Uji Coba Film V-Kool
Bersama grup kedua dari peserta acara, yakni yang membawa kendaraan pribadi, saya melihat uji coba daya tolak panas panas di ruangan lantai 1 V-Kool. Dipandu oleh Monita dari V-Kool, kami ditunjukkan pada sebuah alat di ruangan lantai 1, uji coba dilakukan dengan alat ukur bernama multimeter. Alat ini berukuran kecil berwarna hitam. Ada bagian celah yang bisa dimasukkan kaca yang akan diukur dari atas. Caranya simple, kaca dimasukkan ke celah dari atas dan multimeter akan mengukur setelah alat dinyalakan. Angka akan muncul pada layar depan. Ada angka menunjuk parameter Infrared dan UV. Angka itu sebagai indicator, saat angka menunjukkan nominal besar, maka daya tolak IR dan UV-nya semakin rendah. Kaca berpelapis V-Kool yang diuji coba menunjukkan IR Transmition angka 3, artinya IR yang diteruskan adalah 3 % sedangkan 97% lainnya ditolak. Sementara angka UV menunjuk 0. Lihat gambar di bawah ini.
Rasa panas di telapak tangan yang didekatkan berbeda, saat jenis lampu berikutnya. Hingga yang paling akhir adalah jenis kaca berpelapis V-Kool VIP yang terasa panas minimal, jauh dibanding kaca pertama. Menurut Monita, film V-Kool VIP inilah produk yang terbaik menolak panas. V-Kool VIP mampu menolak solar energy hingga 73,42% dan menolak sinar infra red hingga 96,73%. Uji coba ini, membuktikan bahwa V-Kool memiliki kemampuan daya tolak panas yang baik, bukan menyerap panas. Hasilnya, panas yang menyinari kaca berpelapis film V-Kool VIP sangat baik menolak panas. Inilah yang membuat kabin, ruangan berasa nyaman dan adem saat menggunakan produk film V-Kool.
Pada kaca polos, terasa panas di tangan akibat panas menembus kaca. Kaca brand X juga terasa panasnya meski tak sepanas kaca polos. Lalu kaca ketiga berlapis film V-Kool, tak terasa panas, hangat pun hanya sedikit. Artinya, Kaca berfilm V-Kool bekerja lebih baik menolak panas dalam ruangan.
Uji coba belum berakhir. Lanjut di ruangan bawah, di basement, tempat peserta yang membawa mobil memarkirkan kendaraannya. Termasuk saya. Ada ruang untuk menguji lengkap dengan sebuah mobil yang sudah dilengkapi kaca film V-Kool. Dan di sebelahnya ruangan untuk melayani customers V-Kool. Satu persatu mobil peserta diuji kaca filmnya. Ada alat yang disebut i-measure yang mendeteksi nilai VLT (cahaya tampak), nilai UV dan nilai infra red (IR). Kaca film dari mobil yang berbeda, ternyata menunjukkan angka ketiga nilai yang dihitung. Tentu saja karena beda-beda merek filmnya dan juga waktu pemakaian yang menurunkan fungsi kaca filmnya juga berbeda-beda.
Ada mobil Sutiono yang diuji. Alat i-measure ditempelkan di kaca depan, hasilnya alat menunjukkan nilai VLT 52%, nilai IR 32% dan nilai UV 0,0 %. Artinya kualitas pelapis kaca film milik Sutiono masih menembuskan sinar infra red ke dalam kabin sebesar 32 %. Untuk UV tak ada yang masuk dan cahaya tampak masuk sebesar 52%. Ada kelebihan di cahaya tampak, yang idealnya untuk kaca depan 40%. Memang tergantung selera juga. Sedangkan untuk mobil saya, saat menguji kaca samping nilai VLT 28 %, nilai IR 19 % dan nilai UV 0,0 %. Kaca ku kurang gelap yaaa hehee. Begitu selanjutnya, mobil peserta diuji satu-satu.