Anemia, kehamilan dan stunting berhubungan erat. Â Ibu Menkes menjelaskan panjang lebar di di depan murid-murid SMK I Limboto yang rerata remaja putri.
Menurut Menkes masalah kekerdilan bisa dimulai sejak remaja putri sebagai calon ibu menderita anemia. Sebagai calon ibu yang akan mengandung kelak, bayi yang dikandungnya harus dijaga dengan cukup gizi. Pencukupan gizi pada calon ibu, Â akan memengaruhi kualitas gizi dari anak yang dikandungnya.
Pencegahan anemia perlu dilakukan. Langkahnya seperti mengkonsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri. Menkes menyarankan agar para remaja putri rutin meminum satu tablet tambah darah seminggu sekali.
Itu senada dengan harapan Menkes, agar kelak saat para siswa itu sudah dewasa dan berkeluarga bisa mencegah munculnya kelahiran bayi yang mengalami stunting atau kekerdilan.
Merilis data Kemenkes hingga penghujung 2016, angka pemberian tablet telah mencapai 83,2 persen dari total target 85 %.
Nah penting banget yaa, minum TTD itu. Aku jadi penasaran pengen melihat TTD-nya yang dipegang Yustya dan teman-temannya. Kecil saja bentuknya, dikemas dalam sachet kecil. Katanya, TTD itu agar terserap lebih optimal sebaiknya dikonsumsi bareng buah-buahan sumber vitamin C loor.
Buah-buahan yang gampang didapat, seperti jambu biji, pepaya, jeruk, mangga, dan lain-lain. Juga sebaiknya mengonsumsi makanan sumber zat besi, seperti telur, ikan, daging merah, daging ayam, kacang hijau, bayam dan sayuran hijau lainnya.
Ingat jaga pola makan serta gaya hidup yang baik agar meminimalisir risiko anemia. Sejak dini, sebelum menikah dan memiliki anak, remaja putri mengetahui cara minum obat dan makan sehat. Ketika menikah dan hamil, menjadi ibu harus disiapkan agar tidak mengalami stunting.
Jadi penting banget menanamkan pemahaman tentang kesehatan mulai dari remaja, agar memahami dampak baik buruk terkait kesehatan. Nantinya saat  merencanakan berkeluarga, remaja memiliki kesehatan yang terjaga.