Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Ngapain Aja Pertamina Pasca Bencana Sulteng?"

22 Oktober 2018   04:29 Diperbarui: 22 Oktober 2018   04:46 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PT Pertamina (Persero) menjadi salah satu unsur yang paling 'sibuk' pasca gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, pada Jumat sore, 28 September 2018 silam. Perusahaan yang bertanggungjawab memasok energi itu, menjadi salah satu ujung tombak pemulihan di wilayah terdampak bencana, yakni Palu, Donggala dan Sigi.  Dalam dua pekan, 95% SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum)  berhasil  beroperasi di wilayah terdampak. Itu saja? Tidak. Ternyata banyak kontribusi Pertamina di luar tanggungjawabnya sebagai penyedia dan pemasok energi. Apa saja?

Masih teringat jelas di benakku, 31 Desember 2004, tanggal yang tak pernah kulupa seumur hidup. Tanggal di ujung tahun itu menjadi sejarah tersendiri bagiku. Aku menjejakkan kaki untuk kali pertama di tanah rencong, Aceh. Itu 5 hari setelah tsunami meluluhkan beberapa wilayah serambi Mekah.

Bergidik mengingatnya. Saat menyaksikan kota Banda Aceh dari depan Masjid Raya Aceh. Kota rata dengan tanah. Tanah berlumpur. Bau tak sedap dari mayat dan kotoran lainnya menyeruak hidung. Kota mati setelah digulung air laut dari 20 km jaraknya.

Seperti itu pula kengerian yang sama saat membaca bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah dan juga Lombok. Kota terancam mati.

Aku menyaksikan kota mati Banda Aceh dan sekitarnya, dengan berkeliling menggunakan jasa ojek bermotor yang ada. Menyaksikan alat-alat berat, truk-truk TNI yang melakukan  proses evakuasi korban. Menyaksikan alat-alat pengolah air minum beroperasi menjernihkan air sungai menjadi air layak minum. Dan masih banyak lagi.

Semua itu beroperasi ditopang oleh adanya ketersediaan energi, BBM. Ojek sepeda motor butuh BBM. Kendaraan operasional untuk mendukung proses evakuasi, mobil angkutan, penerangan melalui genset dan lainnya, butuh BBM.  BBM adalah vital. Tentu saja ada peran besar Pertamina dibaliknya.

Lalu bagaimana dengan bencana di Sulteng? Ngapain aja Pertamina di momen pasca bencana di Sulteng?

Pertamina Peduli Sulteng. (Dok Twitter Pertamina)
Pertamina Peduli Sulteng. (Dok Twitter Pertamina)

Penanganan Pasokan Energi untuk Sulteng

Harta benda, infrastruktur hancur. Roda kehidupan terancam mati. Pemulihan harus dilakukan. Terutama soal energi. PT Pertamina (Persero) menyadari betul bahwa energi harus segera dipulihkan di Sulteng.

Pertamina memfokuskan bantuan pemulihan Sulteng dengan memulihkan terlebih dulu penyaluran energi ke wilayah terdampak bencana.

Pertamina memastikan ketersediaan BBM untuk menopang segala aktivitas unsur-unsur yang turut terlibat pemulihan Sulteng. Misalnya menyangkut kendaraan operasional, seperti untuk evakuasi, penyaluran bantuan, keperluan medis dan lain-lain.

Upaya Pertamina memastikan ketersediaan energi itu tercermin dalam wujud nyata dua pekan pasca bencana yang dimulai persis di hari kejadian bencana, pada 28 September 2018.

"Di hari-hari pertama pasca bencana Sulteng, dengan segala keterbatasan, Pertamina mengoptimalkan pelayanan distribusi energi kepada masyarakat," kata Manajer Extcomm Pertamina Arya Dwi Paramita, dalam acara Kompasiana Nangkring bersama Pertamina, bertema "Energi untuk Sulawesi Tengah" di kawasan Jakarta Selatan pada Rabu (17/10) yang lalu. 

Manajer Extcomm Pertamina Arya Dwi Paramita, dalam acara Kompasiana Nangkring bersama Pertamina, bertema
Manajer Extcomm Pertamina Arya Dwi Paramita, dalam acara Kompasiana Nangkring bersama Pertamina, bertema
Di hadapan 50an blogger kompasiana, Arya Dwi Paramita menceritakan kondisi Sulteng pasca gempa bumi dan tsunami yang menerjang Palu, Donggala, Sigi dan wilayah sekitarnya.

Langkah pemulihan energi oleh Pertamina diawali tepat pasca gempa dan tsunami Palu dan Donggala pada 28 September 2018. Awalnya dengan mengaktifkan Crisis Center. Di sini dilakukan identifikasi dampak bencana terhadap Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Donggala, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE), Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) berikut sejumlah penyalur BBM dan elpiji.

Sehari kemudian, Pertamina memberangkatkan 2 Tim Pertamina Peduli melalui jalur laut dan darat.  Jalur laut menggunakan kapal TNI KRI Makasar yang membawa bantuan logistic dan 7 relawan. Demikian pula jalur darat dengan membawa bantuan logistic dan 8 relawan.

"Semua jalur kami maksimalkan, baik darat, laut maupun udara, untuk mengirim BBM dan berbagai logistik yang dibutuhkan korban bencana Sulteng," kata Arya Dwi Paramita.

2 hari pasca bencana, BBM sudah mulai disalurkan. 6 mobil tangki dengan kawalan polisi, memasok BBM ke 4 SPBU di wilayah Palu.  Bersamaan dengan itu 50 operator SPBU dari sekitar Sulawesi dan awak mobil tangki dari Pare-Pare dan Kendari dikerahkan.

Solar pun disalurkan sebanyak 4.000 liter  melalui air tractor. Selama tiga hari penyaluran sampai 3 Oktober 2018, ada 12 ribu liter solar berhasil disalurkan di wilayah terdampak.

BBM dan Elpiji disalurkan Pertamina. (dok Pertamina)
BBM dan Elpiji disalurkan Pertamina. (dok Pertamina)
BBM  pun disalurkan ke Palu dan Donggala. 11 juta liter BBM disalurkan melalui jalur laut menggunakan kapal tanker dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Sementara TBBM Plumpang di Jakarta melepas 12 mobil tangki BBM, 1 mobil tangki avtur dan 26 orang awak mobil tangki, persis 5 hari pasca bencana, yakni pada 2 Oktober 2018.  Di hari yang sama itu pula dikirim SPBU Portable dan dispenser engkol. Keesokan harinya dilakukan operasi pasar LPG.

Pada 4 Oktober, pasokan BBM berhasil dilakukan kapal tanker. Dua mobil tangki dispenser diterbangkan. Juga mengaktifkan Posko Mobile.  Keesokan harinya dihadirkan 110 operator SPBU dan 39 operator SPBE. Portable pun dioperasikan bertahap

Hasil upaya Pertamina pada 6 Oktober, Pertamina berhasil mengoperasikan 90 SPBU. Diikuti dengan pengoperasian 41 SPBU portable dengan mesin engkol. BBM pun mulai dijual untuk motor dan mobil. BBM dalam kemasan 5 liter untuk motor dan kemasan 10 liter untuk mobil. Penyaluran berlanjut hingga daerah-daerah terpencil.

Mengingat BBM penting dan sangat diperlukan, peran operasional SPBU sangat vital. Oleh karena itu mulai 8 Oktober 2018, Pertamina mulai mengoperasikan SPBU 24 jam nonstop. Hal itu demi menjaga pasokan BBM tetap aman.

Terhitung sampai 10 Oktober 2018, 4 SPBE Pertamina berhasil menyalurkan lebih dari 100 ribu tabung LPG. Jumlah itu meningkat pada 2 hari kemudian, yakni 12 Oktober 2018. Ada 164 ribu tabung LPG yang disalurkan dari 4 SPPBE di Sulawesi Tengah. Sebanyak 113 ribu tabung disalurkan untuk operasi pasar di Palu, Donggala dan Sigi.

Sedangkan selama dua pekan pasca bencana, pasokan untuk BBM industri hingga 12 Oktober 2018 tercatat ada 89 juta liter BBM industri. Nah dengan pulihnya energi itu, tentu saja sangat membantu proses operasional membantu korban bencana.

"Jika energi pulih, maka jaringan listrik dan telekomunikasi juga terbantu sehingga proses operasional membantu korban bencana Sulteng lebih lancar," kata Arya Dwi Paramita.  

Peduli Sehat untuk Sulteng

Bukan hanya menangani soal pasokan  energi, Pertamina juga terlibat dalam upaya membantu bidang kesehatan.

Pada 3 Oktober 2018, Pertamina bersama Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) membuka posko layanan kesehatan untuk warga terdampak bencana yang mengungsi di seputar wilayah bandara Mutiara Sis Al-Jufri.

Pertamina juga menurunkan 13 relawan kesehatan yang terdiri 3 dokter umum, 3 dokter spesialis, 5 perawat dan 2 physiotherapy.

"Ada yang jadi relawan operator SPBU, membantu menyebarkan logistik, hingga tim kesehatan," kata Arya Dwi Paramita.

Tim medis Pertamina. (dok Pertamina)
Tim medis Pertamina. (dok Pertamina)
Tim kesehatan yang diturunkan itu jelas sangat penting. Peran dokter dan tenaga medis itu menjadi signifikan mengingat warga korban bencana biasanya dalam kondisi hidup yang tak menentu. Tinggal di pengungsian, sarana dan prasarana hidup yang kurang memadai tentu berdampak kesehatan mudah terganggu.

Bukan hanya sakit fisik yang menyerang, trauma pun mengancam. Pertamina juga melakukan trauma healing melalui tim medis dan relawannya.

"Tim medis Pertamina Bersama Sulteng,  juga menemani anak-anak Sulteng bermain. Upaya trauma healing ini diharapkan bisa membuat mereka ceria lagi meski di tengah musibah," kata Arya Dwi Paramita.

Trauma healing menjadi salah satu cara meringankan beban psikis para korban terutama pada anak-anak. Bayangkan perasaan anak-anak yang kehilangan orang tua, teman atau pun sanak saudara. Berat banget pastinya. Dan itu harus dipulihkan mengingat masa depan mereka masih panjang. Hikss.

Peduli Korban Bencana Sulteng

Logistik sangat diperlukan saat bencana. Pertamina juga menggelontorkan bantuan logistic untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat terdampak. Bantuan logistic itu disalurkan hingga pelosok Sulawesi Tengah.

Bantuan logistik Pertamina. (dok Pertamina)
Bantuan logistik Pertamina. (dok Pertamina)
Selain itu pada 2 Oktober 2018, Pertamina mengaktifkan posko Pertamina Peduli di area Mutiara Sis Al Jufrie, Pelabuhan Pantoloan  Palu dan TBBM Donggala. 

Pertamina menggalang bantuan melalui Pertamina Peduli. Dalam dua pekan pasca bencana Sulteng, terkumpul dana sebesar Rp. 29,7 miliar.  

Bukan itu saja, ada kepedulian para direksi dan mantan direksi perusahaan Pertamina. Saat acara reuni para direksi yang pernah memimpin perusahaan Pertamina, sempat digelar kegiatan amal untuk membantu korban bencana Sulteng. Total komitmen dana charity terkumpul Rp. 44.412.000.

Apa yang dilakukan Pertamina selalu diharapkan dapat meringankan beban korban bencana. Dimana roda kehidupan mampu segera dipulihkan. Menguasai sarana vital seperti energi dan BBM, Pertamina memiliki peran strategis bagi pemulihan area bencana.

Pertamina Peduli Gempa Sulteng. (dok Pertamina)
Pertamina Peduli Gempa Sulteng. (dok Pertamina)
Kesiapan Pertamina, berkinerja cepat, cepat tanggap menjadi salah satu yang harus dipertahankan dan ditingkatkan. Kesiagaan menyiapkan pasokan energi di Sulteng dengan aman, sangat membantu korban terdampak.

Semoga saja Pertamina selalu hadir, tak kenal lelah bergerak dalam setiap bencana di tanah air. Mengingat geografis negeri ini dalam area "cincin api" yang rawan terjadi bencana gempa maupun tsunami.

Aku dan kita semua bisa merasakan penderitaan para korban yang kehilangan. Namun apapun penderitaannya, semangat untuk pulih harus selalu dihembuskan untuk saudara-saudara yang sedang mengalami cobaan.

Aku baca puisi euyy heheee. (dok Twitter Pertamina)
Aku baca puisi euyy heheee. (dok Twitter Pertamina)
Ini puisi pendekku untuk semangat hidup para korban. Puisi yang kubikin menjawab tantangan Pertamina saat acara Kompasiana nangkring bareng Pertamina. Sengaja bikin jenaka, agar derita tak terlalu terasa. Hehehee.

Tuhan, aku mau nangis... kamu jahat... rumahku hancur lebur.
Cengeng kamu, kan ada langit atapmu, bumi alasmu.
Tuhan kamu nyebelin, aku miskin, harta ludes des desss.
Baperan kamu, kan kukasih  tanah subur, laut nan kaya menghidupi.
Tuhan, kamu perampas masa depanku, jalanku suram, gelap tanpa cahaya. Energi hidupku luntur.
Ngasal kamu, suram? Gelap?
Kan ada Pertamina penyedia energi yang siaga tak lekang dimakan waktu.

@rahabganendra

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun