Sampai di area cekungan palung, perahu berhenti, tak dikayuh lagi. Menunggu. Om Kayang dan beberapa  pengayuh perahu lainnya memukul-mukul dayung ke air, seakan memanggil kawanan Hiu Paus muncul. Sesekali ember bekas cat yang berisi udang, dicelupkan ke air.
Kulitnya hitam terang bertotol. Mulutnya lebar terlihat tanpa gigi. Wah gak nyangka hewan laut liar nan besar itu sungguh 'ramah' dengan manusia. Bisa sedekat itu! Perahu bergoyang-goyang oleh aliran air yang bergolak saat Hiu Paus itu melintas. Lumayan deg-deg-an juga seeh. Untung masih sempat motret pakai ponsel.
5 Jaga Perilaku, Sayangi Hiu Paus Botubarani
Nah kedatangan Hiu Paus di Botubarani tiap Mei - Juli itu tentu wajib dijaga bersama kenyamanannya. Jangan sampai Serly dan teman-temannya terancam keselematannya oleh perilaku pengunjung maupun mereka yang malah memburunya. Untung saja tak ada nelayan yang berupaya memburu Hiu Paus di sana.
Kelestariannya jelas patut dijaga. Apalagi Hiu Paus itu termasuk hewan yang rentan punah dan terancam punah. Oleh karena itu ada beberpa hal yang harus diperhatikan saat mengunjungi Hiu Paus di Botubarani itu.
Menggunakan jasa pemandu itu lebih baik. Soalnya pemandu itu lebih memahami medan dan kondisi lokasi Hiu Paus. Itu berlaku untuk pengunjung yang menggunakan perahu, snorkeling maupun yang menyelam.
Nah di Botubarani ini sudah ada nelayan setempat yang juga sebagai pemandu sekaligus sewa perahu. Tarif gak mahal. Udah getuh pengunjung dijamin keamanannya.
Meski jarak palung lokasi Hiu Paus termasuk dekat, pengelola Obyek Wisata Hiu Paus Botubarani mendorong pengunjung untuk menggunakan perahu, tak disarankan berenang langsung ke lokasi. Soalnya seperti di beritahukan saat aku di sana, ada Hiu Orca di pantai itu. Hiu Orca adalah hiu pembunuh yang menjadikan Hiu Paus sebagai mangsanya. Bisa jadi kita bisa jadi sasaran juga. Bahaya kan?