ANEMIA atau kurang darah mengancam remaja putri. Mengapa? Pasalnya perawan atau para remaja putri mempunyai siklus menstruasi rutin setiap bulannya. Tak banyak yang menyadari akibatnya sel darah merahnya bisa berkurang. Â Dan kelak keturunannya bisa terkena imbasnya, mengalami stunting.
Hari istimewa bagi SMKN I Limboto, Gorontalo yang akan diingat. Pasalnya hari itu, Senin (16/7/2018) Menteri Kesehatan, Ibu Nila Moeloek mengunjungi sekolah mereka.Â
Kunjungan Menkes ke SMKN 1 Limboto Gorontalo bukan tanpa sebab, soalnya SMKN itu menjadi  sekolah percontohan untuk edukasi kesehatan dan pemberian tablet tambah darah.
Tak heran saat aku memasuki pintu gerbang di antara rombongan Kementerian Kesehatan itu, suasana sekolah meriah oleh sambutan siswa-siswi berseragam. Ada yang putih biru, dan seragam pramuka.
Yustya, seorang siswi kelas 11 SMK I Limboto nampak diantara kumpulan teman-temannya di dalam aula serbaguna, Â ruangan tempat acara Ibu Menkes. Sebentar aku ngobrol dengannya, menanyakan tablet yang dipegangnya.
"Ini Tablet Tambah Darah," katanya menjawab pertanyaanku.
Yustya tak sendiri, semua rekan-rekan remaja putri menerima Tablet Tambah Darah (TTD) dan meminumnya serentak. Ya itu TTD yang dibagikan Bu Menkes kepada siswi-siswi SMK favorit di Gorontalo itu.Â
Untuk diketahui, Provinsi Gorontalo menjadi satu dari lima provinsi dengan cakupan tertinggi. Provinsi lainnya adalah Kepulauan Riau (42%), Bali (38,6%), dan Kepulauan Bangka Belitung (24,7%). Pembagian TTD itu merupakan kampanye Suplementasi Fe dari Menkes untuk para siswi di SMK I Limboto.
Apa yang dilakukan Menkes melalui program pemberian TTD pada remaja putri itu bertujuan penting. Terkhusus bagi remaja putri, diharapkan mampu menurunkan gejala anemia pada mereka. Itu terkait agar dapat memiliki kesehatan yang optimal menjelang kehamilan setelah menikah kelak.
Anemia, kehamilan dan stunting berhubungan erat. Â Ibu Menkes menjelaskan panjang lebar di di depan murid-murid SMK I Limboto yang rerata remaja putri.
Menurut Menkes masalah kekerdilan bisa dimulai sejak remaja putri sebagai calon ibu menderita anemia. Sebagai calon ibu yang akan mengandung kelak, bayi yang dikandungnya harus dijaga dengan cukup gizi. Pencukupan gizi pada calon ibu, Â akan memengaruhi kualitas gizi dari anak yang dikandungnya.
Pencegahan anemia perlu dilakukan. Langkahnya seperti mengkonsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri. Menkes menyarankan agar para remaja putri rutin meminum satu tablet tambah darah seminggu sekali.
Itu senada dengan harapan Menkes, agar kelak saat para siswa itu sudah dewasa dan berkeluarga bisa mencegah munculnya kelahiran bayi yang mengalami stunting atau kekerdilan.
Merilis data Kemenkes hingga penghujung 2016, angka pemberian tablet telah mencapai 83,2 persen dari total target 85 %.
Nah penting banget yaa, minum TTD itu. Aku jadi penasaran pengen melihat TTD-nya yang dipegang Yustya dan teman-temannya. Kecil saja bentuknya, dikemas dalam sachet kecil. Katanya, TTD itu agar terserap lebih optimal sebaiknya dikonsumsi bareng buah-buahan sumber vitamin C loor.
Buah-buahan yang gampang didapat, seperti jambu biji, pepaya, jeruk, mangga, dan lain-lain. Juga sebaiknya mengonsumsi makanan sumber zat besi, seperti telur, ikan, daging merah, daging ayam, kacang hijau, bayam dan sayuran hijau lainnya.
Ingat jaga pola makan serta gaya hidup yang baik agar meminimalisir risiko anemia. Sejak dini, sebelum menikah dan memiliki anak, remaja putri mengetahui cara minum obat dan makan sehat. Ketika menikah dan hamil, menjadi ibu harus disiapkan agar tidak mengalami stunting.
Jadi penting banget menanamkan pemahaman tentang kesehatan mulai dari remaja, agar memahami dampak baik buruk terkait kesehatan. Nantinya saat  merencanakan berkeluarga, remaja memiliki kesehatan yang terjaga.
Mengikuti #Kunlaptik, kunjungan lapangan tematik, Menkes dan Kemenkes ke SMKN I Limboto, Gorontalo itu adalah kampanye kesehatan terhadap remaja, generasi muda. Generasi yang akan menjadi tumpuan di masa mendatang. Sekolah sebagai hulu yang harus diberikan sosialisasi edukasi kesehatan.
Banyak inovasi tentang kesehatan yang dilakukan di provinsi muda itu. Edukasi tentang pola hidup dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), sanitasi dan air bersih, pemenuhan gizi seimbang porsi Isi Piringku.
Juga edukasi langsung ke remaja putri terkait pemberian tablet tambah darah pada remaja putri untuk pencegahan anemia. Â Bukan itu saja Menkes juga menjelaskan agar pengetahuan tentang kesehatan reproduksi tidak tabu lagi dibicarakan di sekolah. Hal itu untuk pencegahan pergaulan bebas dan minimnya pengetahuan.
Jadi kamu para dara, perawan, remaja putri yang kelak akan menikah jangan sampai terkena anemia. Dan selayaknya program pemberian tablet tambah darah (TTD) ke sekolah-sekolah untuk remaja putri Indonesia oleh Kementerian Kesehatan RI dapat semakin luas. Menjangkau generasi remaja putri di seluruh tanah air. Salam Sehat Negeriku.
@rahabganendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H