Andris, bungsu dari lima bersaudara ini merasakan bahwa Garut menjadi kota wisata. Soal wisata identik dengan sesuatu yang khas, unik dan menarik. Dan beras Garut itu termasuk sumber daya khas Garut. Kenapa demikian?
Andris meyakini bahwa meski varietas berasnya sama (Garut) namun jika ditanam di daerah di luar Garut, maka baik gabah maupun beras dan nasinya akan berbeda. Dari sinilah timbul keinginan menjadikan beras Garut sebagai ole-ole khas Garut.
Namun apakah ole-ole itu dalam bentuk beras Garut? Tentu jika dikemas seperti beras biasa, orang akan berpikir dua kali untuk membelinya.
“Ngapaen beli oleh-oleh beras Garut, di rumah juga masih ada,” kata Andris.
Anggapan itu tentu sangat mungkin terjadi, pasalnya orang-orang belum mengetahui kelebihan beras Garut. Beras Garut yang unggul berwarna putih alami, tanpa pakai pemutih. Rasanya pulen dengan rasa sari-sari manisnya. Sangat berbeda dengan beras lainnya yang terkadang berasa lebih hambar. Juga keunggulan beras Garut saat penyimpanan di rice cooker yang lebih tahan tak berubah warna, rasa, tak berair, tak berbau.
Harus ada konsep out of the box-nya yang bisa menarik wisatawan agar tertarik dengan oleh-oleh berbahan beras Garutnya. Maka kemudian Andris terpikir untuk mengadopsi konsep mie instan. Dalam mie instan ada komposisi terdiri dari mie, bumbu, minyak, toping. Lalu Andris menggali dan mempelajari informasi soal kuliner di Garut. Ternyata di Garut dari aneka macam olahan, olahan yang paling digemari adalah nasi liwet. Ya nasi liwet.
Itulah yang mendorong Andris selanjutnya mempelajari nasi liwet, mulai dari resepnya. Ternyata resepnya mudah untuk dikeringkan. Lalu timbul keinginan membikin nasi liwet dari beras hasil dari mesin modifikasinya, yaitu beras dari mesin yang ketika digiling sudah bersih, dan dicuci. Bisa langsung dimasak tanpa dicuci lebih dahulu. Akhirnya pada 2013, produk Nasi Liwet Instan 1001 tercetus.
Nasi Liwet Instan 1001, Misi Menaikkan Citra Beras Garut
Sejak awal Nasi Liwet Instan 1001 adalah sebagai alat untuk menaikkan nama beras Garut. Inilah cara efektif menyebarkan virus beras Garut agar lebih dikenal banyak orang. Bagaimana bisa demikian?
Biasanya para wisatawan tak hanya dari satu daerah. Dari banyak daerah. Dan biasanya juga wisatawan membeli oleh-oleh untuk dibagikan ke kerabat, saudara, teman, kolega dan lain-lain. Meski mereka tak datang ke Garut, namun mendapat oleh-oleh Nasi Liwet Instan 1001, maka akan merasakan kelebihan beras Garut. Semakin banyak yang menikmati Nasi Liwet Instan 1001, akan berdampak pada semakin banyak orang yang mengetahui kelebihan beras Garut. Jika semakin banyak yang mengetahui kelebihan beras Garut, maka akan mencari beras curahnya, yakni beras Garut. Selanjutnya konsumen mencari beras dengan label beras Garut. Setidaknya di dalam karung dicantumkan nama beras Garut.
Efek positifnya adalah diharapkan jika sudah banyak yang mengonsumsi beras Garut, maka beras Garut akan mempunyai pangsa pasar sendiri. Harga bisa stabil. Jika harga beras stabil akan berpengaruh pada harga gabah petani. Harga gabah stabil otomatis akan meningkatkan perekonomian para petani. Kesejahteraan petani pun akan meningkat. Inilah yang menjadi misi utama Andris dengan mengangkat citra beras Garut melalui nasi liwet instan 1001.
Upaya meningkatkan kualitas beras Garut, dilakukannya dengan melakukan pembinaan terhadap petani, bagaimana menanam padi yang baik. Ia berhasil membina sekitar 250 orang petani. Mulai dari pembibitan, perawatan, cara memanen agar kualitasnya tetap terjaga. Pinjaman modal pun diberikan kepada para kelompok taninya. Hasil panen para petani ditampung dan dibeli dengan harga bagus.