Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pantang Menyerah, Lawan Diabetes!

7 April 2016   02:29 Diperbarui: 7 April 2016   03:31 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Lawan Diabetes!"][/caption]ANDA suka makan di luar? Punya kebiasaan pola makan yang buruk? Nggak suka mengonsumsi sayur, buah, kurang olahraga, obesitas, minum beralkohol dan merokok? Jika bertahan dengan pola hidup demikian, kamu mesti waspada munculnya gejala diabetes!

Sudah banyak bukti yang menyatakan perilaku seperti diatas jika diteruskan dan tak diubah, akan beresiko menjadi diabetes. Taukah Anda, meski bukan penyakit menular, diabetes menduduki posisi ketiga ‘penyumbang’ penyebab kematian di Indonesia! Bahkan pada 2015, negeri kita menempati urutan ke tujuh untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia, bersama Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brasil, Rusia dan Meksiko.

Seperti apakah sih penyakit yang bisa menjadi penyebab utama kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan amputasi kaki ini? Bisakah diabetes dicegah? Bagaimana upaya pencegahannya?

Sebelumnya kita ketahui dulu data dan fakta tentang diabetes, sang penyebab ‘pencabut nyawa’ tertinggi di dunia, juga mitos-mitos salah kaprah yang mengiringnya. Informasi yang bermanfaat untuk diketahui seiring peringatan Hari Kesehatan Sedunia pada hari ini, Kamis 7 April 2016 yang mengambil tema global Diabetes. Hari Kesehatan Sedunia ini bertepatan dengan tanggal berdirinya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Data-data penting Diabetes yang Wajib Diketahui

International Diabetes Federation (IDF) Atlas pada 2015, mencatat bahwa ada 415 juta orang dewasa dengan diabetes. Angka ini merupakan kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta pada 1980an. Pada 2040 diperkirakan jumlahnya akan menjadi 642 juta!

Data WHO (2014), menyebutkan bahwa 90% orang dengan diabetes di seluruh dunia adalah penyandang diabetes tipe 2 disebabkan gaya hidup yang kurang sehat. 1 dari 2 orang dengan diabetes tidak tahu dirinya memiliki diabetes/undiagnosed (IDF 2015). Data WHO, pada 2013, pembelanjaan terbesar untuk diabetes di dunia adalah sekitar 612 miliar dolar, diestimasikan termasuk sekitar 11% dari pembelanjaan untuk kesehatan dunia. Mulai 2010 sampai 2030, WHO menyebutkan kerugian dari gross domestic product (GDP) di seluruh dunia karena diabetes diestimasikan sekitar 1,7 triliun dolar.

Lalu bagaimana data diabetes di Indonesia?

Data dari Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat bahwa diabetes saat ini sudah menjadi penyakit pembunuh nomor 3 di Indonesia (6,7%) merujuk pada data Sample Registration Survey 2014. Data-data menunjukkan peningkatan jumlah penyandang Diabetes, data Riset Kesehatan Dasar/ Riskesdas menunjukkan peningkatan prevalensi dari 5,7% (2007) menjadi 6,9% atau sekitar 9,1 juta (2013). Sementara itu di tingkat global berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) jumlah estimasi penyandang diabetes di Indonesia diperkirakan sebesar 10 juta dengan menempati urutan ketujuh tertinggi setelah China, India, Amerika, Brazil, Rusia dan Meksiko. Mengapa sedemikian tinggi?

“2/3 Kasus Diabetes di Indonesia (Riskesdas 2013) saat ini belum terjangkau dan belum mengakses layanan kesehatan,” kata dr. Lily S. Sulistyowati, MM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), Kemenkes RI saat acara workshop“Cegah, Obati, Lawan Diabetes Hari Kesehatan Sedunia 2016” pada Jumat (1/4/2016) di Gedung Balitbang Kemenkes RI, Jl. Percetakan Negara, Jakarta Pusat.

[caption caption="dr. Lily S. Sulistyowati, MM selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM), Kemenkes RI saat acara workshop “Cegah, Obati, Lawan Diabetes Hari Kesehatan Sedunia 2016” pada Jumat (1/4/2016) di Gedung Balitbang Kemenkes RI, Jl. Percetakan Negara, Jakarta Pusat. (FOTO GANENDRA)"]

[/caption]

Lebih jauh dr Lily menjelaskan bahwa diabetes menempati urutan ketiga dari sepuluh penyebab kematian utama (semua umur) di Indonesia pada 2014. Dari urutan pertama tersebutkan Stroke, penyakit jantung Koroner, Diabetes Melitus dengan komplikasi, Tuberkulosis paru, Hipertensi dengan komplikasi, Penyakit Paru Obstruksi Kronis, Penyakit Hati, Kecelakaan lalu lintas, Pneumonia, diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain.

Apakah Diabetes itu?

Nah, perlu diketahui tentang penyakit Diabetes. Menurut dr. Lily, diabetes adalah suatu kondisi dimana kadar gula/ glukosa dalam darah tinggi. Tubuh memproduksi insulin, suatu hormon yang dikeluarkan pankreas, untuk memecah gula yang dikonsumsi dalam makanan. Penurunan produksi dan/ atau pemanfaatan insulin menyebabkan diabetes. Jika tidak diobati atau tak terkontrol, diabetes dapat menyebabkan masalah serius, seperti penyakit jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal yang dapat mengancam nyawa.

“Diabetes bukan penyakit menular dan bukan penyakit keturunan,” jelas dr Lily.

Diabetes terbagi menjadi 2, yakni diabetes tipe 1 dan 2. Pada Diabetes TIPE !, tubuh berhenti memproduksi insulin karena perusakan sel pankreas. Biasanya didiagnosis pada orang dewasa muda atau anak-anak. Diabetes TIPE 2, panklreas memproduksi insulin tidak memadai, atau tubuh tak mampu menggunakan insulin dalam tubuh dengan benar. Biasnaya terjadi pada orang dewasa khususnya yang kelebihan berat badan/ obesitas. Diabetes tipe 2 ini adalah bentuk yang lebih umum dari diabetes, terhitung 90% dari kasus.

Mengenai gejala umum diabetes, dr Lily menjelaskan, untuk diabetes tipe 1, biasanya muncul rasa mudah lelah. Sedangkan gejala-gejala diabetes tipe 2 seperti pandangan kabur dan berkabut, mudah lelah, sering buang air kecil daripada biasanya, cepat haus dan minum berlebihan, kesemutan di kaki, luka yang sulit sembuh, mudah lapar, makan lebih banyak dibadning biasanya.

[caption caption="Diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab kematian nomor tiga di Indonesia (survey 2014). (dokpri)"]

[/caption]

Mitos dan Fakta Diabetes

Tentang diabetes ini, berkembang di masyarakat beragam mitos. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi yang benar tentang diabetes yang diperoleh masyarakat. Inilah pentingnya kampanye diabetes yang dilakukan oleh siapa pun. Beragam mitos dan fakta yang benar diantaranya seperti di bawah ini.

“Diabetes Bukan Masalah Besar.”Tentu saja jika diabetes dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan bahkan memabawa kematian lebih cepat. Pasalnya menderita diabetes memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan.

“Orang dengan Diabetes Harus Melakukan Diet Khusus.”Diet makanan sehat berlaku buat siapa pun termasuk orang dengan diabetes. Pola makan sehat harus mengandung biji-bijian, sayur dan buah. Hindari lemak trans, karbohidrat olahan terutama gula.

“Olahraga pasti Menurunkan Berat Badan.” Olahraga atau aktivitas fisik tak selalu menurunkan berat badan. Dengan olahraga menghasilkan otot. Otot memiliki berat. Keuntungan olahraga adalahmeningkatkan kepekaan insulin, menurunkan tekanan darah, kadar lipid serta membantu mencegah serangan jantung.

“Penyandang Diabetes Tak dapat Donor Darah.” Penyandang diabetes tetap dapat berdonor darah selama kadar gula darahnya terkendali.

“Perempuan Penyandang Diabetes Sebaiknya Tak Hamil.” Asal dengan kontrol dan pengendalian gula darah yang baik, perempuan penyandang diabetes dapat tetap hamil dan melahirkan bayi sehat.

“Penggunaan insulin saat hamil akan berdampak buruk pada bayi.” Insulin tak memberi dampak buruk pada bayi, malah kadar gula darah tinggi yang bisa memberi dampakl buruk pada bayi. Hanya sedikit sekali insulin yang memasuki plasenta, sehingga aman digunakan untuk mengendalikan kadar glukosa dalam darah selama kehamilan karena pola makan dan olahraga saja tak cukup.

“Penyandang Diabetes hanya dapat makan gandum, tak dapat makan nasi.” Tak benar. Gandum maupun nasi mengandung karbohidrat (-70%) dan indek glikemi yang sama. Keduanya meningkatkan kadar gula secara sama. Dengan porsi terbatas keduanya dapat dikonsumsi.

“Penyandang Diabetes tak dapat makan permen atau coklat.” Dengan diet dan olahraga, penyandang diabetes dapat makan makanan manis seperti permen, es krim, kue dengan catatan porsinya kecil dan hanya saat acara istimewa.

“Penyandang Diabetes tak dapat makan makanan dengan starch seperti pasta, roti, kentang, mie.” Penderita diabetes dapat makan makanan starch dengan porsi kecil, juga dapat makan makanan berkarbohidrat, kuncinya adalah mengenali kadar karbohidrat dalam makanan, lalu sesuaikan jenis makanan dan porsi yang dikonsumsi.

“Penyandang Diabetes tak dapat terlalu banyak olahraga, karena kadar gula darah bisa terlalu rendah.”Penyandang diabetes yang menjalani terapi insulin harus menjaga keseimbangan olahraga, insulin dan pola makan. Penyandang diabetes tipe 2 yang tak tergantung insulin dan minum obat secara teratur tak akan jatuh kadar gula darahnya karena olahraga. Olahraga atau pun kegiatan fisik sangat penting untuk mengendalikan diabetes bersamaan denagn menjaga berat badan normal.

Bagaimana Mencegah Diabetes?

Diabetes merupakan salah satu dari empat prioritas Penyakit Tidak Menular (PTM) yang 80% kejadian diabetes dapat dicegah. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan PHBS adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

“Lakukan CERDIK untuk melawan Diabetes,” kata dr Lily.

CERDIK yang dimaksudnya adalah singkatan dari Cek kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istirahat yang cukup, Kelola stress. Nah dapat dikatakan bahwa upaya-upaya pengendalian faktor risiko penyakit Diabetes dengan mendorong dan membudayakan gaya hidup sehat. Perhatikan konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang. Konsumsi 5 porsi sayur dan buah setiap hari, kurangi penggunaan garam, gula dan lemak serta hindari makanan olahan/kemasan yang mengandung banyak gula dan garam.

“Untuk gula kalau biasanya pakai 2 sendok untuk teh manis pagi hari, jadi 1 sendok saja,” jelas dr. Lily.

Minum air putih sangat baik untuk kesehatan. Pilih minuman tawar daripada minuman manis. Banyak makan buah dan sayur. Untuk karbohidrat, nasi, mie, kentang, sagu, pasta, dan sebagainya, biasakan porsinya porsi sehat, tidak berlebih dan dikonsumsi dalam porsi kecil saja, jangan berlebih.

[caption caption="Pencegahan diabetes. (Kemenkes RI)"]

[/caption][caption caption="Pencegahan diabetes. (Kemenkes RI)"]
[/caption][caption caption="Pencegahan diabetes. (Kemenkes RI)"]
[/caption][caption caption="Pencegahan diabetes. (Kemenkes RI)"]
[/caption]

[caption caption="Pencegahan diabetes. (Kemenkes RI)"]

[/caption]

Selain itu upayakan untuk bergerak secara aktif dengan melakukan aktifitas fisik/ olah raga secara baik, benar, teratur dan terukur (BBTT). Jangan tunggu sakit, lakukan pemeriksaan kesehatan/ deteksi dini faktor risiko Diabetes secara teratur, awasi berat badan dan jaga agar tetap ideal (IMT 18-23), periksa gula darah dan tekanan darah secara berkala.

Bagi yang sudah rajin berolah raga, tetaplah semangat berolahraga. Bagi yang belum berolahraga dianjurkan rajin melakukan gerakan olah raga, paling tidak 30 menit sehari, paling sedikit 150 menit seminggu. Bisa rutin berjalan kaki atau lari setiap pagi atau sore, main badminton, sepak bola, voli, berenang, pencak silat, senam, dan yoga. Bahkan kegiatan menyapu dan mengepel rumah, membersihkan halaman.

“Bisa juga di kantor, sering menggunakan tangga daripada lift, itu juga aktivitas fisik yang berguna,” kata dr. Lily.

Nah untuk mereka yang sudah menyandang Diabetes, ikuti saran medis dengan minum obat teratur, menjaga pola makan, beraktifitas fisik dan meningkatkan kemandirian.

Kampanyekan "Lawan Diabetes!"

Mengingat bahayanya diabetes maka menjadi tanggungjawab bersama untuk mencegahnya. Partisipasi masyarakat diperlukan, dengan mendorong penerapan gaya hidup sehat mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungannya.

Peningkatan jumlah penyandang Diabetes akan meningkatkan angka kecacatan, serta kematian dini (premature death), peningkatan pembiayaan kesehatan, meningkatkan beban JKN dan meningkatnya beban ekonomi negara, untuk itu seluruh komponen bangsa harus bergerak bersama-sama dalam upaya menghentikan peningkatan jumlah penyandang Diabetes dengan mengendalikan faktor risikonya, mulai dari diri sendiri, keluarga, kelompok masyarakat, kabupaten/ kota, provinsi dan nasional.

Nah, mumpung bertepatan dengan momen Hari Kesehatan Sedunia (HKS) 7 April di seluruh dunia, termasuk Indonesia, merupakan momentum untuk menyadari bersama dan mengkampanyekan ‘lawan diabetes.’ Apalagi diabetes menjadi perhatian dunia, seiring tema peringatan HKS 2016 di tingkat global adalah “Diabetes” dengan sub tema yang diangkat adalah“Diabetes Superhero, di tingkat regional Asia Tenggara (SEARO) Prevent, Treat and Beat Diabetes.” Sementara di tingkat nasional tema yang diangkat adalah “Cegah, Obati, Lawan Diabetes.”

Bisa juga kampanye melalui Aplikasi ProSehat yang dapat diinstal melalui Google Play Store, cari ProSehat Apps. Nah melalui aplikasi ini ada 3 tantangan loor KAMPANYE DIGITAL #AkuMauSehat UNTUK #LawanDiabetes. Pertama Nominasi Kota Teraktif. Kedua Konten Interaktif dan Ketiga, Photo Challenge Instagram 21 Hari #LawanDiabetes. Eh ada hadiahnya juga loorr. Mau ikut? Instal aplikasinya sekarang juga.

Mari jadi bagian dari Kampanye Pantang Menyerah #LawanDiabetes #AkuMauSehat. Ayo, Cegah, Obati, Lawan Diabetes mulai sekarang juga!!

SELAMAT HARI KESEHATAN SEDUNIA!

World Healthy Day!

@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi Cover DISINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun