Berdiri di atas jembatan Tano Ponggol, Samosir. Sore hari nan ramai. Suara klakson kapal besar berkapasitas tipe 2000 DWT (dead weight tonnage) melintas di bawah jembatan. Bersahutan. Hilir mudik membelah alur yang membentang lebar sekira 80 meter. Orang-orang berpesiar mengelilingi pulau Samosir, menikmati panorama dari atas kapal. Sementara di atas jembatan ramai lalu lalang kendaraan transportasi barang dan jasa. Mengangkut berbagai rupa barang, jasa maupun hasil panen warga Samosir dan sekitarnya. Di pinggiran alur, muda-mudi bahagia, menikmati langit senja di pedestrian. Menuju malam.
IMPIAN. Itu pemandangan memukau yang mungkin akan terlihat setahun ke depan. Saat jembatan baru usai dibangun sebagai jalan masuk satu-satunya antara pulau Samosir dengan pulau Sumatera. Jika jembatan sepanjang 200 meter sudah jadi, maka kapal-kapal besar bisa lewat di bawahnya.Â
Momen itu yang kubayangkan akan ada, saat kuberdiri di jembatan Tano Ponggol, Jumat 9 November 2018 lalu. Jembatan yang menghubungkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera, saat ini panjangnya hanya sekira 25 meter saja.
Alur di bawah tak terlalu lebar dan terlihat dangkal. Praktis hanya perahu kecil bermuatan orang yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari tangan kiri. Â
Alur inilah yang memisahkan Pulau Samosir dan membuat Pulau Samosir di kelilingi air Danau Toba.
Alat-alat berat sibuk mengeruk dan menggali tanah. Â Truk-truk besar hilir mudik mengangkut tanah galian.
Alur Tano Ponggol sedang dilebarkan dan dikeruk lebih dalam agar mampu menampung badan kapal besar. Â Itu proyek kerjaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Â
Proyek yang dilakukan Kemen PUPR di Tano Ponggol itu, sejatinya sudah dilakukan sejak tahun 2017. Proyek berupa normalisasi dan pelebaran terusan/ alur Tano Ponggol yang digenjot kelar pada 2019 mendatang. Â
Untuk apa proyek itu dilakukan?
Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sebagai Bali Baru. Artinya kawasan wisata itu dipacu agar semakin memiliki daya tarik di mata dunia internasional seperti kepopuleran Pulau Dewata, Bali.
Danau Toba bersama Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Morotai, serta dua tambahannya Toraja dan Mandeh ditargetkan menarik kunjungan 20 juta wisatawan ke Indonesia tahun 2019.
Pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN (seperti Danau Toba) direncanakan secara terpadu. Mencakup misalnya penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, Â pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
Seperti halnya proyek penataan kawasan yang dilakukan di Tano Ponggol, pelebaran alur/ terusan dilakukan. Apa tujuannya?
Seperti yang kubayangkan, menjadi kawasan wisata yang bisa mendulang banyak pengunjung. Â Para wisatawan dapat mengelilingi pulau Samosir dengan menggunakan kapal.Â
Alur dirancang mampu memuat kapal besar berkapasitas tipe 2000 DWT (dead weight tonnage) dapat melintas di alur Tano Ponggol. Jelas hal itu akan meningkatkan daya tarik Danau Toba khususnya Pulau Samosir.
"Ada 3 pilar yang akan dibangun dalam bentuk jembatan. Nah supaya menjadi bagian dari KSPN tadi, perahu besar akan lewat sini, sekarang kan hanya perahu doang yang bisa lewat. Jadi secara nasional pariwisata akan berkembang," jelas  Krisno Yuwono, Kabag Humas Biro Komunikasi Publik PUPR di lokasi proyek Tano Ponggol.
Manfaat kedua adalah dengan adanya kemudahan akses kapal berikut akses darat, maka akan meningkatkan aksesibilitas transportasi barang dan jasa, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kapal mempunyai peranan penting dalam sistem pengangkutan bagi banyak kota pesisir pantai. Kapal membuat transit langsung antar kedua tujuan dengan biaya relatif lebih kecil.
Sebagai daerah tujuan wisata baru, dimasa depan diperkirakan akan muncul kapal-kapal baru dengan ukuran  lebih besar dan penggunaan yang lebih beragam.
Sementara jalur darat melalui Jembatan Tano Ponggol adalah satu-satunya pintu akses menuju Pulau Samosir. Itu terhubung dengan jalur jalan dari Simpang Tele sepanjang 22 Km. Pelebaran jalan juga dilakukan di jalan menuju Pulau Samosir seperti di Tele.
Ketersediaan infrastruktur jalan dengan kondisi yang bagus, memadai maka akan memudahkan wisatawan mencapai lokasi-lokasi wisata di Pulau Samosir seperti Museum Batak di Tomok, dan Tiga Danau.
Tentu dengan kondisi akses yang bagus, maka dampaknya jelas, perekonomian masyarakat sekitarnya semakin bergeliat dan meningkat.
Kondisi Existing Alur Tano Ponggol
Saat mengunjungi proyek Alur Tano Poncol di ajang Media Visit Danau Toba bareng Kemen PUPR dan media, pada Jumat 9 November 2018 lalu, di area proyek sedang dilakukan pengerukan di sisi alur. Alur saat ini panjangnya sekira 1435 meter. Sementara lebarnya hanya 25 meter saja. Kedalamannya juga dangkal. Jelas hanya perahu kecil yang bisa lewat.
"Nanti di sisi kiri kanan alur disiapkan pedestrian sebagai kawasan wisata. Pedestrian nantinya dikembangkan oleh Pemkab Samosir. Panjangnya 1,5 km," jelas Marwansyah. ST, M.Eng, selaku Kepala Satuan Kerja Pembangunan Bendungan BWS Sumatera II saat di lokasi.
Nah proyek Tano Ponggol sudah mencapai 45 % progress. Sisanya ditargetkan kelar pada 2019 akhir.
"Kami optimis pada 2019 akan selesai," tegas Marwansyah.
Semoga saja deh bisa kelar sesuai target. Gak sabaran untuk berkeliling menikmati Negeri Kepingan Surga, Pulau Samosir dengan kapal. Hehehe.
Horas, Mejuah Juah.
@rahabganendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H