayuh" sebagai sepeda ramah lingkungan.

"Ada dua cara agar baterai tetap aman dan bisa tahan sehari. Pertama pakai solar cell.  Lemah ketika tak ada kontinuitas sinar matahari. Ada 4 magnet bisa ngecas. Saat parkir di station sepeda bisa ngecas," jelas Taupik.

Ngecah baterai dan solar cell. (Foto Ganendra)
Ngecah baterai dan solar cell. (Foto Ganendra)
Kayuh Bike di Bogor

Kayuh Bike adalah program bike sharing yang ramah lingkungan pertama di dunia, karena menggunakan sepeda  dari bahan limbah kayu karet yang diambil dari daerah jawa Barat dan sekitarnya. Dengan memanfaatkan kayu limbah ini diharapkan tak ada kayu yang terbuang sia-sia.

Kayuh Bike akan digelar pada 16 Desember 2018. Dibuka untuk umum dan free.  Rencananya akan dibuka setiap hari mulai jam 06.00 WIB  - 19.00 WIB. Areanya mengelilingi Kebun Raya Bogor melalui pedestrian, karena jalur sepeda belum terpisah. Hanya ada beberapa titik yang terpisah. 

Gowes dengan sepeda kayu terhubung ke aplikasi. (Foto Ganendra)
Gowes dengan sepeda kayu terhubung ke aplikasi. (Foto Ganendra)
Pemkot Bogor menerima baik digelarnya ajang Kayuh Bike untuk mewujudkan  Kota Bogor sebagai kota yang friendly, dan  mengajak masyarakat lebih humanis.  Kontrak sudah setahun. Nantinya akan uji coba 3 bulan untuk evaluasi. Trial 3 bulan.  Uji coba meliputi interest/ respon  masyarakat. Kalau produk/ sepeda kayunya beberapa sudah diuji oleh Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), Kementerian Perindustrian.  Uji seperti tarik tumbuk, uji berat, uji lelah.   

Nah jika respon masyarakat di Bogor positif, maka akan digelar di kota lainnya, bahkan di kota luar negeri.

"Penjajagan dilakukan di kawasan SCBD Jakarta. Kita menyesuaikan jenis transportasi apa yang cocok dengan daerah tersebut. Kota lainnya Bali, Semarang, Makasar. Target luar negeri di  Denmark dan Spanyol," tutur Maulidan.

Saat ini Kayuh sedang fokus pada pilot project di ajang Kayuh Bike Bogor. Harapannya nanti bisa diduplikasi modelnya ke daerah lain sebagai referensi.

"Kayuh", Sepeda dari Limbah Kayu

Kayuh Bike (website caoming soon) sebagai brand produsen sepeda kayu, sudah 2,5 tahun berdiri dengan pusat produksinya hanya di Depok, Jawa Barat. Selama ini sudah kirim sampling untuk pasar ekspor ke Tiongkok,Thailand, dan Malaysia meski belum besar.  

Berlatar belakang 'main'  sepeda kayuh dengan model bisnis to customer. Seratus persen karya lokal, anak bangsa.  Keinginan untuk bisa lebih mengangkat produk lokal bisa bersanding dengan produk-produk dari luar negeri.  Bisa bersaing dan  dan bisa bersanding dengan produk-produk dari luar. Jadi bukan saatnya lagi import produk, tapi ekspor.

Material yang digunakan utamanya adalah limbah kayu karet. Namun ada juga yang dari jabon dan jati, itu jika tersedia limbahnya.  Sekitar 50 persen material yang dipakai pada sepeda Kayuh terbuat dari kayu karet. Dipadu dengan bambu, besi dan kulit.  Dengan menggunakan material berasal dari alam, diharapkan sepeda Kayuh bisa kembali lagi ke alam jika kelak menjadi limbah.

"Semua dipakai dari kayu limbah.  Yang sepeda dibuat dari kayu laminasi, plywood," jelas Maulidan.

Sepeda kayu produk Kayuh. (Foto Ganendra)
Sepeda kayu produk Kayuh. (Foto Ganendra)
Sepeda kayu produk Kayuh. (Foto Ganendra)
Sepeda kayu produk Kayuh. (Foto Ganendra)
Ada 5 model sepeda kayu yang diproduksi. Ada model sepeda minivelo, sepeda lipat, sepeda Bali dengan motif Bali, sepeda Kujang motif kujang, dan kayuh skutik (skuter elektrik). 

Khusus sepeda Kujang, special didesain untuk ajang "Kayuh Bike" di Bogor.  Kalau sepeda skutik baru prototype dibuat dari kayu juga namun bukan manual.  Kemampuan menahan beban maksimal 120 kg dan minimal 70 kg.  

Sepeda kayu motif Kujang produk Kayuh. (Foto Ganendra)
Sepeda kayu motif Kujang produk Kayuh. (Foto Ganendra)
Pilihan olahan limbah kayu karet bukan tanpa alasan. Melimpahnya limbah kayu karet akibat populasi kayu karet besar namun tak disentuh karena kayu karet karakteristiknya susah dibentuk kalau mau jadi furniture. Jadi pemain kayu banyak yang tak mau menggunakan kayu karet. Akibatnya kayu karet tak mempunyai nilai ekonomi.

"Indonesia adalah produsen perkebunan karet terbesar di dunia, 26,7 juta hektar. Menyisakan limbah 3,7 juta hektar setiap tahun, atau sekitar 147 juta batang setiap tahun," jelas Maulidan. Jadi pantas saja kalau Maulidan yakin material tercukupi 5-7 tahun ke depan, dari Jawa Barat dan Banten.

Tentu saja apa yang dilakukan Kayuh dengan mengolah limbah kayu karet yang kurang bernilai ekonomi bisa terangkat dengan sentuhan industri kreatif. Dimodifikasi ulang sebagai bahan membuat sepeda kayu yang mempunya nilai ekonomi yang lebih tinggi, dengan harga jual berkisar antara Rp.4 juta -- Rp. 12 juta per sepeda.  

Dikerjakan secara hand made, sedikit campur tangan mesin, membuat sepeda Kayuh memiliki keunggulan desain, gak kaku, ergonomis, sangat tak terbatas.  Hal yang lebih luas lagi sepeda kayu produksi Kayuh, berdampak positif.

Selain mengolah bahan yang terbuang, mendesain produk ramah lingkingan dipadu dengan penggunaan untuk membangkitkan kesadaran tentang berbagi antar manusia. Sesuai kodrat manusi sebagai makhluk sosial. Jadi mari berbagi, yang bisa dimulai dengan turut dalam ajang Kayuh Bike, bike sharing, Desember mendatang. Yuk mari!

@rahabganendra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun