TUBUH perlu diproteksi dari sinar panas matahari, baik itu saat berkendara, di kantor maupun di hunian. Pasalnya terik matahari mengandung gelombang sinar matahari yang sarat dengan gelombang sinar yang berpotensi negatif terhadap tubuh. Ada tiga gelombang yang dipancarkan matahari, yakni sinar ultraviolet, sinar infra merah dan cahaya tampak. Ada parameter ideal, sejauh mana sinar ultraviolet dan infra merah aman bagi tubuh. Sarana pelindung yang menolak panas berbahaya sinar matahari menjadi perlu dan penting. Bukan itu saja, pilihan kadar intensitas cahaya tampak matahari juga penting untuk kenyamanan, baik itu saat berkendara/ di dalam kabin kendaraan maupun di gedung berfasilitas kaca.
Oleh karenanya kunci penggunaan film menjadi penting sebagai pelindung yang memproteksi keamanan dan kenyamanan. Menentukan pilihan produk film, butuh kecermatan, ketelitian dan kecerdasan agar memperoleh produk yang berkualitas. Banyak sekali pilihan produk, value dari produk menjadi pertimbangan utama. Untuk pilihan adalah produk film, bolehlah menengok produk film V-Kool, yang diproduksi pabrik Southwall Technologies di USA. Film yang cukup popular ini telah berteknologi canggih. Pasalnya teknologi canggih penyeleksi gelombang kaca film V-Kool telah mengadopsi coating pesawat keren Stealth Bomber. Pesawat ‘Siluman’ anti radar yang pernah dipakai di Perang Teluk beberapa tahun silam.
Nah product knowledge tentang film V-Kool ini saya ketahui lebih gamblang saat acara Kompasiana Coverage yang mengunjungi V-KOOL Flagship Outlet, Jl. Trembesi, The Central 88 No 817, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu, 29 Mei 2016 lalu. Banyak hal dan seluk beluk tentang film V-Kool yang saya serap. Bagi saya, wawasan tentang film V-Kool yang banyak digunakan di kendaraan, perkantoran dan hunian ini cukup penting, karena terkait kenyamanan dan juga keamanan bahkan kesehatan penggunanya.
Lalu bagaimana cara memilih kaca film yang bagus? Seperti apa teknologi canggih penyeleksi gelombang kaca film V-Kool yang diadopsi dari coating pesawat keren Stealth Bomber itu? Bagaimana sistem kerja V-Kool menjamin kenyamanan dan keamanan pengendara di dalam kabin?
Mengenal Karakteristik Matahari
Selama ini sinar matahari dikenal sebagai sumber energy yang tak tergantikan. Gelombang sinarnya memang bermanfaat untuk kehidupan kita. Namun gelombang sinar matahari perlu diminimalisir saat ‘terkonsumsi’ oleh tubuh kita. Tentang gelombang sinar karakteristik matahari ini, Mas Billy dari V-Kool memberikan penjelasannya saat Acara Kompasiana Coverage bertema “Berkendara Aman dan Nyaman dengan Perlindungan V-KOOL,” di V-KOOL Flagship Outlet, Jakarta Pusat, pada Minggu, 29 Mei 2016 lalu.
Infrared tak dapat terlihat oleh mata telanjang kita, tetapi dapat kita rasakan sebagai panas. Panjang gelombang IR paling panjang 700 nm ke atas. Sementara Ultraviolet juga tak terlihat oleh mata telanjang. Prosentase UV paling kecil (3%) namun efeknya paling besar dan berbahaya. Jika penyinaran UV dilakukan terus menerus, maka bisa berakibat penuaan dini, kanker kulit serta kerusakan kornea mata/ katarak. Panjang gelombang UV berkisar 100-400 nm.
Film adalah Proteksi Penting terhadap Sinar Matahari
Saat datang menuju V-KOOL Flagship Outlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, saya membawa mobil sedan Gallant keluaran lama. Masih lumayan punya sehhh, mesinnya bandel dan lumayan halus. Sekitar jam 08.00 WIB, saya sudah meluncur dari kawasan Grogol. Untung pas hari Minggu, jadi jalanan lumayan lancar, tak macet seperti hari biasa. Hari lumayan cerah. Panas matahari sudah menghangat. AC mobil masih oke punya. Kunyalakan. Biasa pastinya gerah kalau tak nyala. Apalagi kaca mobil sudah lama, kurang bermerek nampaknya sudah waktunya ganti. Fisiknya sudah kurang sedap lagi. Imbanglah dengan usia mobil hehee. Kaca samping dan belakang sihh pakai 60%. Sementara kaca depan? Separo memakai kaca film! Hehee, soalnya biar terang. Ehh padahal terang/ gelap kaca film bisa dipilih yaaa.
Kondisi itu terasa banget kalau cuaca panas terik, sangat tak nyaman. Wah gimana kalau tanpa perlindungan kaca film yaaa? Ditambah lagi kondisi macet khususnya di jam-jam tertentu, membuat saya bisa berlama-lama di jalan. Apalagi kalau lewat Jagorawi saat pulang ke Bogor, saya biasa gunakan AC mobil yang masih oke punya. Asupan AC yang ‘kenceng’ membantu meredam panas di kabin, agar bisa jadi adem. Namun yaa ituuu.. efeknya boros di BBM. Sangat tak efektif.