Semua informasi flora dan fauna tertulis dengan jelas di papan-papan yang sengaja dipajang di sudut-sudut kawasan. Informasi yang memudahkan siapa saja yang ingin tahu tentang flora dan fauna pantai ini. Oiyaa, pengunjung dapat memasuki kawasan Ekowisata dengan membeli tiket. Dan dihimbau untuk pengunjung mematuhi peraturan dan larangan yang sudah tertulis di sana. Peraturan yang mengacu pada UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Sementara kawasan Abroretum Mangrove yang mempunyai luas 5,6 Ha ini, terdapat 23 varietas mangrove dan tanaman vegetasi pantai yang akan terus dikembangkan. Varietas mangrove seperti Bakau, yang banyak jenisnya. Ada Bakau putih, Bakau minyak, Bakau Kurap atau Hitam, dan Bakau Kecil. Sementara vegetasi pantai di kawasan ini ada Cemara Laut, Pidada merah, Ketapang laut, Waru laut dan lain-lain. Sedangkan fauna, ada beragam seperti Burung Kuntul Besar, Biawak, Burung Kawak Malam Kelabu, Burung Blekok Sawah, Burung Cangak Merah, Ikan Belanak, Kuntul Karang, dan Ikan Gelodok.
Pada 2014, jerih payah yang dilakukan bersama masyarakat membawa dampak positif bagi lingkungan maupun masyarakat. Hingga kemudian pada 2016 tahun ini, Karangsong tumbuh menjadi daerah wisata sekaligus sebagai pusat pembelajaran Keanekaragaman hayati di Indramayu yang menjadi program Corporate Sosial Responsibility (CSR) Pertamina sekaligus Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Tentu saja pengembangan hutan mangrove yang menjadi Program Pertamina ini akan sangat bermanfaat nantinya buat masyarakat. Seiring fungsi hutan mangrove yang vital. Misalnya saja mangrove berfungsi fisik menjaga garis pantai, mempercepat pembentukan lahan baru, sebagai pelindung terhadap gelombang dan arus, sebagai pelindung tepi sungai atau pantai, dan mendaur ulang unsur-unsur hara penting. Fungsi biologi adalah sebagai nursery ground, feeding ground, spawning ground, bagi berbagai spesies udang, ikan, dan lainnya serta habitat berbagai kehidupan liar.
Satu lagi, mangrove bisa berfungsi ekonomi, rekreasi, penghasil kayu dan bahkan menjadi bahan baku olahan kuliner. Dan itu dilakukan CSR Pertamian melalui UKM binaannya yang telah memproduksi dan mengembangkan kuliner berbahan mangrove!
Wah, keren ini. Gimana tidak, sambil mengembangkan kawasan mangrove, dapat pula memberikan support ekonomis masyarakat melalui UKM. UKM binaan Pertamina ini, sudah memproduksi diantaranya yang berbahan mangrove ada, Terasi Mangrove, Dodol Mangrove, Peyek Mangrove, dan minuman segar Mangrove ‘Jacky Gold.’ Minuman Mangrove dan Dodol Mangrove dibuat dari Buah Pidada (mangrove) yang banyak ditanam di kawasan Pantai Karangsong. Beruntung aku dan kawan-kawan Kompasianer dari Jakarta di-oleh-olehin camilan mangrove ini. Rasanya, enak juga. Layak untuk dikembangkan.