Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

4 Kuliner Khas Gorontalo "Poenya Rasa", Kamu Pernah Cicipi yang Mana?

15 Agustus 2018   12:55 Diperbarui: 15 Agustus 2018   17:22 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milu Siram. Gorontalo Poenya Rasa. (Foto BozzMadyang)

Saat berkunjung ke daerah tertentu, kuliner menjadi salah satu yang kucari. Kuliner khas sebagai identitas daerah tersebut. Itu pula yang kulakukan saat aku ke provinsi muda Gorontalo pertengahan Juli 2018 lalu, aku bertanya-tanya, "Apa menu goyang lidah khas Gorontalo yaa?"

Ternyata tak sulit orang setempat untuk menjawabnya. Ya iya dong, laaa kuliner khas itu menjadi makanan sehari-hari. Kuliner khas hidup di keseharian masyarakatnya. Itu salah satu faktor kuliner khas itu terjaga eksistensinya.

Tak tahu pasti ada berapa macam kuliner khas Gorontalo. Pastinya aku sempat mencicipi 4 macam kuliner khas yang populer dan menjadi komoditi bisnis di sana. Dijual di warung-warung makan dan menjadi olahan menu di rumah-rumah masyarakatnya. Ini dia 4 menu yang kunikmati di Kota Gorontalo.

Menemukan kuliner ini di sebuah warung pinggiran jalan Kota Gorontalo. Malam-malam diantar kawannya teman hehe.

Penampilan luar Ilabulo menurutku unik. Sekilas mirip lemper kalau di Jawa. Berbungkus daun pisang berlapis-lapis dan warna kehitaman. Ternyata itu hitam bekas dibakar. Pantesan di depan warung ada panggangan arang, kirain jualan sate hehhee.

Ilabulo ini terbuat dari tepung sagu. Diolah menggunakan bumbu-bumbu alamai yang ada di daerah Gorontalo. Biasanya menjadi makanan untuk menemani hidangan lain sebagaimana lauk pauk.

Rasanya menurutku unik, karena sagu-nya. Maklum tak sering menikmati olahan sagu. Warnanya gelap hasil pembakaran. Sagunya kenyal-kenyal. Di dalam sagu terdapat isiannya. Ada telur puyuh, daging ayam, hati ayam. Eh katanya ada parutan pisangnya.

Isi itu bisa berbeda sesuai jenisnya. Di warung itu dijual Ilabulo special dan biasa. Yang membedakan yaa itu tadi. Isinya. Harga berbeda, Rp. 5000 dan Rp. 7000.

Lidahku cocok banget dengan citarasa Ilabulo ini. Jadi nambahlah hehee.  

  • Milu Siram

Sepertinya ini kuliner khas Gorontalo yang paling popular, soalnya banyak disarankan teman via japri. Milu Siram atau disebut Binthe Biluhuta. 

Gogling-gogling, ternyata arti Binthe biluhuta dalam bahasa gorontalo Binthe artinya (Milu/ Jagung) dan biluhuta artinya disiram.  Tapi lebih popular disebut "Milu Siram". Konon kuliner ini sudah ada sejak dulu yang diwariskan secara turun temurun.

Mencoba cicipin Milu Siram bersama kawan di salah satu warung makan di Kota Gorontalo. Uniknya warung makan itu hanya menyediakan Milu Siram. Ekspetasiku, Milu Siram seperti sop jagung.

Benar saja. Bahan utamanya tetap jagung yang dipipil. Ada campuran ikan kecil-kecil, bisa juga udang, daun kemangi, daun bawang, parutan kelapa dan tentunya rempah-rempah.

Tampilannya adalah jagung dengan parutan kelapa berair. Cara makannya tanpa nasi. Sebagai pendamping ada perasan air lemon, kecap, cabe rawit & bawang merah yang dihaluskan.

Enak dinikmati kala masih hangat. Soal rasa ada manis, asin dan pedasnya. Itu sesuai selera.

Milu Siram dipercaya mampu menghancurkan kolesterol jahat  dalam tubuh.

Seporsi dibandrol Rp. 10000 pas beli di sono. Kalau bikin sendiri seeh kayaknya mudah.

  • Pokas Kasubi

Dari namanya saja menunjuk pada olahan ubi/ singkong. Yaa bener. Ini olahan makanan berbahan singkong. Aku cicipin saat di Desa Haya-haya, Limboto, Gorontalo.  Tepatnya saat aku ikut kunjungan Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek ke desa tersebut.

Pokas ini adalah makanan puding berbahan pokok ubi kayu. Awalnya diproduksi memang unuk pemenuhan gizi. Sekilas tak nampak kalau itu olahan ubi kau.

Tampilannya mirip banget dengan bubur sumsum, berwarna putih dan ada 'juruh' gula manisnya. Rasanya lembut di ubinya dengan iringan manis dari gulanya.

Saking lembutnya dan menjadi semacam bubur. Kuliner ini mudah dan murah seiring banyaknya produksi tanaman ubi kayu setempat.

Di kampungku di Jawa Tengah dulu ada olahan jantung pisang yang ditumis, urap, disayur atau pun diolah oseng-oseng. Kalau di Bali biasanya dibuat Lawar. Nah  di Gorontalo juga ada, namanya Putungo.  

Aku mencicipinya saat kunjungan ke Kantor Gubernur Gorontalo bareng Kementerian Kesehatan RI. Waktu itu persis saat makan siang. Seorang teman memberitahu ada olahan jantung pisang juga.

Itulah Putungo, yang diolah seperti urap karena ada parutan kelapanya juga. Ada campuran bunga papaya dan ikan teri.

Hal yang membuat unik adalah, Putungo ini disajikan dengan jagung rebus utuh. Jadi jagung menjadi pasangannya. Rasa manis jagung berpadu dengan renyah gurih urap putungo. Asli ini unik, beda dengan olahan jantung pisang di Jawa.


Betewe, keempat kuliner itu berasa taka sing di lidah karena memang berbahan pokok olahan yang mirip. Tanaman khas di tanah air, seperti jagung, singkong, jantung pisang, sagu.

Namun rempah dan cara pengolahan yang berbeda menghadirkan sesuatu rasa yang khas sesuai lidah masyarakat setempat. Seperti Ilabulo yang menurutku sangat khas Gorontalo. Soo kamu sudah cicipin yang mana #madyanger?

#MerawatKulinerTradisional 

@bozzmadyang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun