Nah pada saat itulah posisi BULOG dan peran fungsinya cukup berat. Terkadang seperti buah simalakama. Coba ingat-ingat saat harga gabah anjlok, para produsen "berteriak-teriak", siapa yang menjadi sasaran tudingan? BULOG kan? Satu sisi saat harga beras tinggi, siapa yang dituding salah oleh masyarakat? BULOG lagi kan?
"Kita itu ada dimana-mana," kata Tri Wahyudi disambut gelak tawa kompasianer. Itulah yang membuat posisi BULOG menjadi representative dalam menjaga ketahanan dan kedaulatan pangan di negeri ini. BULOG sebagai "Pengawal" stabilitator harga sekaligus sebagai "Juragan" yang harus "cari duit" untuk menghidupi keluarganya (BULOG). Uffff
Cicipin Produk KITA, dalam Porsi Bersahaja
Jadi penasaran dengan produk BULOG bermerek KITA itu. Jadi cobalah memasak dengan adik membuat olahan penganan menggunakan produk KITA. Bikin apa ya? Bakwan jagung dan sayuran menjadi pilihan. Soalnya bakwan jagung itu agak susah nyari di penjualnya. Jadi kenapa gak bikin sendiri saja ya? Hehee.
Dipadu dengan minyak goreng KITA yang 'fresh' ga tengik produksi Lampung. Berbahan buah sawit pilihan. Hasilnya, hmmm lumayan empuk tekstur tepung terigunya, rasa gurih dari minyaknya.
Tak ketinggalan secangkir teh tubruk dengan menggunakan gula manis KITA. Sruput teh makin mantap.
Pastinya melihat produk KITA dengan label SNI, MUI, dan identitas tulisan BUMN "Hadir untuk Negeri" bagiku tak ada alasan satu pun untuk tidak memilihnya. Â Produk KITA ...murah dan sehat!
@rahabganendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H