Kearifan Lokal dalam Motif Batik Etnik Tangsel
Sebagaimana batik umumnya, batik etnik Tangsel kaya akan motif. Mulai dari motif klasik, tradisional hingga kontemporer yang disesuaikan dengan jaman.
“Motif itu untuk membedakan apa sih Tangsel, dengan mengambil kultur daerah tersebut,” kata Nelty.
Menurut Nelty, batik adalah hasil inspirasi, ekspresi jiwa designer atau pengrajinnya. Tak heran muatan motif bernuansa kearifan local sangat lekat, seperti tentang situs-situs kerajaan banten, budaya di Tangsel, kekayaan alam, pesona, flora fauna, kultur budaya kerajaan Banten dan lain-lain.
Maka terciptalah sederetan motif yang selalu berkembang. Sebut saja misalnya Situ Gintung, Sekar Jagat, Ayam Wareng, Pesona Krakatau, Ondel, Rumah Blandongan, Debus, Rampak Bedung, Kacang Sangrai, Anggrek Ungu Van Douglas, Lereng Jawara, Al Bantani, Benteng dan lain-lain.
Keindahan tanaman Anggrek Ungu jenis Van Douglas salah satu yang menginspirasi dituangkan menjadi motif. Bubidaya bunga indah ini banyak dilakukan masyarkat Tangsel, bahkan Walikota tangsel, Airin Rachmi Diany sangat berharap agar Anggrek van Douglas bisa menjadi lambang Kota Tangsel.
Motif yang populer, Kacang Sangrai Kranggan terinspirasi dari kehidupan masyarakat wilayah Keranggan, Kecamatan Setu, Tangsel, yang banyak ditemui sentra produksi kacang kulit sangrai yang terkenal.
Muatan-muatan yang sangat etnik tangsel dengan ragam pesan filosofi yang kental adalah nilai-nilai yang patut dilestarikan.
“Batik itu sudah internasional yang perlu dilestarikan. Jangan sampai dicaplok negara lain, baru kita teriak,” kata Nelty.