Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Obrolan Sore tentang ''Negeri Api'' dengan Kedubes Azerbaijan

3 November 2017   12:40 Diperbarui: 5 November 2017   20:25 3178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Tua di Baku. (www.baku2017.com)

REPUBLIK AZERBAIJAN, negeri yang mungkin jarang terdengar namanya. Di balik itu negara di Kaukasus di persimpangan Eropa dan Asia Barat Daya ini dikenal menawan bagi yang telah berkunjung ke sana. Secara puitis Azerbaijan juga disebut Odlar Yurdu "Negeri Api (Abadi)". Kaya destinasi bersejarah dengan kota-kota berarsitektur seni nan indah. Negeri dengan 95% penduduk beragama Islam ini dikenal memiliki budaya tinggi dan diakui sebagai salah satu tempat lahirnya peradaban.

Cadangan minyaknya melimpah terkhusus di Baku, Ibu Kota negeri. Plov makanan khasnya mencakup lebih dari 40 resep Plov berbeda yang menjadi hidangan populer di samping Kebab dan Shashlik. Olahraga berkembang, seperti gulat yang sudah menjadi warisan olahraga kuno.

Hubungan diplomatik Indonesia-Azerbaijan terjalin baik dalam berbagai bidang. Ternyata seni bela diri pencak silat dari tanah air, digemari di negera sekuler ini. 

Kini negeri ini semakin bersolek dan dikenal. Lambat laun melupakan sejarah kelam, kegetiran "Genosida Khojali" saat awal masa kemerdekaannya dari Uni Soviet, 26 tahun silam.

Ruslan Nasibov (tengah) sharing dengan bloger. (Foto Ganendra)
Ruslan Nasibov (tengah) sharing dengan bloger. (Foto Ganendra)
Tak sulit mencari lokasi Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Azerbaijan. Kedubes bukan gedung yang menjulang ataupun mewah. Rumah sederhana namun nampak asri bernaungkan hijau pepohonan di area perumahan di kawasan Kuningan Timur, Jakarta Selatan.

Aku disambut satuan pengaman (Satpam) di pintu. Ramah bahkan saat kuminta tolong untuk memotretku di dekat logo Azerbaijan bertuliskan Kedutaan Besar Republik Azerbaijan dalam tiga bahasa. Dipersilakan masuk ke dalam, berasa banget kediamannya ala di rumah. Sudah disiapkan tempat untuk aku dan kawan bloger yang turut dalam Blogger Gathering, pada Jumat 27 oktober 2017 sore itu.

Tak lama hadir dan bersalaman pria berpostur tegap dengan wajah ala Eropa Timur. Ramah menyodorkan tangan mengajak salaman dan mengucapkan salam. Dialah Ruslan Nasibov, selaku Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar Azerbaijan. Ruslan tak sendiri, belakangan menyusul pria dengan wajah etnik yang sama Emil Ahmadov selaku Third Secretary Kedutaan Besar Azerbaijan. Mereka ramah, seperti keramahan ala orang-orang Asia.

Negeri Multikulturalisme Kaya Destinasi Bersejarah

Azerbaijan berpenduduk hampir 10 juta jiwa. Menempati unit administratif 65 wilayah pedesaan, 11 kota besar dan satu republic otonomi. Secara etnis mayoritas adalah kaum Azerbaijan sebanyak 90%. Sisanya adalah Dagestan, Armenia, Rusia dan lainnya.

Sebagai negeri yang multikulturalisme, keragaman etnis dan agama, saat ini keragaman di Azerbaijan itu hidup dalam kedamaian dan harmoni. Monumen bersejarah yang eksis hingga saat ini, menunjukkan keragaman budaya Azerbaijan dan sejarah kunonya.

Baku. (cbw.ge)
Baku. (cbw.ge)
Monumen bersejarah itu sangat menarik untuk dikunjungi. Misalnya saja masjid tertua di dunia, ada di Azerbaijan. Masjid Juma namanya. Masjid ini dibangun pada tahun 743, terletak di salah satu kota kuno Azerbaijan, Shamakhi. Bukan hanya masjid tertua, namun juga ada salah satu gereja tertua di dunia. Namanya Gereja Albania Kaukasia yang terletak di kota lain di Shaki, Azerbaijan.

Keragaman agama dan keyakinan semakin kental dengan adanya Kuil Api di Baku, yang termasuk dalam agama Zoroastrisme. 

Sampai saat ini, masjid, gereja, sinagoga, yang ada di Azerbaijan, dilindungi oleh negara.

Di Baku inilah terdapat arsitektur terkenal Heydar Aliyev Center. Ada lagi Icerisyeher atau Kota Dalam/ Kota Tua yang menjadi jantung Baku. Kota ini adalah kota abad pertengahan yang dikelilingi benteng bergigi dengan tujuh puluh menara tinggi. Icerisyeher ini masuk dalam daftar UNESCO, sebagai warisan budaya umat manusia.

Kota Tua di Baku. (www.baku2017.com)
Kota Tua di Baku. (www.baku2017.com)
Selain Baku, tentang destinasi bersejarah, wajib menyebut Nakhcivan. Kota ini disebut-sebut kota paling kuno diantara kota lainnya seperti Ganja, Baku, Naftalan, Sheki, Guba, Susha dan lainnya.

Lihat video indahnya Kota Tua di Azerbaijan. Sumber video dari Kedubes Azerbaijan yang kuunggah di Youtube. 

Kuliner Khas Azerbaijan Dipengaruhi 9 Iklim

Di Icerisyeher di rumah-rumah, di jalan dan gang ada cafe dan restoran kecil yang menyediakan kebab. Kebab Azerbaijan dari rasa sangat lezat. Agak berbeda dengan Kebab ala Turki. Menurut Ruslan ada kebab yang berukuran besar, seharga sekira Rp. 80 ribuan kalau dirupiahkan.

"Ukurannya besar jadi bisa dipotong-potong dan dimakan rame-rame," kata Ruslan dalam bahasa Inggris yang fasih.

Cita rasa kuliner, masakan Azerbaijan berbeda dengan di Indonesia yang lebih bercita rasa spicy.

"Cita rasa kuliner Azerbaijan lebih bersifat normal saja," kata Ruslan. Yang dimaksud Ruslan, rasa tidak terlalu pedas, tak terlalu manis, maupun asin. 

Masakannya mengacu pada gaya memasak dan hidangan bangsa Azeri di Republik Azerbaijan dan Azerbaijan (Iran). Makanan merupakan bagian penting dari budaya Azerbaijan dan berakar dalam sejarah, tradisi dan nilai-nilai mereka. Faktor 9 iklim mempengaruhi terhadap kesuburan tanaman. Dan tentu menerbitkan rasa yang berbeda.

Ada hidangan yang populer yakni plov dari nasi yang diberi kuma-kuma dan disajikan dengan berbagai bumbu dan sayuran. Masakan Azerbaijan mencakup lebih dari 40 resep plov berbeda. Masakan Azerbaijan mencakup lebih dari 40 resep plov berbeda. Di antaranya ada Kourma plov, Chilov plov, Sabzi Qovurma plov, Toyug plov, Shirin plov, Syudli plov, Sheshryanch plov dan lain-lain.

Hidangan lainnya mencakup berbagai macam kebab dan shashlik dan kaviar! Kaviar hitam dari Laut Kaspia adalah salah satu makanan lezat yang terkenal dari Azerbaijan dan banyak diburu. 

Dekatnya dengan Laut Kaspia yang kaya spesies ikan termasuk ikan sturgeon, salmon Kaspia, kutum, sarden, mullet abu-abu, dan lain-lain, membuat banyak ragam olahan masakan ala Azerbaijan.

Kekayaan rempah tradisionalnya antara lain ada garam, lada hitam, sumac, dan kuma-kuma yang tumbuh di dalam negeri di Semenanjung Absheron. 

Soal minuman khas? Ada teh hitam! Minuman ini jenis  minuman nasional dan diminum setelah menyantap makanan.

Untuk hidangan utama ala Azerbaijan, ada Balq Ikan, Dolma, Badmcan Dolmas, Dushbara, Lavangi, Lyulya kabab, Qutab, Tika kabab, Qovurma, Sogan dolmasi, Bastirma dan lain-lain.

Dolma. (Dok Kedubes Azerbaijan)
Dolma. (Dok Kedubes Azerbaijan)
Jenis sup beranekaragam. Ada Piti, sup nasional Azerbaijan terbuat dari potongan-potongan daging domba pada tulang, dimasak dengan sayuran dalam kaldu, disiapkan dan disajikan dalam panci crock. Ada Kufta bozbash, Sulu khingal, Toyuq shorbasi, Dovga, Ovdukh, Dogramach, Bolva.

Sebagai hidangan penutup ada pakhlava dan Shaki Halva. Pastri tradisional lainnya seperti shakarbura (berbentuk bulan sabit dan diisi dengan kacang-kacangan), peshmak (permen berbentuk tabung yang terbuat dari nasi, tepung, dan gula), dan girmapadam (kue yang diisi dengan kacang cincang).

Nah membayangkan nama-nama masakan ala Azeri bikin tergoda. Catat tuh, nama makanannya. Pastikan icip-icip jika traveling ke sana ya.  Jujur saja aku baru dengar namanya. Apalagi nyicipin, belum pernah. Hehee. Apa KPK-K perlu Gerebek ke sono! Hahaaa.

Lihat video yang bersumber dari Kedubes Azerbaijan dan kuupload di youtube ini.


Kisah Minyak Naftalan  

Naftalan (irz-az.com)
Naftalan (irz-az.com)
Lokasi Kota Nafthalan terletak di 320 km sebelah barat ibukota, berjarak 50 km sebelah tenggara Kota Ganja. Nafthalan menyimpan kisah menarik berkaitan sumber minyak. Pada 1890, Konsesi Jerman E. Eger membeli sebidang tanah, dan menggali sumur sedalam 250 m dengan harapan memperoleh minyak.

Minyak pun diperoleh namun ternyata tidak memiliki sifat pembakaran. Namun belakangan terjadi peristiwa yang menginspirasinya saat ratusan orang datang ke Naftalan untuk berendam di bak mandi yang diisi dengan minyak.  Ternyata minyak itu adalah jenis minyak sebagai bahan obat. Itu mendorong Eger membuat dan mengembangkan bisnis minyaknya lebih lanjut.

Berendam minyak. (irz-az.com)
Berendam minyak. (irz-az.com)
Tanah Nafthalan ternyata mengandung sejumlah resin, naphthenic dan aromatik hidrokarbon. Akhirnya minyak diekstraksi, diolah dengan beberapa tehnik pengobatan warga lokal.

Belakangan Eger mendirikan pabrik untuk menghasilkan salep dari minyak yang tidak mudah terbakar.  Hasilnya? Salep Nafthalan bisa menyembuhkan hampir semua penyakit. Bahkan digunakan saat perang Rusia- Jepang tahun 1904- 1905. Tentara Jepang banyak menggunakan salep Naftalan untuk mengobati luka dan luka bakar. Naftalan semakin dikenal.

Nakhcivan, Kota Kesenian dan Pertanian Kuno

Income negara berasal dari 25 % pariwisata. Pendapatan utama dari ekspor migas, alat-alat mesin, karpet dan lainnya. Azerbaijan mampu mengekspor hasil pertanian dan perkebunan seperti buah-buahan dan sayuran. Nakhcivan menjadi salah satu penyumbang produk perkebunan dan pertanian. Masyarakat membudidayakan puluhan jenis buah-buahan, menggunakan seleksi buatan.

Penduduk Nakhcivan sejak zaman dulu menangani kerajinan tenun, terutama tenun karpet. Karpet Nakhcivan bermotif khas dan kaya akan figure geometris, gambar tanaman, serta  binatang. Banyak karpet yang artistic berasal dari Nakhcivan. Ragam seni lainnya berkembang seperti seni perhiasan, seni border, seni ukiran kayu, tembikar dan lainnya.

Jadi datang ke Nakhcivan atau mau ke Nafthalan, Baku melihat kota-kota dengan monument bersejarahnya rasanya menjadi idaman bagi yang suka traveling. Negeri Api layak menjadi negera tujuan.

"Yaaa sekitar USD 3000, untuk seminggu," kata Ruslan sambil tertawa, menjawab pertanyaan bloger.  Perbincangan pun berakhir ,tentunya mendokumentasikan momen dengan foto bersama adalah wajib. Chersss!

Foto bersama di Kedubes Azerbaijan. (Dok Agung Han)
Foto bersama di Kedubes Azerbaijan. (Dok Agung Han)
Ya okelah. Tapi dimana sih Azerbaijan itu. Lihat saja peta di bawah ini.

Dok Kedubes Azerbaijan
Dok Kedubes Azerbaijan
@rahabganendra

Artikel ini ditayangkan juga di www.ganendra.net

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun