Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

HIV Aids di Batam, Pertama Kali Muncul di Pulau Terluar

2 Mei 2016   18:57 Diperbarui: 3 Mei 2016   03:23 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mc Dermot, sebagai contoh perusahaan swasta yang konsisten dan peduli dalam pencegahan HIV Aids di Batam. Khususnya dilakukan bagi para pekerjanya. Miris bahwa prosentase terbesar penderita HIV Aids adalah pekerja laki-laki. Dan perusahaan Amerika itu, sebagian besar pekerjanya adalah lelaki!

Lalu bagaimana dengan kesadaran masyarakat terhadap HIV Aids?

Ibu Rupiati memberi informasi yang cukup melegakan. Menurutnya upaya-upaya yang telah dilakukan, berdampak pada kesadaran warga yang meningkat dalam memahami HIV Aids.

Ahh, aku berharap banyak, bahwa upaya yang dilakukan dapat membuahkan hasil. Dan salut untuk yang terlibat dalam pencegahan penyakit mematikan itu. 7 LSM telah terlibat. Seperti apa yang dikatakan Bang Juniadi Adinda, dari Forum Masyarakat Peduli Aids Batam (FOMPAB), yang mengaku meski dana harus mengucurkan dana pribadi namun pihaknya konsisten melawan HIV Aids. Tentu saja factor dana adalah penting. Dan selama ini dana yang digunakan untuk aksi penanggulangan HIV Aids diperoleh dari Global Fund.

Komisi Penanggulangan Aids menggunakan dana hibah Global Fund (GF) yang tercatat pada 2014-2015. Data dari sub bidang Bagian Keuangan Dinkes Batam mencatat sumber dana pembiayaan pembangunan kesehatan Kota Batam 2015, untuk dana hibah GF sebesar Rp. 496.194.546,00. Angka ini lebih kecil dibanding tahun sebelumnya, yakni pada 2014 sebesar Rp. 642.242.296,26.

5-1-57273e52567b610b08a9b61b.jpg
5-1-57273e52567b610b08a9b61b.jpg
Global Fund (GF). (Ganendra)

Dalam benakku menggarisbawahi, bahwa upaya penanggulangan HIV Aids tidaklah mudah. Pergaulan bebas dan hubungan seks tak aman, pasangan berisiko masih mudah ditemui di sudut-sudut malam kota yang kaya ragam wisata kuliner laut ini. Seperti mereka, para perempuan itu. Perempuan berpakain minim dan sexi dengan hembusan rokoknya saat duduk bergerombol di depan sebuah café. Café yang kulintasi di malam itu, saat mencari ole-ole di kawasan Nagoya. Pemandangan serupa yang sering kulihat di waktu dulu, 9 tahun silam di keremangan malam sudut Kota Batam. Aaaaahh #BaperLagi

BERSAMBUNG

Twitter/ Instagram: @rahabganendra

BACA: Bergayut Nostalgia, Merekam Jejak ‘Nusantara Sehat’ di Tapal Batas Barat (1)

Artikel ini ditayangkan pertama kali di blog pribadi milik penulis, di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun