KAKEK itu berjalan perlahan-lahan di depan tikar tempatku menikmati lesehan “kopi joss” pinggiran jalan kawasan Mangkubumi Yogyakarta. Kulitnya hitam tak bersih. Parasnya renta dengan kerutan kulit menua. Ekspresi wajahnya menyembunyikan kepolosan dengan gurat-gurat tegas yang menandakan kerasnya hidup yang dijalaninya. Sebuah kotak kecil di dadanya. Tali yang mengikat kotak itu melingkar di lehernya. Tisu-tisu beragam ukuran nampak di kotak yang terlihat berat di bungkuk badannya.
Dia menoleh kepadaku. Senyum tuanya mengulum tipis. Tangannya menyorongkan sebungkus tisu dagangannya. Aku mengerti, dia menawarkannya untuk kubeli. Dua jari ku acungkan. Kakek itu menangkap maksudku. Ia tersenyum senang, lalu mengambil dua bungkus tisu. Lembaran Rp. 20.000 kuberikan. Sambil kukibaskan tangan, tanda agar uang kembaliannya untuk kakek saja. Diselipkannya uang itu di celah kotak asongannya. Mengucapkan terima kasih dengan khas logat kental Jawanya, lalu berlalu. Aku mengamati hingga kakek itu menjauh.
Sebuah frame kejadian setahun lalu, selalu teringat kembali jika merenung tentang siklus hidup, lahir, tua, sakit, mati. Yaaa kakek penjual tisu yang usianya kutaksir lebih dari 75 tahun. Terlihat lebih tua dari bapak saya. Usia yang sebenarnya tak produktif lagi, namun masih ‘terpaksa’ bekerja. Tentu buat cari makan, mempertahankan hidup. Kakek itu sudah tua. Entah kehidupan seperti apa yang ditanggungnya di usia senja itu. Aku hanya menghela nafas. Momen itu melecutkan sebuah warning, “Jika umur panjang, aku bisa seusia kakek itu. Lalu apakah aku akan seperti kakek itu?”
*
Teringat bapak dan ibu di kampong. Di usia senja yang mendiami rumah yang dulu berhias kami, 5 anak-anaknya. Bapak yang sudah lama pensiun dari tugas sebagai Pegawai Negeri Sipil. Mengisi hari-hari tuanya dengan bersahaja, setelah kami ‘mentas’ dari pendidikan dan memiliki kehidupan masing-masing. Bapak menikmati hari tuanya dengan tenang. Sibuk dengan koleksi burung perkutut. Yaaa, 'manggung' atau suara keriuhan perkutut yang menyejukkan hati sangat disukainya. Telaten merawat, memberi makan adalah satu fragmen bahagianya kehidupan di usia senjanya, di masa non produktifnya. Masih ada lagi kesenanagannya merawat kebun kecil seledrinya. Semua itu bukan aktivitas kesibukan yang berat, tapi bukan juga sekadar mengisi waktu luang yang banyak dimilikinya, namun adalah cermin kebahagiaan. Cermin dari perjuangan selama ini 'menanam' benih upaya untuk menciptakan hari esok yang lebih baik.
Dulu saat masih berdinas, 5 petak tanah dibelinya bertahap. Tanah yang cukup untuk dibangun rumah kecil. Yaaa, tanah-tanah itu ternyata ‘disediain’ sebagai jatah warisan untuk ke lima anaknya. Bapak sudah sejauh itu berpikir untuk ketenangan kehidupan masa depan dirinya dan keluarga. Bahkan saat kami (anak-anaknya) jauh berpikir untuk memintanya. Tidak sama sekali. Dan kini tiga diantaranya sudah dibangun rumah dan ditempati saudaraku bersama kelurganya. Aku dan adik bungsu, diproyeksikan kapling rumah dan tanah yang ditempatinya saat ini.
Itulah bapakku. Dulu semasa aku sekolah dan lulus, diberi kebebasan untuk menentukan sendiri sekolah yang dipilih. Bapak bilang, aku yang tau, apa yang dimau. Posisi bapak adalah yang mendukung moril, memberikan sharing pemahaman dan tentu biaya. Yang pasti pendidikan penting dan itu yang ‘hanya’ bisa diberikannya. Itu yang membuatku mencari informasi seluas-luasnya tentang sekolah maupun perkuliahan sebagai bekal untuk menapak dunia kerja yang tentu ujungnya adalah kehidupan masa mendatang. Kakak-kakakku yang banyak memberikan saran.
Bapak mengajarkanku tentang kemandirian yang akhirnya aku terlatih membentuk ‘kewibawaan’ pada tanggungjawab hidupku sendiri. Tanggungjawab tentang masa depanku. Lalu apakah aku akan seperti bapakku?
*
Kisah kakek dan asongan di atas, memuat makna masing-masing namun memiliki kesamaan tentang merancang masa depan. Bagaimana kediupan masa depan itu tergantung dengan apa yang kita lakukan di saat ini. “Membeli’ masa depan diperlukan upaya-upaya kita memiliki senjata untuk mendapatkannya. Strategi, perancangan, perhitungan yang tepat untuk menggapai tujuan. Tentu masa depan hari esok berkaitan erat dengan kesadaran diri kita sendiri untuk merancangnya. Dan itu harus dilakukan. Hisup bukan hanya hari ini. Hidup adalah juga hidup di masa depan.
Masa depan, hari esok tentu tak hanya soal kehidupan material, namun mencakup segala kebutuhan lahir dan batin. Kehidupan lahir berhubungan kehidupan materi yang mapan dan terencana. Bagaimana kita bisa bijak mengelola dari ragam kebutuhan yang menuntut pemenuhan. Baik bagi diri sendiri, maupun keluarga.
Jika kita memiliki penghasilan, tentu bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan saat ini saja bukan? Namun jangan lupa tentang bagaimana dengan kehidupan hari esok nanti. Bagaimana kehidupan esok saat kita sudah tidak bisa bekerja lagi. Bagaimana hari esok saat kita menurun kemampuan produktivitasnya. Inilah perlu dan pentingnya kita merancang secara bijak secara finansial, kehidupan masa mendatang kita.
Edukasi untuk Hari Esok, Perlu?
Apa yang sudah kita lakukan untuk hari esok secara financial?
Pertanyaan yang mungkin jawabannya umum dikatakan, menabung. Umum dilakukan banyak orang. Untuk apa menabung? Jelas untuk dana penjaga segala kebutuhan kita di masa mendatang, dan juga saat ini. Ada kebutuhan mendesak di luar anggaran kita, tabungan bisa menjadi salah satu solusinya. Anggota keluarga sakit, sumbangan sosial hidup kemasyarakatan, membeli barang idaman dan lain-lain bisa dilakukan dengan memanfaatkan tabungan. Itu oke saja. Namun apakah hanya sebatas itu saja? Lalu bagaimana untuk kebutuhan 5 atau pun 10 tahun mendatang? Pendidikan anak-anak misalnya? Apakah bisa menjamin dengan aman untuk ‘membeli’ masa depan kita? Membeli matahari esok yang cerah?
Menabung umum dilakukan, datang ke bank, kasih uangnya lalu simpan. Ada bunga seberapa pun besarnya itu. Tabungan bisa digunakan untuk kepentingan-kepentingan di masa sekarang. Tabungan riskan dengan inflasi. Uang Rp. 20 juta yang kita tabung sekarang, berbeda valuenya di 10 tahun mendatang. Pertumbuhannya tentu tak bisa mencakup lebih besar untuk kebutuhan masa mendatang. Pertumbuhan tabungan tentu tak sebaik investasi. Investasi memerlukan strategi, perhitungan, pemilihan produk, serta profil risiko yang tepat agar sesuai dengan tujuan keuangan kita.
Nah tentu untuk merancang strategi, perhitungan untuk hari esok memerlukan pemahaman yang baik terkait pengelolaan keuangan dalam merancang itu sendiri. Pemahaman yang baik diperoleh dari edukasi yang baik pula. Sehingga merancang dengan bijak dapat kita lakukan sesuai tujuan keuangan kita.
Merancang hari esok berkaitan dengan perlindungan terhadap kekayaan kita untuk kepentingan di masa datang. Misalnya saja untuk anak sekolah di masa 5 tahun mendatang. Kita harus mengetahui proyeksi yang kita butuhkan, dalam 5 tahun ke depan, 10 tahun ke depan, dan seterusnya. Dengan demikian, kita bisa memprediksi berapa nilai yang dibutuhkan atau bagaimana kita melindungi kekayaan kita yang sekarang, sehingga pertumbuhannya nanti cukup untuk membiayai kebutuhan kita, anak-anak, pendidikan, bangun rumah dan lain sebagainya.
Hal-hal seperti itu tentu harus dipahami dengan benar. Memiliki wawasan dan pandangan yang cukup agar bisa melakukan perhitungan yang akurat. Terkait hal itu, patut disimak salah satu perusahaan yang ternama bukan hanya karena produk-produknya namun juga semangat untuk edukasi bagi nasabahnya adalah Commonwealth Life. Commonwealth Life sebutan nama untuk perusahaan mulai melayani nasabah sejak 1992 dengan nama PT Asuransi Jiwa Sedaya, yang kemudian dikenal sebagai PT Commonwealth Life untuk kali pertama pada Juni 2007.
Commonwealth Life dikenal sebagai perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Beberapa produknya bukan semata bisnis namun mengedepankan edukasi pengelolaan keuangan pada masyarakat. Sejalan dengan visinya untuk menjadi yang terbaik dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan finansial, bisnis, dan masyarakat. Seiring dengan semangat edukasi itu Commonwealth Life hadir dengan Investra Titanium, digital facilities Commonwealth Life, Commitment Magazine, Financial Calculator dan portal e-services yang ada di dalam website Commonwealth Life.
Ketika masyarakat butuh perlindungan jiwa yang tinggi dan perencanaan keuangan untuk menghadapi risiko tak terduga, Commonwealth Life menghadirkan Investra Titanium. Investra Titanium adalah produk unit link yang memberikan manfaat berupa perlindungan asuransi jiwa dan investasi yang optimal. Dengan alokasi investasi yang lebih tinggi sejak tahun polis pertama, sehingga nilai investasi lebih cepat berkembang.
Produk ini membawa kebermanfaatan yang banyak diantaranya, manfaat meninggal dunia: 100% uang pertanggungan +nilai investasi. Manfaat terminal Illness: 50% up (mengurangi UP meninggal dunia). Manfaat akhir pertanggungan: nilai investasi. Beruntungnya lagi dalam produk Investra Titanium tidak lagi dikenakan biaya akusisi sejak tahun ke 3, sehingga seluruh premi yang dibayarkan akan langsung dialokasikan untuk investasi.
“Kita mengikuti perkembangan teknologi dan para user yang memakai alat device baru baru. Bisa digunakan sambil kerja. Saat kondisi macet di jalan. Ada simulasinya. Tujuannya untuk edukasi, bukan jualan. Agar masyarakat dapat berinteraksi,” jelas Denny.
“Karena kami ingin memberi informasi dunia finasnial dan edukasi. Ingin mendengar dari masyarakat,” kata Denny.
Edukasi Commonwealth Life menyangkut tabungan. Adanya inflasi, kenaikan, tabungan, otomoatis harus diketahui untuk tujuan apa tabungan dilakukan. Perlu tahu, apa sih yang direncanakan dan tujuannya untuk apa. Jadi salah satu menu adalah perencanaan keuangan. Itu utamanya. Tujuannya mengedukasi, menunutut penggunanya pada memahami aspek-aspek perencanaan keuangan yang baik.
Sebagai contoh, misalnya kalau mulai dengan Rp. 5 juta, karena untukk masa depan perlu instrumen-instrumen keuangan yang bisa membantu. Meski Rp. 5 juta, tapi nilai dalam 5 tahun ke depan bisa melebihi nilai yang diharapkan karena ada instrumen keuangan yang membantu. Itulah namanya edukasi apa artinya perencanaan keuangan yang baik.
Ada lagi majalah elektronik yang dihadirkan Commonwealth Life yang dapat diakses melalu www.commlife.co.id. Membaca, bisa main asyik dengan gadget, device, lebih lama berinteraksi. Commitment Magazine, majalah elektronik ini diakui MURI. Informatif, gosip, ada seleb,sosialita, semua untuk memberikan apa yang mereka renacakan, Tips dari seleb. Gratis. Bisa menjadi bahan inspirasi. Semua informasi bisa didonlot. Update bulanan.
Satu hal yang menarik adalah edukasi tentang perencanaan yang diperuntukkan bagi anak-anak, melalui games anak-anak. Misalnya games Koala, yang didasarkan pada umur. Bertujuan edukasi. Koala latar belakang asal usul anak perusahaan. Games dilihat dari bentuknya akan sangat disukai anak-anak usia 4-8 tahun. Commonwealth dalam hal ini berupaya mengedukasi anak-anak lewat dunia binatang. Sementara untuk usia SMP dihadirkan interaksi games, melalui kegiatan olahraganya. SMA, perkenalan favorit makanan. Jadi dikembangkan dunia interaksi dari jenjang umur.
Games adalah salah satu fitur dasar yang memberikan edukasi dasar mengenai perencanaan financial bagi masyarakat. Dilengkapi dengan konsep pengaturan keuangan seperti wirausaha, menabung, menyumbang yang disertai ilustrasi dan karakter yang lucu dan menarik.
Customer e-service, adalah layanan dan informasi mengenai polis nasabah. Agency e-service, adalah one stop solution untuk mengetahui update terbaru sekitar perusahaan, laporan hasil produksi, polis nasabah dan lain-lain. Employee e-service adalah layanan digital yang digunakan karyawan untuk melakukan transaksi. Bancassurance e-service adalah layanan bagi bisnis partner dalam melakukan monitoring proses bisnis menyediakan informasi mengenai produk dan berita terbaru dari perusahaan.
Dapat saya simpulkan produk Commonwealth terkait Investra Titanium, digital facilities Commonwealth Life, Commitment Magazine, Financial Calculator dan portal e-services adalah sebuah upaya untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan finansial, bisnis, dan masyarakat luas. Semua informasi produk bisa ditanyakn terlebih dahulu bila belum jelas. Dan meanriknya adalah semangat edukasi perencanaan keuangan yang termuat dalam websitenya. Dan semua bisa diperoleh gratis. Pasalnya memang diperuntukkan bagi masyarakat agar dapat memahami, membuka wawasan tentan pengelolaan dan perencanaan keuangan dengan baik. Selanjutnya bisa memutuskan, merancang dan mengelola keuangan demi masa depan yang lebih baik. Sejalan dengan semangat edukasi Commonwealth.
Paling tidak dengan bekal dan pemahaman yang mencukupi terkait pengelolaan keuangan, kita dapat menjamin dan membeli masa depan yang lebih baik. Menikmati usia senja tanpa pusing dengan permasalahan financial. Dapat memberikan bekal mencukupi anak-anak untuk kebutuhan pendidikan bagi modal masa depannya kelak. Dan dapat merencanakan dengan baik tentang segala hal menyangkut penghidupan di hari esok yang lebih baik.
Bagi saya, memiliki hari esok nanti pengennya lebih dari kebahagiaan yang dinikmati bapak saya saat ini. Mungkin bukan hanya dapat menjalani hari tua, masa pensiun dengan sekian banyak perkututnya, tapi bisa menikmati kebahagiaan bersama mereka yang merangkak di usia senja tanpa merepotkan orang lain. Dan memiliki keluarga yang sehat lahir batin, hingga matahari esok yang lebih baik.
@rahabganendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H