"Cocok untuk komunitas ibu-ibu. Hanya memerlukan space kecildi rumah seperti garasi,"Â urai Wati, panggilan Bu Siti Kuwati.
Menurut Wati, melalui RPK, BULOG berupaya mendekatkan produk ke masyarakat. Saat ini sudah ribuan peserta RPK. Kecuali itu BULOG bekerjasama dengan Dewan Masjid Indonesia, kerjasama dengan masjid. Misalnya Baitul Pangan di Depok. BULOG mendukung dengan meminjamkan freezer dengan syarat tertentu.
Menjawab pertanyaan khas ibu-ibu dari kompasianer Uli Hartati itu, Febi dari BULOG menjelaskan, RPK sangat simple, tak perlu tempat luas, di garasi, di gang bisa. Mendaftar dengan menggunakan KTP. Modal pembelian RPK minimal Rp. 5 juta. BULOG akan kirim barang senilai pembelian produk.
"Kita kasih banner, rak juga," jelas Febi.
BULOG juga bekerjasama dengan retail seperti Transmart untuk barang lain diluar produk BULOG. Itu dilakukan agar lebih menarik dan menyediakan kebutuhan lain yang juga dibutuhkan masyarakat. Tentunya member BULOG mendapat harga special.
"RPK milik Ibu. RPK bukan francise bukan punya BULOG," tambah Febi.Â
Kondisi di lapangan  produk KITA sudah mulai bersaing. Minyak goreng KITA dibanding produk ternama, menurut sharing beberapa pengusaha rumahan, mengatakan bahwa setelah memakai minyak goreng KITA usahanya meningkat. Keripik, macaroni dengan tepung KITA "ngembangnya" lebih baik.
"Terigu KITA walau baru, sekitar dua bulan. Terigu ini peminatnya banyak. Hasilnya sangat bagus. RPK yang gabung BULOG, banyak yang berkembang. Omset mereka tinggi dalam sebulan  belanja ratusan juta," urai Febi.
Soal bahan produk diperoleh dengan cara kerjasama. Seperti gula manis kerjasama dengan PTPN pabrik gula petani. Terigu dengan Bogasari, Sri Boga Semarang. Minyak dengan perusahaan lain dengan kualitas minyak "ga tengik" dan tahan lama, bahkan bisa digunakan 5 x. Beras produk petani lokal.
"Kecuali untuk stabilisasi penugasan pemerintah, beras juga impor," tambah Tri Wahyudi.