Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bappenas di Tangan Bambang Brodjonegoro, Seperti Apakah?

5 September 2016   22:05 Diperbarui: 5 September 2016   22:40 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Bambang saat memasuki ruangan acara. (Foto GANENDRA)

Bahan materi Bambang Brodjonegoro. (Foto GANENDRA)
Bahan materi Bambang Brodjonegoro. (Foto GANENDRA)
Bahan Materi Pak Bambang. (Foto GANENDRA)
Bahan Materi Pak Bambang. (Foto GANENDRA)

Terkait faktor daya serap tenaga kerja rendah, menyangkut pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi itu pasti dan sangat penting. Persoalannya adalah Pertumbuhan ekonomi tinggi harus jelas bagi masyarakat.  Pertumbuhan ekonomi harus berkualitas. Jadi meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi pengangguran menjadi hal yang penting.

Bambang menganalogikan soal lapangan kerja ini di negara maju Eropa dan Amerika Serikat. Menurutnya ketika mengkritisi pimpinan/presiden, yang dikritisi bukan pertumbuhan inflasi berapa, namun yang lebih penting adalah berapa lapangan kerja yang terciptakan. Hal itu menjadi tuntutan masyarakat, seiring pajak mereka besar. Di eropa pajak perorangan, seperti di Prancis mencapai 75%, dan kebanyakan 50%. 

Terkait kemiskinan turun melambat, mengurangi kemiskinan, berkaitan dengan orang yang hidup dibawah garis kemiskinan.  Garis kemiskinan menggambarkan konstruksi dari pangan. Bambang mencontohkan bahwa sebanyak 2100 kalori kebutuhan dasar manusia. 2100 kalori/hari, adalah garis dimana orang harus mengkonsumsi 2100 kalori pangan. Di bawah angka itu, masuk kategori ‘miskin’, dan sebaliknya. Tugas utama negara, adalah mengentaskan masyarakat dari garis kemiskinan. 

Caranya? 

Cash, bantuan tunai, vocer dan lain-lain. Namun tentu tak semua orang dengan bantuan tunai bisa didorong ‘naik’. Ada juga yang masih dibawah kemiskinan. Problemnya masih banyak orang miskin dengan gaji yang masih ‘jauh’ dari cukup. Butuh effort.  Akses menjadi penting. Akses terhadap infrastruktur dasar, akses air bersih, jalan transportasi, listrik, sanitasi. Harus ada.

Lalu setelah terentas dari garis kemiskinan, apakah selesai?

Belum,” kata Bambang. 

Hal itu dikarenakan orang yang baru ‘naik’ tadi rentan untuk kembali. Maka harus dijaga daya tahannya di posisinya. Kasih akses benefit. Akses pekerjaan, kesehatan, pendidikan. Saat ini ada 28 juta orang miskin yang harus dipikirkan.  Pemerintah bikin strategi untuk kesejahteraan rakyat. Intinya bernegara, pemerintah dan sektor swasta adalah penting. Negara memikirkan infrastruktur dari penggunaan dana pajak.  Demikian pula halnya dengan adanya kesenjangan wilayah yang didominasi Jawa. Harus dibereskan sehingga tak muncul kecemburuan. Padahal anggaran per kapita di Indonesia paling besar ada di Papua, sebanyak Rp. 80 trilyun.

Bappenas dan Perannya

Saat ini peran Bappenas dan menjadi tugas yang dikerjakan sekarang dan masa depan adalah bagaimana mewujudkan pertumbuhan ekonomi ke depan yang stabil. Hal itu bisa dilakukan dengan memperhatikan perlunya konsistensi antar waktu, antar pemerintahan, antar level di negara ini. Baik itu provinsi, kabupaten, kecamatan, sampai desa. Desa sudah diberdayakan sebagai unit yang mulai mengurusi diri sendiri.

Terkait menciptakan pertumbuhan ekonomi, itu Bambang telah diangkat oleh Presiden Joko Widodo sebagai Chief Investment Officer (CIO). Jabatan itu memposisikan peran Bambang untuk dapat mendatangkan investasi sebanyak mungkin yang non APBN. Nantinya akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan ekonomi, proyek yang diprioritaskan pemerintah. Ini bisa untuk pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun