Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bappenas di Tangan Bambang Brodjonegoro, Seperti Apakah?

5 September 2016   22:05 Diperbarui: 5 September 2016   22:40 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya saat ini Presiden Joko Widodo mempunyai visi misi Nawacita. Nawacita ini  diintegrasikan ke RPJM apa yang menjadi tujuan, kebijakan, rencana aksi dan lain-lain. Boleh dikatakan RPJM adalah  refleksi dari rencana Presiden selama periode kekuasaannya, 5 tahun. Jika terpilih lagi, maka menyampaikan lagi RPJM selanjutnya, 2020 – 2024. Pastinya harus  konsistensi dengan RPJP. 

Strategi Pertumbuhan Ekonomi 

Nah dalam kesempatan itu, Bambang menjelaskan panjang lebar tentang Strategi Pertumbuhan Ekonomi yang dicanangkan. Ada 4 faktor yang ditegaskannya, yakni transformasi struktur ekonomi, memperkokoh keterkaitan ekonomi antar daerah, peningkatan produktivitas nasional  dan peningkatan daya saing ekonomi nasional 

1. Transformasi struktur ekonomi

Menurut Bambang transformasi struktur ekonomi adalah penting. Ia mengatakan bahwa selama negara kita tergantung komoditas, belum menjadi negara berbasis industri, maka sulit menjadi negara maju/ income perkapita tinggi. 

“Kita pernah dalam kondisi, dimana ketakutan kalau masih pakai subsidi BBM. Tau-tau harga minyak 130 US Dollar per barel. Semua khawatir APBN jebol, harga minyak naik, subsidi akan naik terus,” terang Bambang.

Namun saat awal tahun harga minya 30 US Dolar per barel, bedanya 100 dolar yang pernah ditakuti  2-3 thn lalu. Jadi ekonomi seperti itu, jadi negara kaya musiman. Kalau musim bagus kaya, dan sebaliknya. 

“Kita pengen jadi negara kaya. Namun bisa menurun ke generasi berikutnya,”jelas Bambang. 

2. Memperkokoh keterkaitan ekonomi antar daerah. 

Pada era otonomi daerah atau  desentrasliasai, sebenarnya ekonomi daerah menjadi tugas pimpinan daerah/kepala daerah. Kepala daaerah dituntut untuk memajukan ekonomi daerahnya. Artinya ekonomi Indonesia tak semua disetir dari Pemerintah Pusat. Ekonomi nasional adalah suatu akumulasi dari upaya yang dilakukan daerah. Otonomi daerah bukan hanya berbagi kewenangan, lebih penting adalah desentralisasi ekonomi. Bisa dikatakan kebijakan ekonomi, rencana aksi ekonomi,  inovasi ekonomi datang dari pemerintah daerah lalu terakumulasi ke tingkat pemerintah pusat. 

“Itulah harusnya ekonomi Indonesia ke depan,” jelas Bambang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun